EUR/USD 1.079   |   USD/JPY 153.520   |   GBP/USD 1.259   |   AUD/USD 0.663   |   Gold 2,314.15/oz   |   Silver 27.50/oz   |   Wall Street 38,884.26   |   Nasdaq 16,349.25   |   IDX 7,421.21   |   Bitcoin 63,161.95   |   Ethereum 3,062.73   |   Litecoin 80.79   |   USD/JPY naik ke dekat 154.00 di tengah membaiknya dolar As, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD: Pembeli Pound Sterling ragu-ragu karena level kunci masih kokoh, 11 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Pound Sterling kembali melemah saat fokusnya bergeser ke keputusan kebijakan moneter BoE, 11 jam lalu, #Forex Fundamental   |   RBA mempertahankan pengaturan kebijakan, pasar mencermati komentar para gubernur bank sentral, 11 jam lalu, #Forex Fundamental   |   PT Indika Energy Tbk. (INDY) menetapkan dividen tunai sebesar $30 juta atau sekitar Rp480 miliar, 18 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Harga saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel naik 3.6% ke level Rp575 per unit, 18 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Remala Abadi Tbk. (DATA) naik 34.04% atau nyaris menyentuh ARA usai resmi mencatatkan saham perdana di BEI pada hari ini, 18 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil di 5,205, sementara Nasdaq 100 turun sedikit menjadi 18,184 pada pukul 19:33 ET (23:33 WIB). Dow Jones datar di 38,991, 18 jam lalu, #Saham AS

Pidato Wheeler Siratkan Kecenderungan RBNZ Untuk Potong Suku Bunga

Penulis

Gubernur Bank Sentral New Zealand (RBNZ), Graeme Wheeler, kembali menyinggung peluang pemotongan suku bunga. Selain lemahnya inflasi, Lemahnya pendapatan para petani susu akan makin memberikan tekanan bagi RBNZ untuk melonggarkan kebijakan moneternya.

Gubernur Bank Sentral New Zealand (RBNZ), Graeme Wheeler, kembali menyinggung peluang pemotongan suku bunga dalam pidatonya di Christchurch pada Rabu (03/02) pagi ini. Akan tetapi, Wheeler membatasi pertaruhannya dengan mengatakan bahwa pelonggaran lebih jauh kemungkinan dibutuhkan dalam tahun ini atau beberapa tahun ke depan apabila perekonomian global makin memprihatinkan.

graemme_wheeler

Pengaturan Suku Bunga Dan Risiko Distorsi

Wheeler mengungkapkan, sejumlah ekonom melihat masih melihat angka inflasi ke depan belum akan meninggi dan bisa jadi, hal ini akan memicu pemotongan tingkat suku bunga OCR. Namun, dilihat dari pendekatan mekanis, pengaturan suku bunga mengandung risiko yang bisa menyebabkan distorsi serius dalam sistem finansial, pasar perumahan, dan ekonomi secara luas.

Komentar Wheeler tersebut mungkin mengecewakan bagi para pemilik rumah karena harga hipoteknya akan menurun, namun sebaliknya, mungkin akan disambut baik oleh para penabung yang sedang berjuang dari rendahnya return deposito di bank-bank. Di Auckland misalnya, lanjut Wheeler, pasar perumahan mulai melambat berkat langkah Pemerintah untuk mendingingkan pasar sejak Oktober lalu kendati memang belum melenyapkan risiko dalam stabilitas finansial. Inflasi New Zealand masih berada di kisaran 0.1 persen namun inflasi inti tahunan masih di bawah target RBNZ di bawah 1.6 persen, kata Wheeler.

Arah suku bunga biasanya dapat diprediksi dengan baik oleh pasar finansial, namun para pembeli rumah, penabung, dan analis finansial justru bergantung pada pernyataan-pernyataan Wheeler karena perekonomian New Zealand tertarik ke arah yang berbeda semenjak serbuan migrasi dan dan merosotnya harga-haga komoditas.

Imbas Jebloknya Harga Lelang Susu

Menyusul pidato Wheeler, NZD/USD merespon dengan penguatan sebanyak 0.24 persen ke level 0.6528. Namun menurut Kathy Lien, analis dari BK Asset Management, Dolar New Zealand berada di bawah tekanan setelah harga produk olahan susu jeblok 7.4 persen, penurunan yang terbesar sejak bulan November tahun 2015. Ada 3 kegiatan pelelangan produk olahan susu sejak awal tahun ini dan ketiganya menghasilkan harga yang rendah sehingga menyulut pembicaraan bahwa Fonterra akan menurunkan upah para petani susu. Lemahnya pendapatan para petani susu akan makin memberikan tekanan bagi RBNZ untuk melonggarkan kebijakan moneternya.

259522
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.