Indeks kepercayaan konsumen Jepang untuk pengukuran bulan Februari, dilaporkan mengalami peningkatan ketiga bulan berturut-turut, demikian yang dilaporkan oleh Cabinet Office pada Kamis (12/03) siang hari ini. Indeks sentimen survei untuk masyarakat umum, termasuk pandangan terhadap pemasukan dan lapangan kerja, mencapai level 40.7 pada bulan Februari, naik dari 39.1 dari bulan Januari.
Cabinet Office meng-upgrade outlook indeks kepercayaan konsumennya dan menyatakan bahwa akan ada pemulihan yang terjadi pada pola pikir konsumen. Hal ini dibandingkan pula dengan penilaian sebelumnya, ketika muncul tanda-tanda akan berakhirnya penurunan tren. Survei ini dimulai sejak tahun 1982, dan istilah "masyarakat umum" ini adalah rumah tangga yang terdiri dari dua orang atau lebih.
Menanggapi laporan tersebut, USD/JPY pun melorot lagi setelah sempat membentuk level tinggi harian di 121.65 pada sesi Asia pagi tadi. Mulai mundurnya yield obligasi AS menjadi dukungan bagi penguatan Yen. Menurut analis Seputarforex, secara keseluruhan (mid/long-term), sejauh ini USD/JPY tetap berada dalam kondisi bullish.
Risiko Jika USD/JPY Tembus 125
Jepang sendiri pada dasarnya tengah merayakan anjloknya Yen terhadap Dolar AS dalam dua tahun terakhir ini. Mata uang Jepang ini kian melemah terhadap Dolar, dan bahkan diperkirakan akan menembus posisi 125. Meskipun dapat emnguntungkan ekspor dan mendongkrak inflasi, USD/JPY yang melambung terlalu tinggi mulai menimbulkan kekhawatiran. Hal ini dikemukakan oleh Etsuro Honda, salah satu penasihat ekonomi PM Shinzo Abe. Kepada Wall Street Journal, Honda mengatakan bahwa jika Yen benar akan menembus 125, bukan tak mungkin akan menimbulkan kegugupan dan Honda akan menafsirkannya sebagai sinyal yang tak wajar.