EUR/USD 1.079   |   USD/JPY 152.200   |   GBP/USD 1.261   |   AUD/USD 0.664   |   Gold 2,301.64/oz   |   Silver 26.56/oz   |   Wall Street 38,664.73   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,134.72   |   Bitcoin 59,123.43   |   Ethereum 2,988.17   |   Litecoin 80.12   |   Penutupan mingguan GBP/USD di atas 1.2550 dapat menarik pembeli, 12 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling bergerak lebih tinggi dengan perhatian tertuju pada NFP AS, 12 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Dolar AS melanjutkan pelemahan karena pasar menunggu data pekerjaan utama, 12 jam lalu, #Forex Fundamental   |   USD/CHF kehilangan daya tarik di bawah level 0.9100, menantikan data NFP, 12 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 20 jam lalu, #Saham AS

Harga Minyak Cuan Di Tengah Gejolak Anti-Pemerintah Iran

Penulis

Demonstrasi awalnya berfokus pada kesulitan ekonomi dan korupsi, tetapi kemudian menjadi reli politik terbesar dalam satu dekade di Iran.

Seputarforex.com - Harga Minyak menanjak di awal perdagangan sesi Asia pada hari Rabu pagi ini (3/Januari), sementara ketegangan menggelora di Iran. Sejak pergantian tahun, demonstran anti-pemerintah tumpah ke jalan-jalan, menyerang pos-pos polisi, dan mendorong pemerintah untuk menutup sementara akses media sosial di Teheran.

Demosntrasi Anti-Pemerintah Iran Januari 2018

 

Protes Terbesar Dalam Satu Dekade

Demonstrasi di Iran yang pecah akhir minggu lalu, awalnya berfokus pada kesulitan ekonomi dan korupsi di dalam negeri, tetapi kemudian berubah menjadi reli politik terbesar dalam satu dekade. Sejumlah demonstran dan otoritas keamanan tewas, serta ratusan orang lainnya ditangkap. Kemarahan demonstran diarahkan pada rezim ulama yang telah memimpin Iran sejak Revolusi 1979, termasuk pimpinan tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Iran termasuk salah satu produsen minyak terbesar OPEC, sekaligus satu dari dua pengaruh dominan di Timur Tengah, tetapi kondisi ekonominya cenderung lemah. Saat ini Iran diketahui tengah terlibat proxy war dengan Arab Saudi di beberapa wilayah, termasuk Yaman, Irak, dan Syria. Demonstran menyatakan ketidaksukaan mereka pada intervensi luar negeri oleh pemerintahnya, serta menuntut ditingkatkannya penciptaan lapangan kerja bagi pengangguran angkatan kerja muda yang telah mencapai 29% tahun lalu.

Presiden Hassan Rouhani menuduh partisipan protes bukannya menuntut "roti dan air", melainkan menginginkan "lebih banyak kebebasan"; mengindikasikan bahwa demonstrasi sejatinya diarahkan untuk menggusur pemerintahannya. Indikasi tersebut diperkuat pula dengan fakta bahwa menyusul kabar merebaknya gejolak ini, Presiden AS Donald Trump dan PM Israel Benjamin Netanyahu langsung menyampaikan dukungan pada demonstran.

 

Dilema Bagi Trump

Hal ini disinyalir menghadirkan dilema baru bagi Trump. Dalam dua pekan mendatang, ia harus memutuskan apakah akan melanjutkan pencabutan sanksi atas Iran, atau justru kembali mengingkari perjanjian sebelumnya dan menjatuhkan sanksi lagi. Bagi pasar Minyak global, penerapan sanksi kembali oleh AS, bisa berakibat pada terhampatnya ekspor minyak Iran.

Menurut para pakar yang diwawancarai Reuters, jika Trump kembali menjatuhkan sanksi atas Iran, maka itu akan melumpuhkan ekonominya. Namun, langkah tersebut juga bisa mengirim "pesan yang salah" mengenai dukungan AS bagi masyarakat Iran yang memberontak.

Pada Selasa malam, harga Minyak sempat melandai lantaran normalnya kembali aktivitas Forties Pipeline setelah penutupan selama dua pekan. Efek lancarnya jalur pipa minyak penting di Laut Utara tersebut, agaknya mampu mengimbangi risiko politik di Iran untuk sementara. Akan tetapi, pagi ini Brent dan WTI kembali mencuat lantaran aksi protes anti-pemerintah terus memanas. Saat berita ditulis, Brent naik 0.14% ke $66.56, sedangkan WTI naik 0.12% ke $60.40.

281710
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.