EUR/USD 1.088   |   USD/JPY 155.870   |   GBP/USD 1.271   |   AUD/USD 0.670   |   Gold 2,437.32/oz   |   Silver 32.03/oz   |   Wall Street 40,003.59   |   Nasdaq 16,685.97   |   IDX 7,317.24   |   Bitcoin 66,278.37   |   Ethereum 3,071.84   |   Litecoin 82.22   |   PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp1.1 miliar dari capaian laba bersih tahun buku 2023, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp129.38 miliar, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) akan membagikan tambahan dividen tunai sebesar Rp482.43 miliar dengan cum date jatuh pada hari ini, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,334, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,661 pada pukul 19:23 ET (23:23 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 40,179, 4 jam lalu, #Saham AS

Skotlandia Tandatangani Permohonan Referendum Kedua

Penulis

Pada Selasa (28/3), Parlemen Skotlandia telah menggelar voting mengenai rencana permohonan untuk menggelar referendum lagi.

Seputarforex.com - First Minister Nicola Sturgeon, orang nomor satu dalam pemerintahan Skotlandia, dini hari tadi (31/3) telah menandatangani surat resmi yang berisi permintaan agar diizinkan menggelar referendum kemerdekaan kedua. Alasannya, Skotlandia harus diberi kebebasan untuk menentukan jalannya sendiri setelah referendum Brexit, mengingat 62% warga di wilayah ini mendukung kesatuan Uni Eropa.

Nicola Sturgeon

 

Akun Twitter resmi Pemerintah Skotlandia pun merilis foto Sturgeon saat menggarap surat permohonan, disertai keterangan mengenai aksi kontroversial tersebut.

Pada Selasa (28/3), Parlemen Skotlandia telah menggelar voting mengenai rencana permohonan untuk menggelar referendum lagi. Hasilnya, sebanyak 69 anggota parlemen mendukung digelarnya referendum kedua, versus 59 menentang.

Akan tetapi, Pemerintah Inggris telah mengindikasikan bahwa referendum apapun yang akan diadakan, harus menunggu hingga proses Brexit usai.

PM Theresa May yang berjumpa dengan Sturgeon di Glasgow pada hari Senin, telah berulangkali menegaskan, "saat ini bukan waktunya". Ia beralasan, fokus seharusnya ada pada bagaimana mendapatkan kesepakatan Brexit terbaik bagi Inggris secara keseluruhan, dan warga Skotlandia hanya bisa membuat keputusan setelah perkaranya jelas.

Di samping itu, seandainyapun referendum untuk memisahkan Skotlandia dengan Inggris digelar, oposisi dari dalam tetap tinggi. Headline harian Scottish Daily Express kemarin (30/3) menyatakan, "Mimpi kemerdekaan First Minister tercabik-cabik setelah sebuah survey menunjukkan warga Skotlandia tidak menginginkan sebuah kesepakatan khusus yang memungkinkan wilayah ini tetap berada dalam kesatuan pasar bersama Uni Eropa setelah Brexit".

278306
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.