Menu

1 April 2022: NFP Dan PMI Manufaktur AS, CPI Eurozone

Martin

Data berdampak hari ini adalah Non Farm Payrolls, upah, pengangguran, dan ISM Manufacturing AS. Selain itu, ada pula rilis CPI Eurozone.

Jumat, 1 April 2022

CPI kawasan Euro dirilis 2 kali dalam sebulan sebagai data Flash (data awal) dan Final. Sebagai angka estimasi tingkat inflasi, CPI dirilis oleh Eurostat berdasarkan masukan data inflasi awal dari 19 negara anggota kawasan Euro. Meski mungkin ada kekurangan tentang detail dari kategori barang sebagai acuannya, namun Flash Estimate akan berdampak tinggi karena merupakan data CPI kawasan Euro yang paling awal dirilis.

Data yang berdampak tinggi adalah inflasi tahunan, yaitu persentase perubahan dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya (year over year atau y/y). Ada 2 rilis yang diperhatikan, yakni CPI inti (Core CPI) dan CPI total. CPI inti tidak memperhitungkan kategori barang makanan, minuman, serta energi. Data yang berdampak tinggi di kawasan Euro adalah CPI total y/y karena menunjukkan tingkat inflasi tahunan kawasan. Bank sentral Eropa (ECB) selalu mengacu pada CPI total y/y untuk menentukan target inflasi dan perubahan tingkat suku bunga.

CPI Final kawasan Euro bulan Februari lalu melonjak 5.9%, lebih tinggi dari perkiraan +5.6%, dan merupakan rekor tertinggi sejak 1991. Sementara itu, CPI inti y/y naik menjadi +2.7%, lebih tinggi dari perkiraan +2.6%, dan merupakan rekor tertinggi sejak 1997. Naiknya inflasi tahunan terutama disebabkan oleh meningkatnya harga energi, makanan, dan sektor jasa.

Sementara dalam basis bulanan (m/m), CPI total bulan Februari 2022 naik 0.9%, tertinggi sejak Maret 2021. Negara penyumbang inflasi tertinggi adalah Lithuania, Estonia, dan Republik Ceko.

Untuk bulan Maret 2022, diperkirakan CPI total y/y kawasan Euro akan kembali naik menjadi +6.7%, dan CPI inti y/y akan naik menjadi +3.1%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan EUR menguat.

 

Data Non-Farm Payrolls (NFP) yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS ini mengukur perubahan jumlah tenaga kerja di luar sektor pertanian selama periode sebulan. Data ini merupakan indikator awal bagi pengeluaran konsumen dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan, serta menjadi bahan pertimbangan penting bagi The Fed dalam menentukan tingkat suku bunga.

Bulan Februari lalu, NFP bertambah 678,000 jobs, jauh lebih tinggi dari perkiraan bertambah 407,000 jobs, dan menjadi yang tertinggi sejak Juli 2021. Penambahan lapangan pekerjaan terbanyak ada pada sektor jasa, tenaga profesional dan bisnis, pelayanan kesehatan, akomodasi, serta konstruksi.

Untuk bulan Maret 2022, diperkirakan NFP akan bertambah 492,000 jobs, sementara perkiraan dari Automatic Data Processing Inc. (ADP) yang dirilis tanggal 30 Maret kemarin menunjukkan penambahan 455,000 jobs. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.


Data yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS setiap bulan ini mengukur perubahan upah rata-rata per jam (Average Hourly Earnings) di luar industri pertanian. Rilis data berupa persentase perubahan rata-rata upah dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Upah dikaitkan dengan besaran inflasi guna memperkirakan tingkat biaya hidup, sehingga The Fed selalu memperhatikan data upah rata-rata per jam sebagai pertimbangan untuk menentukan suku bunga acuan.

Bulan Februari lalu, upah rata-rata per jam di AS stagnan atau 0.0%, lebih rendah dari perkiraan naik 0.5%, dan menjadi yang terendah sejak Januari 2021. Dalam basis tahunan (y/y), data ini naik 5.1%, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang naik 5.5%.

Untuk bulan Maret 2022, diperkirakan upah rata-rata per jam m/m akan naik 0.4%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Indikator ini mengukur persentase total tenaga kerja produktif yang sedang tidak bekerja dan aktif mencari pekerjaan. Meski dianggap sebagai indikator lagging, tetapi jumlah pengangguran akan berdampak pada pengeluaran konsumen, jumlah tenaga kerja, dan tingkat kepercayaan.

Bulan Februari lalu, tingkat pengangguran di AS turun menjadi 3.8%, lebih rendah dari perkiraan 3.9%, dan merupakan yang terendah sejak Februari 2020 (sebelum pandemi COVID-19 melanda AS). Sementara itu, tingkat partisipasi bulan Februari berada pada angka 62.3%, tertinggi sejak Maret 2020.

Untuk bulan Maret 2022, diperkirakan tingkat pengangguran akan turun menjadi 3.7%, sementara tingkat partisipasi akan tetap 62.3%. Hasil rilis tingkat pengangguran yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Indeks ini sama dengan yang dirilis oleh Markit untuk Manufacturing PMI, hanya saja datanya bersumber dan dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM) yang khusus dibuat untuk AS. Di AS, indikator ini biasanya lebih berdampak dari data Markit.

Indeks dibuat berdasarkan survei terhadap 400 purchasing manager di AS mengenai kondisi bisnis saat ini. Termasuk di antaranya adalah output produksi, ketersediaan produk, aktivitas pengiriman, jumlah pesanan, dan jumlah tenaga kerja. Angka rilis di atas 50.0 menunjukkan ekspansi di sektor manufaktur, sedangkan di bawah angka 50.0 menunjukkan kontraksi. Dalam prakteknya, indeks ini dianggap cukup akurat untuk memprediksi output sektor manufaktur di AS.

Bulan Februari lalu, indeks ISM Manufacturing AS naik menjadi 58.6, lebih tinggi dari perkiraan 58.0, dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 57.6. Indeks new orders, produksi, dan supplier deliveries mengalami kenaikan, sementara indeks tenaga kerja mengalami kontraksi.

Untuk bulan Maret 2022, diperkirakan indeks ISM Manufacturing PMI akan naik menjadi 58.9. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE