Harga Emas turun tipis di hari Senin (7/8), sementara Investor tengah mencerna hasil NFP pekan lalu yang berpotensi menguatkan prospek kenaikan suku bunga Fed lanjutan. Emas seolah gagal mendapatkan dukungan atas pelemahan Dollar AS di awal pekan setelah pada sesi perdagangan sebelumnya menguat terhadap berbagai major currency.
Pekan ini tampaknya menjadi sangat krusial di mata Investor. Pasalnya, pada hari Jumat akhir pekan nanti akan dirilis data Inflasi AS yang bakal menentukan pergerakan panjang Dollar. Apiknya NFP bulan Juli yang dirilis pekan lalu mengindikasikan bahwa kondisi pasar tenaga kerja Negeri Paman Sam berada di jalur positif.
Di sisi lain, fokus Investor juga tertuju pada bagaimana rilis data CPI akhir pekan nanti yang berpotensi kembali menguatkan prospek Rate Hike Fed ke-3 tahun ini.
"Sebagian Investor telah menutup posisi Buy mereka terhadap Emas karena waspada terhadap kemungkinan Rate Hike Fed lanjutan", ucap Analis ANZ dalam sebuah pernyataan tertulis.
Undang Undang Plafon Utang AS Berpotensi Sokong Emas
Emas berpotensi tertekan bila data Inflasi/ CPI akhir pekan nanti dirilis positif, namun logam mulia berwarna kuning itu masih mendapatkan peluang untuk naik, mengingat dalam bulan ini Kongres AS akan membahas Undang Undang mengenai plafon utang.
"Dalam minggu minggu mendatang, Emas mungkin bakal mendapatkan dorongan bila politisi politisi AS menaikkan plafon utang tanpa menghubungkannya dengan pengeluaran atau ketentuan pajak", ucap Tom Kendall, Analis ICBC Standard Bank. Menurutnya, peningkatan plafon utang bisa berdampak pada bertambahnya defisit AS, sehingga bisa mendukung pergerakan harga Emas.
Ketika ditanya mengenai peluang bullish Emas lanjutan, Tom Kendall menambahkan, "Tapi bagaimanapun positif-nya harga Emas untuk meraih level $1,300. Saya tidak yakin, karena diperlukan katalis lainnya untuk bisa mengangkat Emas lebih jauh lagi".
Pada pukul 20:21 WIB, Emas berada di level $1,257.2 per ounce, sedangkan Emas Berjangka AS untuk pengiriman bulan Desember seharga $1,262.5 per ounce.