Harga minyak mentah melambung tinggi di sesi Asia pagi ini, Selasa 16 Februari 2016, setelah beberapa negara produsen diketahui telah bertemu untuk mendiskusikan pemangkasan produksi minyak mereka. Di NYMEX, WTI untuk pengiriman Maret melonjak 4.19 persen ke 30.68 Dolar per barel. Sedangkan harga acuan Brent terakhir naik 1.47 persen ke 34.48 Dolar per barel.
Reli harga minyak yang sempat tertahan pada sesi Asia hari Senin melejit dalam semalam berkat naiknya lagi spekulasi seputar pemangkasan produksi oleh produsen-produsen minyak terkemuka.
Menteri perminyakan Nigeria mengatakan pada Reuters bahwa "mood" di OPEC bergeser menuju konsensus bahwa sebuah keputusan harus dicapai guna menyangga harga minyak. Sedangkan kantor berita Interfax mengabarkan, negara non-OPEC Rusia menyatakan mereka sedang mendiskusikan hal yang sama dengan negara-negara anggota OPEC secara terpisah, khususnya Venezuela, meski bukan dengan organisasi kartel minyak itu sendiri.
"Beberapa trader masih menimbang peluang pengurangan (produksi) OPEC plus Rusia, dan menutup posisi short mereka," kata Frank Klumpp, analis minyak di Landesbank Baden-Wuerttemberg yang berbasis di Jerman.
Meskipun demikian, banyak analis, termasuk International Energy Agency (EIA), cenderung skeptis akan terjadinya kesepakatan diantara negara-negara produsen utama untuk mengerem pembengkakan pasokan minyak di pasar. Lembaga investasi Phillip Futures pun mengatakan dalam catatannya, "Kami terus meyakini bahwa jika harga ditopang secara artifisial oleh pemangkasan produksi, (maka) itu hanya akan memberi ruang bagi bentuk (proses) produksi yang lebih mahal untuk bergerak, dan hanya akan memecahkan masalah (oversupply) ini dalam jangka pendek."