EUR/USD 1.074   |   USD/JPY 156.530   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.655   |   Gold 2,344.94/oz   |   Silver 27.24/oz   |   Wall Street 38,238.45   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,036.08   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   USD/CHF menguat di atas level 0.9100, menjelang data PCE As, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Ueda, BoJ: Kondisi keuangan yang mudah akan dipertahankan untuk saat ini, 7 jam lalu, #Forex Fundamental   |   NZD/USD tetap menguat di sekitar level 0.5950 karena meningkatnya minat risiko, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/JPY melanjutkan reli di atas level 167.50 menyusul keputusan suku bunga BoJ, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 13 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 13 jam lalu, #Saham AS

Salah Prediksi Harga Minyak, Hedge Fund Top Gulung Tikar

Penulis

Buruknya harga minyak tak hanya paksa Hedge Fund tutup. Goldman Sachs pun melaporkan hasil trading komoditas terburuk sepanjang masa di kuartal II/2017.

Seputarforex.com - Pekan lalu, Bloomberg melaporkan bahwa setidaknya sepuluh lembaga pengelola dana investasi di bidang sumber daya alam terpaksa gulung tikar akibat lesunya harga minyak. Tak hanya Hedge Fund-Hedge Fund top yang tamat, Goldman Sachs pun melaporkan hasil trading komoditas terburuk sepanjang masa di kuartal II/2017.

Hedge Fund - ilustrasi

 

Bangsawan Kehilangan Pamor

Diantara Hedge Fund yang terpaksa tutup adalah Clive Capital LLP, Centaurus Energy LP, dan Astenbeck Master Commodities Fund II Ltd. Pemilik Astenbeck Master Commodities Fund II Ltd yang bernama Andrew "Andy" Hall, merupakan manajer Hedge Fund yang dahulu dijuluki "Tuhan" karena kelihaiannya.

Andy HallPada masa krisis finansial global, Andy Hall berhasil mengantongi $100 juta saat bertrading untuk Citigroup Inc. Ia juga pernah mencecap posisi di perusahaan energi raksasa BP dan sebagai Chief Executive Officer di Phibro Energy Inc.

"Andy Hall adalah salah satu 'bangsawan' dalam oil trading," ujar Jorge Montepeque, Presiden Senior di perusahaan energi kawakan asal Italia, Eni SpA.

Namun, dalam paruh pertama tahun 2017 lalu, Astenbeck mengalami loss hingga nyaris 30% dari dana sebesar $1.4 milyar yang dikelolanya. Apa pasal?

Menurut sejumlah sumber, Andy Hall kemungkinan merupakan korban dari sebuah kutukan yang kerap menimpa Hedge Fund: hanya berkonsentrasi pada pasar yang kecil dan utang leverage yang tinggi.

 

Akibat Salah Prediksi

Salah satu Hedge Fund top di bidang energi ini mempertaruhkan dananya pada kemungkinan harga minyak akan naik setelah OPEC dan sejumlah negara produsen minyak Non-OPEC mengumumkan kesepakatan pembatasan output mulai Januari 2017. Namun, realita berkata berbeda.

Surplus minyak global terus berlanjut gegara tingginya laju produksi minyak shale Amerika Serikat, serta pulihnya output Libya dan Nigeria seusai konflik bersenjata. Saat berita dirilis hari ini (8/Agustus), harga minyak Brent tertahan di $52.15 per barel dan WTI di kisaran $49.23 per barel; masih lebih rendah dibanding posisi kedua harga acuan pada awal tahun 2017.

"Andy Hall tak sendiri," kata Philippe Ferreira, Pakar Strategi di Lyxor Asset Management, sebuah lembaga investasi yang berpusat di Paris. Lanjutnya, "Bahkan para pakar terbaik di bidang ini tak bisa mengantisipasi perubahan harga mendatang dengan tepat. Kebanyakan spesialis bidang komoditas telah menderita loss dua digit (persen) dalam tahun ini akibat posisi trading bullish yang berakhir buruk."

Sedangkan Anas Alhajji, seorang analis independen, menyatakan bahwa penutupan Astenbeck serta beberapa Hedge Fund top lainnya menunjukkan bagaimana "alam forecasting di pasar minyak berubah setelah revolusi shale."

 

Pangkas Proyeksi Harga Minyak

Memasuki paruh kedua tahun 2017 ini, sejumlah bank investasi multinasional nampaknya sudah mulai pasrah menerima tren harga minyak murah berkepanjangan. Survey oleh Wall Street Journal atas 15 bank investasi menunjukkan mereka memangkas ekspektasi harga minyak untuk bulan ketiga berturut-turut pada Juli.

Rata-rata bank investasi memperkirakan Brent akan berada di harga rata-rata $53 per barel sepanjang tahun ini, turun $2 dari hasil survey bulan Juni. Forecast harga minyak Brent untuk tahun 2018 pun menyusut $2 ke $55 per barel. Sementara itu, produsen minyak anggota OPEC dan Non-OPEC dijadwalkan berapat di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, hingga Selasa ini guna mendiskusikan upaya-upaya untuk meningkatkan kepatuhan pada kesepakatan pemangkasan output yang sejauh ini masih mandul.

279830
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.