Menu

11-12 Agustus 2020: RBNZ Meeting, Inflasi AS, GDP Inggris

Martin

Data berdampak hari ini adalah kepercayaan bisnis Australia serta Jobless Claims dan pengangguran di Inggris. Besok ada RBNZ meeting, CPI AS, dan GDP Inggris.

Selasa, 11 Agustus 2020:

Indeks kepercayaan bisnis ini dirilis oleh National Australia Bank (NAB) berdasarkan survei terhadap 350 pebisnis di luar sektor pertanian. Fokusnya adalah mengenai kondisi perekonomian Australia saat ini. Indeks ini dianggap sebagai indikator awal untuk pengeluaran konsumen, perekrutan tenaga kerja, dan investasi. Angka indeks lebih besar 0 (nol) menunjukkan ekspansi bisnis, sedangkan di bawah 0 menunjukkan kontraksi.

Bulan Juni lalu, indeks kepercayaan bisnis NAB naik menjadi +1.0, jauh lebih tinggi dari perkiraan -15.0, dan menjadi yang tertinggi dalam 5 bulan terakhir. Indeks business conditions naik dari -24 ke -7, sementara indeks tenaga kerja naik dari -31 ke -11. Untuk bulan Juli 2020, diperkirakan indeks akan turun menjadi -1.0. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan AUD.

 

Indikator ini disebut juga dengan ILO Unemployment Rate, mengukur jumlah tenaga kerja usia produktif yang sedang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan selama kurun waktu 3 bulan terakhir. Disamping pertumbuhan dan tingkat inflasi tahunan, bank sentral (BoE) juga memperhatikan data tingkat pengangguran sebagai acuan dalam mengambil kebijakan, terutama untuk perubahan tingkat suku bunga.

Bulan Mei lalu, tingkat pengangguran di Inggris berada pada angka 3.9%, lebih rendah dari perkiraan 4.2%, dan sama dengan bulan sebelumnya. Sementara itu, tingkat partisipasi berada pada angka 79.6%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 79.5%. Untuk bulan Juni 2020, diperkirakan tingkat pengangguran akan naik menjadi 4.2%. Hasil rilis yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan GBP.

 

Jobless Claims Change atau Claimant Count Change mengukur perubahan jumlah klaim pengangguran guna memperoleh kompensasi dari pemerintah. Sementara itu, Claimant Count Rate menyatakan persentase perubahan data Claimant Count Change dalam basis bulanan. Jumlah klaim yang tinggi menunjukkan peningkatan jumlah pengangguran dan akan berpengaruh pada pengeluaran konsumen. Jumlah klaim tunjangan pengangguran Inggris dirilis sebulan lebih cepat dari data tingkat pengangguran.

Bulan Juni lalu, klaim tunjangan pengangguran di Inggris turun menjadi -28,100 klaim, jauh lebih rendah dari perkiraan +250,000 klaim. Untuk bulan Juli 2020, diperkirakan klaim tunjangan pengangguran akan naik menjadi +10,000 klaim. Hasil rilis yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung menyebabkan GBP menguat.

 

Rabu, 12 Agustus 2020:

Gubernur RBNZ menentukan suku bunga acuan atau yang lazim disebut Official Cash Rate (OCR) setelah berkonsultasi dengan beberapa bankir senior dan para penasehatnya. Suku bunga RBNZ dijadwalkan rilis 8 kali dalam setahun.

Pada meeting terakhir 24 Juni lalu, RBNZ mempertahankan OCR pada level +0.25%, sesuai dengan perkiraan pasar. Level suku bunga ini adalah yang terendah sejak tahun 1985. Sebelumnya, RBNZ telah memangkas OCR sebesar 0.75% pada bulan Maret lalu sebagai langkah darurat mengatasi dampak pandemi COVID-19. Selain itu, bank sentral juga mempertahankan program pembelian asset (LSAP) sebesar NZD60 miliar.

Statement pada meeting terakhir menyebutkan bahwa risiko penurunan ekonomi tetap ada meskipun diberlakukan pelonggaran pembatasan sosial dan aktivitas ekonomi telah dimulai kembali pasca krisis pandemi COVID-19. Para pejabat bank sentral mengatakan, dalam ketidakpastian ekonomi dan kepercayaan bisnis yang lemah, pihaknya siap memberi stimulus tambahan berupa pembelian asset atau penggunaan instrumen kebijakan moneter lainnya sesuai kebutuhan.

Untuk meeting bulan Agustus ini, pelaku pasar memperkirakan RBNZ akan mempertahankan suku bunga pada level +0.25%. Jika RBNZ kembali memangkas OCR dan statement dianggap dovish, maka NZD akan cenderung melemah. Statement RBNZ bisa dibaca di sini.

 

Konferensi pers Adrian Orr bisa dipantau secara live di sini.

 

GDP dianggap sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara dan biasanya diumumkan per kuartal. Angka GDP menyatakan perubahan persentase nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam periode waktu tertentu dibandingkan dengan periode sebelumnya. Di Inggris, sektor yang menyumbang perubahan GDP adalah produksi, jasa, konstruksi, dan pertanian.

GDP Inggris dirilis oleh Office for National Statistics (ONS) 3 kali per kuartal, masing-masing berupa data Preliminary, Second Estimate, dan Final yang dihitung dalam basis kuartalan (q/q) dan tahunan (q/y). Preliminary adalah rilis awal sehingga lebih berdampak. Namun jika pada Second Estimate dan Final terjadi perubahan, maka kedua data tersebut bisa berdampak tinggi juga.

Mulai bulan Juli 2018, ONS Inggris juga merilis data GDP bulanan disamping GDP per kuartal. Dari semua jenis-jenis data GDP yang telah disebutkan, yang berdampak tinggi biasanya adalah data q/q dan bulanan.

GDP Inggris kuartal pertama tahun 2020 (Final) mengalami kontraksi 2.2% (atau -2.2%), lebih rendah dari perkiraan -2.0%, dan merupakan yang terendah sejak kuartal ketiga tahun 1979. Penurunan GDP tersebut disebabkan oleh merosotnya pengeluaran konsumen, pengeluaran pemerintah, dan investasi, akibat terhentinya aktivitas ekonomi karena wabah COVID-19. Sementara itu, GDP bulan Mei 2020 mengalami pertumbuhan 1.8% (atau +1.8%), lebih rendah dari perkiraan +5.5%, tetapi menjadi yang tertinggi dalam 2 tahun terakhir.

GDP Preliminary kuartal kedua tahun 2020 diperkirakan mengalami kontraksi hingga 20.5% (atau -20.5%), sedangkan GDP bulan Juni 2020 diperkirakan tumbuh 8.1%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan GBP menguat.

 

Data inflasi ini dirilis oleh biro statistik tenaga kerja AS, mengukur persentase perubahan data CPI dibandingkan periode sebelumnya.CPI total dan CPI inti (Core CPI) yang tidak termasuk harga makanan dan energi dirilis secara bersamaan. Kedua data tersebut dihitung dalam basis bulanan (m/m) dan tahunan (y/y). Keduanya berdampak tinggi terutama data y/y.

The Fed memperhatikan data CPI total y/y dan CPI inti y/y sebagai acuan inflasi tahunan AS. Laju inflasi baik yang tahunan (y/y) maupun bulanan (m/m) selalu menjadi fokus pada setiap FOMC meeting, sehingga data inflasi setiap bulan akan menjadi salah satu pertimbangan penting bagi The Fed untuk memutuskan kenaikan suku bunga.

Bulan Juni lalu, CPI total y/y naik menjadi +0.6%, sesuai perkiraan dan merupakan yang tertinggi dalam 3 bulan terakhir. CPI inti y/y bulan Juni adalah +1.2%, lebih tinggi dari perkiraan +1.2%, dan sama dengan bulan sebelumnya (terendah sejak bulan Maret 2011). Naiknya inflasi tahunan terutama disebabkan oleh melonjaknya harga makanan sebesar 5.6% pelayanan kesehatan yang naik 6.0%, dan biaya sewa tempat tinggal yang naik 2.4%. Sementara itu, harga bahan bakar dan biaya transportasi mengalami penurunan.

Untuk basis bulanan (m/m), CPI total +0.6%, lebih tinggi dari perkiraan +0.5%, dan menjadi yang tertinggi sejak bulan Agustus 2012. CPI inti m/m mencapai +0.2%, lebih tinggi dari perkiraan +0.1%, dan merupakan yang tertinggi dalam 4 bulan terakhir.

Untuk bulan Juli 2020, diperkirakan CPI total y/y akan naik menjadi +0.8%, CPI inti y/y tetap +1.2%, CPI total m/m +0.3%, dan CPI inti m/m diperkirakan +0.2%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE