Harga crude oil terpantau naik pada sesi Asia Rabu (04/03) hari ini setelah data industri menunjukkan, cadangan minyak tercatat beragam pada pekan lalu. Institusi Perminyakan Amerika (API) mengatakan bahwa stok crude oil mengalami kenaikan hingga 2.9 juta barel pekan lalu, sedangkan distilasi mengalami penurunan hingga 296,000 barel dan stok gasoline mengalami kenaikan 530,000. Angka tersebut menunjukkan bahwa para trader harus mengamati data yang dirilis oleh Departemen Energi Dan Sumber Daya AS yang akan dirilis pada malam hari nanti.
Di NYMEX, harga crude oil WTI untuk pengiriman April mencapai harga $50.29 per barel atau naik hingga 0.40 persen. Malam tadi, harga minyak melesat tajam selama pidato PM Israel Benjamin Netanyahu di hadapan kongres. Namun akhirnya, harga minyak kembali turun karena futures melanjutkan volatilitasnya. Pidato Netanyahu begitu berpengaruh karena ia membuat referensi untuk mengakui upaya Iran yang sedang membangun kilang cadangan minyak di Yaman.
Arab Naikkan Harga Minyak
Di sisi lain, harga minyak terdorong naik di tengah ekspektasi bahwa Arab Saudi, yang menjadi negara eksportir minyak terbesar dunia, kemungkinan akan menaikkan harga jualnya secara resmi untuk crude oil yang dikirimkan ke Asia. Arab menaikkan harga minyak dalam tiga tahun ke depan akibat bertambahnya permintaan dari Asia.
Perusahaan Tambang Minyak Negara Arab, Saudi Aramco, pada Selasa kemarin menyatakan bahwa pihaknya akan menjual Arab Light pada bulan April pada harga 90 sen per barel di bawah acuan regional Asia. Perusahaan tersebut juga akan menaikkan harga yang ditawarkan pada penyulingan minyak di AS.
"Kami mengekspektasikan kenaikan, namun seberapa tinggi kenaikan berada pada level yang lebih tinggi dari ekspektasi itu sendiri," demikian menurut Eugene Lindell, dari JBC Energy GmbH di Vienna. Menurutnya pasar Asia telah mengalami penguatan dibandingkan dengan bulan lalu, dan dari situluah Aramco kemudian memutuskan untuk membuat penyesuaian harga.
