Menu

12-13 April 2022: Inflasi AS, Suku Bunga RBNZ, ZEW Jerman

Martin

Data dan peristiwa berdampak hari ini adalah CPI AS, indeks ZEW Jerman dan Eurozone, serta pidato Brainard Fed. Besok ada suku bunga dan statement RBNZ.

Selasa, 12 April 2022

Angka indeks Zentrum fur Europaische Wirtschaftsforschung (ZEW) atau Centre for European Economic Research dibuat berdasarkan survei terhadap sekitar 275 investor dan analis di Jerman. Fokusnya adalah mengenai perekonomian kawasan Euro pada umumnya dan Jerman pada khususnya untuk 6 bulan mendatang. Laporan ini berdampak penting karena sentimen investor dan analis adalah indikator awal bagi kondisi perekonomian.

Meski indeks ZEW Jerman dan kawasan Euro dirilis bersamaan, tetapi angka indeks untuk Jerman dianggap lebih berdampak. Angka positif (lebih besar nol) menunjukkan optimisme, sedangkan angka negatif menunjukkan pesimisme.

Bulan Maret lalu, indeks ZEW Jerman merosot tajam menjadi -39.3, jauh lebih rendah dari perkiraan +5.2, dan menjadi yang terendah sejak Maret 2020 (saat pandemi COVID-19 mulai melanda benua Eropa). Perang di Ukraina menjadi penyebab utama suramnya outlook ekonomi dan tingginya inflasi. Akibatnya, indikator economic expectation turun tajam dari -8.10 menjadi -21.4.

Sementara itu, indeks ZEW kawasan Euro merosot menjadi -38.7, jauh lebih rendah dari perkiraan +10.3, dan yang terendah sejak Maret 2020. Indikator current economic situation di kawasan Euro turun tajam menjadi -21.9.

Dengan masih berlangsungnya perang antara Rusia dan Ukraina yang berdampak pada perekonomian Eropa, maka indeks ZEW Jerman untuk bulan April 2022 diperkirakan kembali merosot menjadi -48.4, dan untuk kawasan Euro diperkirakan turun menjadi -46.5. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan EUR.

 

Dirilis oleh biro statistik tenaga kerja AS, data ini mengukur persentase perubahan inflasi konsumen dari periode sebelumnya. Data terdiri dari 2 jenis, yakni CPI total dan CPI inti (Core CPI) yang tidak termasuk harga makanan dan energi. Masing-masing data dihitung dalam basis bulanan (month over month atau m/m) dan tahunan (year over year atau y/y). Keduanya berdampak tinggi terutama data y/y.

The Fed memperhatikan data CPI total y/y dan CPI inti y/y sebagai acuan inflasi tahunan AS. Selain itu, laju inflasi baik yang tahunan (y/y) maupun bulanan (m/m) selalu menjadi fokus pada setiap FOMC meeting, sehingga data inflasi akan menjadi salah satu pertimbangan penting bagi The Fed untuk memutuskan kenaikan suku bunga.

Bulan Februari lalu, CPI total y/y kembali melonjak menjadi +7.9%, sesuai perkiraan dan merupakan yang tertinggi sejak Januari 1982. CPI inti y/y naik menjadi +6.4%, sesuai perkiraan dan yang tertinggi sejak Agustus 1982. Naiknya inflasi tahunan terutama disebabkan oleh meningkatnya harga gasoline hingga 38.0%, kendaraan bermotor bekas (+41.2%), kendaraan bermotor baru (+12.4%), harga makanan (+7.9%), dan sewa tempat tinggal (+4.7%).

Untuk basis bulanan (m/m), CPI total naik 0.8%, sesuai dengan perkiraan dan menjadi yang tertinggi dalam 4 bulan terakhir. Sementara itu, CPI inti m/m naik 0.5%, terendah dalam 3 bulan terakhir.

Untuk bulan Maret 2022, diperkirakan CPI total y/y akan kembali naik menjadi +8.5%, CPI inti y/y akan naik menjadi +6.6%, CPI total m/m diperkirakan +1.2%, dan CPI inti m/m tetap +0.5%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Gubernur The Fed yang juga anggota FOMC, Lael Brainard, dijadwalkan berbicara mengenai ekonomi dalam acara yang diadakan oleh Wall Street Journal secara online. Isi pidato Brainard bisa dibaca di sini.

 

Rabu, 13 April 2022

Gubernur RBNZ menentukan suku bunga acuan atau yang lazim disebut Official Cash Rate (OCR) setelah berkonsultasi dengan beberapa bankir senior dan para penasehatnya. Suku bunga RBNZ dijadwalkan rilis 8 kali dalam setahun.

Pada meeting terakhir 23 Februari lalu, RBNZ kembali menaikkan OCR sebesar 0.25% menjadi +1.00%, sesuai dengan ekspektasi pasar. Ini adalah kenaikan suku bunga ketiga secara berturut-turut di tengah meningkatnya tekanan inflasi, pelonggaran aktivitas ekonomi, dan lonjakan harga rumah. Saat ini, level suku bunga telah kembali ke tingkat sebelum pandemi COVID-19.

Statement menyebutkan bahwa akan ada pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif guna "mendinginkan" perekonomian. Dibandingkan dengan proyeksi bulan November tahun lalu, OCR diharapkan mencapai 2.20% pada akhir tahun ini, dan 2.57% pada Maret 2023. Sementara itu, proyeksi bulan November 2021 adalah 2.10% pada tahun ini dan 2.30% pada Maret 2023.

Para pejabat bank sentral juga menyatakan bahwa mereka akan memulai pengurangan kepemilikan obligasi secara bertahap di bawah program pembelian asset berskala besar (LSAP). Bank sentral juga mencatat jika penyebaran varian Omicron COVID-19 akan mengganggu aktivitas ekonomi dan membebani kepercayaan konsumen dan investor dalam waktu dekat.

Dengan inflasi kuartal keempat 2021 yang kembali naik hingga +5.9%, maka RBNZ diperkirakan kembali menaikkan suku bunga sebesar 0.25% menjadi +1.25% pada bulan April 2022. Jika RBNZ menaikkan OCR atau kembali mengurangi pembelian asset skala besar, maka NZD akan cenderung menguat. Statement kebijakan moneter pada meeting hari ini bisa dibaca di sini.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE