Menu

11 Maret 2020: CPI AS, GDP, Dan Output Manufaktur Inggris

Martin

Data dan peristiwa berdampak hari ini adalah CPI dan persediaan minyak AS, GDP, manufaktur dan industri Inggris, serta testimoni menteri keuangan AS.

Rabu, 11 Maret 2020:

GDP dianggap sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara dan biasanya diumumkan per kuartal. Angka GDP menyatakan perubahan persentase nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam periode waktu tertentu, dibandingkan dengan periode sebelumnya. Di Inggris, sektor yang menyumbang perubahan GDP adalah produksi, jasa, konstruksi, dan pertanian.

GDP Inggris dirilis oleh Office for National Statistics (ONS) 3 kali per kuartal, yaitu Preliminary, Second Estimate, dan Final. Preliminary adalah rilis awal sehingga lebih berdampak. Namun jika pada Second Estimate dan Final terjadi perubahan, maka kedua rilis tersebut bisa berdampak tinggi juga.

Masing-masing data GDP dihitung dalam basis kuartalan (q/q) dan tahunan (q/y). Mulai bulan Juli 2018, ONS Inggris juga merilis data GDP bulanan disamping GDP per kuartal. Yang berdampak tinggi biasanya adalah data q/q dan bulanan.

GDP Inggris kuartal keempat tahun 2019 stagnan atau 0.0%, sesuai dengan perkiraan dan lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang naik 0.5%. Dalam basis tahunan (q/y), GDP naik 1.1%, terendah sejak kuartal pertama tahun 2018. Sementara itu, GDP bulan Desember 2019 lalu naik 0.3%, lebih tinggi dari perkiraan naik 0.2%, dan menjadi yang tertinggi sejak bulan Juli 2019. Kenaikan GDP kuartal keempat 2019 lalu disebabkan oleh meningkatnya pengeluaran pemerintah dan sektor perdagangan.

Preliminary GDP kuartal pertama tahun 2020 akan dirilis pada 31 Maret mendatang. Sementara itu, GDP bulan Januari 2020 yang akan dirilis hari ini diperkirakan naik 0.2%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan GBP menguat.

 

Data Manufacturing Production dan Industrial Production dirilis pada waktu bersamaan. Manufacturing Production atau Factory Production adalah leading indicator bagi laju perekonomian Inggris pada umumnya. Sektor yang sangat erat hubungannya dengan tenaga kerja, tingkat pendapatan, dan tingkat pengeluaran konsumen ini mempunyai porsi sekitar 80% dari total output produksi Inggris. Oleh karenanya, data ini lebih berdampak dari Industrial Production.

Bulan Desember 2019 lalu, output sektor manufaktur Inggris m/m naik 0.3%, lebih rendah dari perkiraan naik 0.5%, tetapi lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang turun 1.6% (atau -1.6%). Sementara untuk basis tahunan (y/y), data ini turun 2.5%, lebih tinggi dari perkiraan turun 3.5%, dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang turun 3.3%.

Sementara itu, sektor industri mencakup pertambangan serta jenis industri lain yang non-manufaktur. Rilis data berupa persentase perubahan dibandingkan bulan sebelumnya (month over month atau m/m) dan yang dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya (year over year atau y/y).

Pada bulan Desember 2019, sektor industri non-manufaktur (Industrial Production) m/m naik 0.1%, lebih rendah dari perkiraan naik 0.3%, tetapi lebih baik dari bulan sebelumnya yang turun 1.1%. Produksi sarana transportasi dan kendaraan bermotor mengalami kenaikan. Untuk basis tahunan (y/y), data Industrial Production turun 1.8%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang turun 2.5%.

Untuk bulan Januari 2020, diperkirakan Manufacturing Production m/m akan naik 0.2%, sedangkan y/y akan turun 3.5%. Sementara itu, Industrial Production m/m diperkirakan naik 0.3%, dan y/y akan turun 2.6%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan GBP menguat.

 

Data ini dirilis oleh Departemen Keuangan Inggris setiap tahun, memuat perkiraan pemerintah mengenai pengeluaran, penerimaan, pinjaman, termasuk juga perencanaan investasi dalam setahun yang akan datang. Hasil rilis bisa dibaca di sini.

 

Data inflasi ini dirilis oleh biro statistik tenaga kerja AS, mengukur persentase perubahan data CPI dibandingkan periode sebelumnya. Data CPI total dan CPI inti (Core CPI) yang tidak termasuk harga makanan dan energi dirilis secara bersamaan. Masing-masing data diterbitkan dalam hitungan month over month (m/m) yang merupakan perbandingan dengan data bulan sebelumnya, dan year over year (y/y) yang dibandingkan dengan bulan sama pada tahun sebelumnya. Keduanya sama-sama berdampak tinggi terutama data y/y.

The Fed memperhatikan data CPI total y/y dan CPI inti y/y sebagai acuan inflasi tahunan AS. Laju inflasi selalu menjadi fokus pada setiap FOMC meeting, sehingga data inflasi setiap bulan akan menjadi salah satu pertimbangan penting bagi The Fed untuk memutuskan kenaikan suku bunga.

Bulan Januari lalu, CPI total y/y naik ke +2.5%, lebih tinggi dari perkiraan +2.4%, dan menjadi yang tertinggi sejak bulan Oktober 2018. Sementara untuk basis bulanan (m/m), CPI total +0.1%, lebih rendah dari perkiraan +0.2%, dan merupakan yang terendah dalam 4 bulan terakhir.

Naiknya inflasi tahunan bulan Januari 2020 terutama disebabkan oleh meningkatnya harga gasoline hingga 12.8%, harga makanan, juga biaya sewa tempat tinggal. Sementara itu, CPI inti y/y bulan Januari +2.3%, lebih tinggi dari perkiraan +2.2%, dan sama dengan bulan sebelumnya (terendah dalam 6 bulan). Sedangkan CPI inti m/m +0.2%, sesuai perkiraan dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang +0.1%.

Untuk bulan Februari 2020, diperkirakan CPI total y/y + 2.2%, CPI inti y/y akan +2.3%, CPI total m/m akan stagnan atau 0.0%, dan CPI inti m/m diperkirakan +0.2%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Steven Mnuchin dijadwalkan mengadakan testimoni mengenai usulan fiskal tahun 2021 di hadapan Subcommittee on State, Foreign Operations, and Related Programs di Washington DC. Isi testimoni Mnuchin bisa dibaca di sini.

 

Data ini yang disebut juga dengan Crude Stocks atau Crude Levels ini dirilis tiap minggu oleh Energy Information Administration (EIA) AS, dan mengukur perubahan jumlah persediaan minyak mentah (dalam satuan barel) untuk industri di AS.

Meski indikator ini dirilis oleh AS, tapi bisa berdampak juga pada CAD, mengingat impor sebagian minyak mentah AS berasal dari Kanada. Indikator ini juga akan mempengaruhi harga minyak di AS dan akan berdampak pada tingkat inflasi.

Minggu lalu, persediaan minyak untuk industri bertambah 0.79 juta barel, lebih rendah dari perkiraan bertambah 2.80 juta barel, tetapi menjadi yang tertinggi dalam 3 minggu terakhir. Untuk minggu ini, persediaan minyak diperkirakan bertambah 2.00 juta bar rel.

Jika hasil rilis lebih tinggi dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung melemah karena diasumsikan permintaan akan berkurang. Namun jika lebih rendah dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung menguat karena diasumsikan permintaan akan meningkat.

Namun demikian, persediaan minyak di AS hanya salah satu faktor yang menggerakkan harga minyak dunia. Yang paling berdampak adalah kebijakan negara-negara penghasil minyak mengenai kuota produksi, pernyataan pejabat negara penghasil minyak, dan situasi politik di Timur Tengah. Rilis data persediaan minyak di AS tidak bisa dipastikan akan selalu mempengaruhi harga minyak dunia.

Baca juga: Arab Ajak Perang Harga Minyak, Pasar Kolaps

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE