Menu

12 Desember 2018: CPI AS Dan Output Industri Eurozone

Martin

Data berdampak hari ini adalah CPI AS, Industrial Production Eurozone, persediaan minyak AS, dan Machinery Orders Jepang.

Rabu, 12 Desember 2018:

Indikator ini mengukur persentase perubahan total pembelian mesin-mesin baru oleh perusahaan swasta di Jepang dalam kurun waktu sebulan. Machinery Orders adalah indikator awal bagi output produksi sektor manufaktur, karena dengan membeli mesin baru, maka aktivitas manufaktur diperkirakan akan meningkat.

 

 

Bulan September lalu, Machinery Orders merosot hingga 18.3% (atau -18.3%), lebih rendah dari perkiraan turun 9.5%, dan menjadi yang terendah sejak tahun 1987. Untuk bulan Oktober 2018, diperkirakan total pembelian mesin-mesin baru akan naik 10.2% (atau +10.2%). Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan JPY.

 

Data ini mengukur persentase perubahan output sektor manufaktur, pertambangan, dan energi di kawasan Euro. Rilis data berupa persentase perubahan month over month (m/m), yaitu persentase perubahan yang dibandingkan bulan lalu, serta year over year (y/y) yang dibandingkan dengan bulan sama pada tahun sebelumnya. Dari kedua data tersebut, yang lebih berdampak adalah data m/m.

Sektor industri menyumbang sekitar 25% dari total GDP kawasan Euro. Karena indikator yang sama untuk Jerman dan Perancis telah dirilis sebelumnya, maka data ini relatif kurang berdampak, kecuali jika terjadi perubahan signifikan.


 

Output industri kawasan Euro bulan September lalu turun 0.3% (atau -0.3%), lebih baik dari perkiraan turun 0.4%, tetapi lebih rendah dari bulan sebelumnya yang naik 1.1%. Sementara untuk basis tahunan (y/y), Industrial Production naik 0.9%, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang naik 1.1%. Pada bulan September 2018, produksi Durable Goods, Intermediate Goods, dan energi mengalami kontraksi.

Untuk bulan Oktober 2018, diperkirakan Industrial Production kawasan Euro m/m akan naik 0.2%, dan y/y diperkirakan naik 0.7%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan EUR.

 

Data inflasi ini dirilis oleh biro statistik tenaga kerja AS, mengukur persentase perubahan data CPI dibandingkan periode sebelumnya. CPI total dan CPI inti (Core CPI) yang tidak termasuk harga makanan dan energi dirilis pada saat yang sama. Masing-masing data dirilis dalam versi month over month (m/m) yang dibandingkan dengan data bulan sebelumnya, dan year over year (y/y) yang dibandingkan dengan bulan sama pada tahun sebelumnya. Keduanya berdampak tinggi, terutama data y/y. The Fed memperhatikan data CPI total y/y dan CPI inti y/y sebagai acuan inflasi tahunan AS.

Laju inflasi baik yang tahunan (y/y) maupun bulanan (m/m) selalu menjadi fokus pada setiap FOMC meeting, sehingga data inflasi setiap bulan akan menjadi salah satu pertimbangan penting bagi The Fed untuk memutuskan kenaikan suku bunga.


 

Bulan Oktober lalu, CPI total y/y naik ke +2.5%, sesuai dengan perkiraan dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang +2.3%. Sementara untuk basis bulanan (m/m), CPI total naik 0.3%, sesuai dengan perkiraan dan menjadi yang tertinggi sejak bulan Januari lalu. Naiknya inflasi bulan Oktober 2018 terutama disebabkan oleh meningkatnya harga bahan bakar minyak (+16.1%), harga makanan (+1.2%), perawatan kesehatan (+1.9%), jasa transportasi (+3.8%), dan sewa apartemen (+3.2%).


 

CPI inti y/y bulan Oktober naik 2.1%, lebih rendah dari perkiraan naik 2.2%, dan merupakan yang terendah dalam 6 bulan terakhir. Sedangkan CPI inti m/m naik 0.2%, sesuai dengan perkiraan dan menjadi yang tertinggi dalam 3 bulan.

Untuk bulan November 2018, diperkirakan inflasi tahunan (CPI total y/y) akan naik 2.2% (atau +2.2%), CPI total m/m diperkirakan stagnan atau 0.0%, CPI inti y/y akan naik 2.2%, dan CPI m/m akan kembali naik 0.2%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Data ini dirilis tiap minggu oleh Energy Information Administration (EIA) AS, dan disebut juga dengan Crude Stocks atau Crude Levels, yang mengukur perubahan jumlah persediaan minyak mentah (dalam satuan barel) untuk industri di AS. Meski indikator ini dirilis oleh AS, tapi bisa berdampak juga pada CAD, mengingat impor sebagian minyak mentah AS berasal dari Kanada. Indikator ini juga akan mempengaruhi harga minyak di AS dan akan berdampak pada tingkat inflasi.


 

Minggu lalu, persediaan minyak untuk industri berkurang sebesar 7.32 juta barel, jauh lebih rendah dari perkiraan berkurang 1.30 juta barel, dan menjadi yang terendah sejak awal Juli lalu. Untuk minggu ini, diperkirakan persediaan minyak akan kembali berkurang 3.00 juta barel.

Jika persediaan minyak di AS lebih tinggi dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung melemah karena diasumsikan permintaan akan berkurang. Sebaliknya jika lebih rendah dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung menguat karena diasumsikan permintaan akan meningkat.

Namun demikian, persediaan minyak di AS hanya salah satu faktor yang menggerakkan harga minyak dunia. Yang paling berdampak adalah kebijakan negara-negara penghasil minyak mengenai kuota produksi, pernyataan pejabat negara penghasil minyak, dan situasi politik di Timur Tengah. Rilis data persediaan minyak di AS tidak bisa dipastikan akan selalu mempengaruhi harga minyak dunia. Baca juga: Harga Minyak Melemah Di Awal Pekan, Ini 3 Penyebabnya.



Keterangan
: Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.


Surya Adriwiranata

Selamat siang pak martin. Seiring banyaknya permintaan mesin mesin manufacture, apakah permintaan oil akan meningkat sehingga harga WTI/USD cendrung menguat?

Martin

@ Surya:

Menurut sy pengaruh terhadap kebutuhan oil tidak signifikan, karena permintaan mesin2 tsb belum tentu akan dioperasikan semua. Sebagian untuk stock. Kalau dari sektor manufaktur dan industri, yang lebih diperhatikan dan berpengaruh adalah survey dari Markit atau yang lain mengenai proyeksi output manufaktur / industri (Manufacturing PMI Index).





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE