EUR/USD 1.078   |   USD/JPY 155.530   |   GBP/USD 1.252   |   AUD/USD 0.661   |   Gold 2,368.02/oz   |   Silver 28.86/oz   |   Wall Street 39,387.76   |   Nasdaq 16,346.27   |   IDX 7,166.81   |   Bitcoin 63,049.96   |   Ethereum 3,036.02   |   Litecoin 83.06   |   Produsen Semen Merah Putih PT Cemindo Gemilang Tbk. (CMNT) menilai permintaan semen mulai meningkat pada Mei 2024, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Entitas Grup PT United Tractors Tbk. (UNTR), PT Energia Prima Nusantara membidik penambahan kapasitas listrik menjadi 156 MWp, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,244, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,235 pada pukul 19.45 ET (23.45 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 39,592, 6 jam lalu, #Saham AS   |   Apple (NASDAQ:AAPL) meminta maaf setelah sebuah iklan untuk model iPad Pro terbarunya memicu kritik dengan menampilkan animasi alat musik dan simbol-simbol kreativitas lainnya yang dihancurkan, 6 jam lalu, #Saham AS

Pasca Rilis Inflasi PCE, Dolar AS Meroket Akibat Kenaikan Yield

Penulis

Data PCE Index dan Consumer Spending AS malam ini menunjukkan bahwa inflasi dan sektor konsumsi AS masih solid. Dolar AS menguat ditopan kenaikan yield obligasi.

Seputarforex - Dolar AS melonjak di sesi perdagangan Jumat (29/Oktober) malam berkat kenaikan yield obligasi US Treasury. Para trader juga mengamati laporan inflasi AS terbaru dan menilainya sebagai tantangan bagi bank sentral untuk segera memangkas pembelian aset lebih cepat daripada perkiraan. Saat berita ini ditulis, Indeks Dolar (DXY) naik 0.97% ke 94.26, membalas penurunan lebih dari setengah persen di sesi sebelumnya.

dxy

 

Permintaan Di AS Masih Tinggi Meski Dibayangi Masalah Suplai

Yield obligasi pemerintah AS melejit sekitar 2 basis poin ke 1.5996%, setelah Personal Consumption Expenditures (PCE) inti tumbuh 0.2% di bulan September. Data ini dikenal sebagai salah satu yang paling diperhatikan oleh The Fed untuk mengukur inflasi konsumen. Perolehan PCE inti di bulan September menunjukkan bahwa kenaikan inflasi masih kuat dalam basis bulanan dan cukup tinggi dalam basis 12-bulanan. Tingkat inflasi yang stabil di level tinggi memicu spekulasi pengetatan moneter yang lebih kencang, seperti tapering dan kenaikan suku bunga.

Selain indeks PCE, data ekonomi AS lainnya yang dirilis malam ini adalah Consumer Spending dengan hasil pertumbuhan 0.6% pada bulan September. Sementara itu, Consumer Spending bulan Agustus direvisi naik dari 0.8% menjadi 1%. Hal itu mencuri perhatian pasar, karena menunjukkan aktivitas konsumsi masyarakat yang bangkit meski kasus COVID Delta di AS masih tinggi dan terdapat masalah rantai pasokan.

personal-spending

"Ekonomi memang mengalami masalah pasokan, tetapi bukan masalah permintaan," komentar Christoper Rupkey, ekonom FWDBONDS di New York, "Ekonomi punya uang untuk dibakar dan inilah mengapa inflasi akan sulit dipadamkan."

Terlepas dari data tersebut, volatilitas pasar forex telah meningkat selama seminggu terakhir karena para investor mencoba mencerna kebijakan bank sentral dan laporan-laporan ekonomi. Pasar mengekspektasikan akan adanya lebih banyak kejadian pekan depan, seiring dengan digelarnya rapat kebijakan Federal Reserve AS, Bank of England, dan Reserve Bank of Australia.

"Sumber volatilitas bisa jadi adalah perbedaan antara apa yang dikatakan pasar dan apa yang dikatakan bank sentral," kata Marc Chandler, kepala strategi pasar di Bannockburn Global Forex.

Download Seputarforex App

296691
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.