Menu

13 Juli 2022: Inflasi AS, Suku Bunga RBNZ, GDP Inggris

Martin

Data berdampak hari ini adalah inflasi AS, suku bunga dan Statement RBNZ, GDP Inggris, serta laporan prediksi perekonomian negara-negara Uni Eropa.

Rabu, 13 Juli 2022

Gubernur RBNZ menentukan suku bunga acuan atau yang lazim disebut Official Cash Rate (OCR) setelah berkonsultasi dengan beberapa bankir senior dan para penasehatnya. Suku bunga RBNZ dijadwalkan rilis 8 kali dalam setahun.

Pada meeting terakhir 25 Mei lalu, RBNZ kembali menaikkan OCR sebesar 0.50% menjadi +2.00%, sesuai dengan perkiraan. Ini adalah kenaikan suku bunga yang kelima kalinya secara berturut-turut di tengah tekanan inflasi dan pelonggaran aktivitas ekonomi.

Statement menyebutkan jika para pejabat bank sentral mengisyaratkan OCR akan mencapai puncaknya pada tingkat yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Kenaikan OCR yang lebih besar dan lebih awal akan mengurangi risiko inflasi, sekaligus juga memberikan lebih banyak fleksibilitas ke depan mengingat kondisi ekonomi global saat ini yang tidak pasti.

Para pembuat kebijakan memandang bahwa perekonomian domestik tetap kuat, didukung oleh pasar tenaga kerja yang solid, pengeluaran konsumen, dukungan fiskal yang berkelanjutan, serta pelonggaran pembatasan COVID-19. Meskipun demikian, pejabat bank sentral memperingatkan masih ada ketidakpastian global.

Dengan inflasi kuartal pertama 2022 yang kembali naik hingga +6.9% atau tertinggi dalam 32 tahun, maka RBNZ kembali diperkirakan menaikkan suku bunga sebesar 0.50% menjadi +2.50% pada bulan Juli 2022. Jika RBNZ menaikkan OCR, maka NZD akan cenderung menguat. Statement kebijakan moneter pada meeting hari ini bisa dibaca di sini.

 

GDP dianggap sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara dan biasanya diumumkan per kuartal. Angka GDP menyatakan perubahan persentase nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam periode waktu tertentu dibandingkan dengan periode sebelumnya. Di Inggris, sektor yang menyumbang perubahan GDP adalah produksi, jasa, konstruksi, dan pertanian.

GDP Inggris dirilis oleh Office for National Statistics (ONS) 2 kali per kuartal sebagai data Preliminary dan Final. Preliminary adalah rilis awal sehingga lebih berdampak. Namun, data Final juga bisa berdampak tinggi apabila terjadi perubahan. Masing-masing laporan dihitung dalam basis kuartalan (q/q) dan tahunan (q/y).

GDP Inggris kuartal pertama lalu mengalami pertumbuhan 0.8%, sesuai perkiraan, tetapi menjadi yang terendah dalam setahun terakhir. Pertumbuhan GDP disumbang oleh pegeluaran konsumen, sektor manufaktur, dan konstruksi. Sementara itu, GDP bulan April 2022 mengalami kontraksi 0.3% (atau -0.3%), lebih rendah dari perkiraan tumbuh 0.2%, dan merupakan yang terendah sejak Januari 2021.

GDP Preliminary kuartal kedua 2022 akan dirilis pada 12 Agustus mendatang, sementara GDP Mei 2022 yang akan dirilis hari ini diperkirakan tumbuh 0.1% atau +0.1%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan GBP menguat.

 

Prediksi ini dibuat oleh European Commission dan dirilis tiga kali dalam setahun. Lapran berisi mengenai perkiraan kondisi ekonomi negara-negara anggota Uni Eropa dalam dua tahun mendatang, dan dibuat guna evaluasi kinerja masing-masing anggota serta mengukur trend perekonomian Uni Eropa ke depan. Prediksi yang menjanjikan perekonomian lebih baik akan cenderung mendukung penguatan mata uang EUR.

Laporan prediksi perekonomian negara-negara Uni Eropa per bulan Juli 2022 bisa dibaca di sini.

 

Data inflasi ini dirilis oleh biro statistik tenaga kerja AS, mengukur persentase perubahan data CPI dibandingkan periode sebelumnya. CPI total dan CPI inti (Core CPI) yang tidak termasuk harga makanan dan energi dirilis secara bersamaan. Masing-masing data menunjukkan perubahan bulanan (month over month atau m/m) dan tahunan (year over year atau y/y). Keduanya berdampak tinggi terutama data y/y.

The Fed memperhatikan data CPI total y/y dan CPI inti y/y sebagai acuan inflasi tahunan AS. Laju inflasi baik yang tahunan (y/y) maupun bulanan (m/m) selalu menjadi fokus pada setiap FOMC meeting, sehingga data inflasi setiap bulan akan menjadi salah satu pertimbangan penting bagi The Fed untuk memutuskan kenaikan suku bunga.

Bulan Mei lalu, CPI total y/y melonjak menjadi +8.6%, lebih tinggi dari perkiraan +8.3%, dan menjadi yang tertinggi sejak Desember 1981. Namun, CPI inti y/y turun menjadi +6.0%, lebih tinggi dari perkiraan +5.9%, tetapi menduduki level terendah 4 bulan. Angka inflasi tahunan kali ini dipengaruhi oleh meningkatnya harga gasoline sebesar 48.7%, bahan bakar minyak yang naik hingga 106.7%, ongkos penerbangan (+37.8%), listrik (+12.0%), kendaraan bermotor (+12.6%), harga makanan (+10.1%), juga sewa tempat tinggal (+5.5%).

Untuk basis bulanan (m/m), CPI total naik 1.0%, lebih tinggi dari perkiraan +0.7%, dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang +0.3%. CPI inti m/m naik 0.6%, sama dengan bulan sebelumnya.

Untuk bulan Juni 2022, diperkirakan CPI total y/y akan kembali naik menjadi +8.8%, CPI inti y/y diperkirakan turun menjadi +5.7%, CPI total m/m diperkirakan +1.1% dan CPI inti m/m akan turun menjadi +0.5%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE