Seputarforex.com - Dolar AS berjuang di dekat level rendah dua setengah tahun terhadap Euro dan di dekat level rendah tujuh minggu terhadap Yen di hari Jumat (04/Agustus) siang ini. Pasar sedang menantikan laporan NFP AS, setelah data ADP Non-Employment Change AS pada dilaporkan lebih rendah daripada ekspektasi.
Greenback (sebutan Dolar AS) masih berada dalam posisi yang kurang menguntungkan pada pekan ini, akibat data ekonomi AS yang sebagian besar kurang memuaskan. Akibatnya, ketidakpastian akan kenaikan suku bunga The Fed untuk ketigakalinya tahun ini, makin bertambah. Belum lagi gejolak politik dalam pemerintahan Presiden Donald Trump, turut menjadi halangan bagi laju kenaikan Dolar AS.
NFP AS Juli Diperkirakan Turun
Untuk laporan NFP AS yang akan dirilis pada malam nanti, para ekonom Reuters memperkirakan akan ada tambahan sebanyak 183,000 lapangan kerja pada bulan Juli, turun dari 222,000 pada bulan Mei.
Siang ini, EUR/USD diperdagangkan di angka 1.1879, naik tipis 0.1 persen dari level sebelumnya. Level tertinggi yang dicapai EUR/USD dalam pekan ini adalah level 1.910, tertinggi sejak bulan Januari 2015. USD/JPY stabil di kisaran 110.082 setelah menyentuh level terendah sejak pertengahan Juni di angka 109.855 malam tadi.
"Ekspektasi untuk kenaikan tingkat suku bunga The Fed dalam tahun ini sudah kurang dari 50 persen, dan angka tersebut dapat menurun lebih jauh jika laporan ketenagakerjaan nanti mengecewakan, (akibatnya) akan mengembalikan USD/JPY ke angka 109.00," kata Yukio Ishizaki, Ahli Strategi Senior di Daiwa Securities kepada Reuters.
"Kendati bargain hunting yang dilakukan oleh para investor institusional Jepang masih menghindarkan USD/JPY dari penurunan yang terlalu jauh di bawah 110.00 yen, masih ada pula permintaan yang signifikan bagi Yen yang dapat membuatnya mengambil keuntungan dari Dolar Kanada dan Dolar Australia," tambah Ishizaki.
Di sisi lain, GBP/USD diperdagangkan flat diangka 1.3138 siang ini, setelah dijerumuskan oleh kebijakan moneter BoE kemarin. Meski mempertahankan suku bunga, BoE memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2017 menjadi 1.7 persen saja, atau turun bila dibandingkan proyeksi pada pertemuan Mei lalu yang sebesar 1.9 persen. Forecast GDP tahun 2018 mendatang juga dipangkas turun 0.1 persen menjadi 1.6 persen. Hal inilah yang menyebabkan Sterling jeblok cukup dalam.