Dolar Australia nampak berupaya mengungguli Dolar AS di sesi perdagangan Senin (14/12) pagi ini dengan para investor yang melayangkan harapan baru atas data China di akhir pekan lalu. Di time frame satu jam, AUD/USD reli 0.01 persen ke angka 0.7189, setelah terpantau melemah dalam sesi trading sebelumnya.
Tersokong Data China
Pada hari Jumat kemarin, Dolar Australia mengalami penurunan hingga sekitar 1.28 persen akibat harga minyak yang kembali jatuh menyusul pengumuman International Energy Agency mengenai penurunan perkiraan permintaan minyak bersama dengan naiknya kekhawatiran tentang suplai minyak global.
Dolar Australia merupakan mata uang komoditas, sehingga pergerakan harga komoditas dunia memberikan pengaruh pada performa mata uang tersebut. Di samping itu, China merupakan negara partner perdagangan utama bagi Australia. Namun demikian, laporan dari China pada hari Sabtu kemarin, yang menyebutkan bahwa data mengenai produksi industri untuk bulan November yang naik 6.2 persen dalam basis tahunan, dengan output pertumbuhan industri yang berperforma lebih baik dibandingkan ekspektasi, membantu Aussie untuk sedikit menguat pagi ini.
Reli Aussie Terganjal Harga Minyak
Kendati Aussie mendapat support dari data ekonomi China, Kepala Ahli Mata Uang di CBA, Richard Grace, mengatakan kepada Business Insider Australia bahwa kondisi uptrend Aussie ini tidak akan berlangsung lama. "Mengingat besarnya suplai minyak yang menjadi faktor utama merosotnya harga minyak, reli AUD pagi ini diantisipasi akan memudar," kata Grace.
Tanpa data domestik mayor dari Australia hari ini, Grace yakin pasar akan lebih memperhatikan pergerakan Renminbi mengingat sinyal dari PBOC akhir pekan lalu yang mengindikasikan akan mengubah cara untuk mengatur nilai CNY. Mereka kemungkinan akan melenyapkan pegging terhadap USD dan mulai membebaskan CNY untuk diperdagangkan terhadap mata uang-mata uang lainnya, tutup Grace.