EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,300.87/oz   |   Silver 26.91/oz   |   Wall Street 38,139.19   |   Nasdaq 15,605.48   |   IDX 7,117.43   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   EUR/JPY diperdagangkan lebih tinggi di sekitar 166.00 di tengah membaiknya sentimen risiko, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD turun ke dekat level 1.3700 di tengah harga minyak mentah yang lebih tinggi, sentimen Risk-On, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD naik mendekati level 1.2550 dengan ekspektasi pergeseran momentum, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF tetap berada di bawah tekanan jual di bawah level 0.9150 menyusul data IHK Swiss, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 14 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 14 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 14 jam lalu, #Saham AS

Harga Minyak Meninggi Lagi Pasca Laporan API

Penulis

Harga minyak mentah menanjak lagi pada sesi perdagangan Rabu pagi ini (29/6) setelah laporan dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan penurunan persediaan minyak AS dalam jumlah besar.

Harga minyak mentah menanjak lagi pada sesi perdagangan Rabu pagi ini (29/6) setelah laporan dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan penurunan persediaan minyak AS dalam jumlah besar. Sementara itu, investor kembali mengamati perkembangan Brexit, karena menguatnya spekulasi Skotlandia akan memisahkan diri dari Inggris.

ilustrasi

Di New York Mercantile Exchange (NYMEX), WTI naik sekitar 1 persen ke $48.22, sementara Brent diperdagangkan di kisaran $48.86 per barel saat berita ini diturunkan. Kemerosotan harga yang telah berlangsung selama beberapa hari pasca Brexit tertahan oleh sejumlah kabar akan terganggunya produksi di beberapa wilayah kemarin, dan kemudian berbalik naik pasca publikasi laporan API.

API menyampaikan bahwa suplai minyak mentah AS berkurang sebanyak 3.9 juta barel dalam waktu sepekan yang berakhir tanggal 24 Juni. Angka tersebut tak sebesar penurunan di laporan pekan sebelumnya tetapi cukup membesarkan harapan pelaku pasar. Nanti malam, akan diamati pula data suplai minyak mentah dan turunannya versi pemerintah (US Energy Information Agency).

Di sisi lain, ancaman pemogokan karyawan besar-besaran di Norwegia menemukan titik terang setelah sebagian pekerja mendapatkan kenaikan gaji sebesar 0.5%. Kesepakatan final diharapkan bisa tercapai sebelum 1 Juli agar menghindarkan terjadinya pemogokan besar-besaran di negara yang memproduksi 2.1% dari total output bulanan pasar minyak dunia tersebut.

 

Potensi Pertikaian Di Laut Utara

Akan tetapi, muncul sinyal masalah lain di Skotlandia yang merupakan wilayah bagian dari Inggris. Hasil referendum Inggris pekan lalu yang memenangkan pihak Brexit ditanggapi dingin oleh masyarakat Skotlandia dimana 62% memilih tetap bersatu dengan Uni Eropa. Kemarin parlemen Skotlandia sepakat memberikan mandat kepada First Minister Nicola Sturgeon untuk memulai upaya "melindungi hubungan Skotlandia dengan Uni Eropa". Hal ini membuka kemungkinan digelarnya lagi referendum kemerdekaan Skotlandia yang bila terjadi maka akan memicu pertikaian terkait wilayah kaya minyak di North Sea.

Para investor kini masih menyoroti pertemuan tingkat tinggi para pejabat Uni Eropa di Brussel untuk menemukan indikasi tentang mulai kapan tepatnya langkah-langkah keluarnya Inggris dari UE mulai diproses. Analis Goldman Sachs baru-baru ini menyatakan perkiraannya bahwa Brexit dapat mendorong Inggris masuk ke masa resesi, sementara sejumlah analis telah menyampaikan bahwa permintaan akan minyak mentah bisa menurun jika pertumbuhan ekonomi di kawasan Euro merosot tajam.

267705
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.