Menu

13 November 2019: Testimoni Powell, Suku Bunga RBNZ, CPI AS Dan Inggris

Martin

Data dan peristiwa berdampak hari ini adalah suku bunga dan konferensi pers RBNZ, CPI AS dan Inggris, PPI Inggris, serta testimoni Ketua The Fed Powell di hadapan Kongres.

Rabu, 13 November 2019:

Gubernur RBNZ menentukan suku bunga acuan atau yang lazim disebut Official Cash Rate (OCR), setelah berkonsultasi dengan beberapa bankir senior dan para penasehatnya. Suku bunga RBNZ dijadwalkan rilis 8 kali dalam setahun.

Sepanjang tahun 2016, RBNZ telah memangkas OCR sebanyak 3 kali. Pemotongan suku bunga pertama yang sebesar 0.25% ke +2.25% terjadi pada bulan Maret, dan disebabkan oleh ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global khususnya China, ekspektasi inflasi Selandia Baru yang cenderung turun, serta masih lemahnya harga komoditi terutama susu.

Pemangkasan kedua terjadi di bulan Agustus 2016. RBNZ kembali menurunkan suku bunga sebesar 0.25% ke +2.00%, karena tingkat inflasi dan harga produk susu yang masih rendah. Pada bulan November 2016, suku bunga dipotong untuk yang ketiga kalinya. Pemangkasan sebesar 0.25% ke +1.75% itu diakibatkan oleh inflasi yang masih rendah dan apresiasi mata uang NZD. Tingkat suku bunga ini adalah yang terendah sejak tahun 1985.

Kemudian pada bulan Mei lalu, RBNZ kembali memangkas OCR sebesar 0.25% ke level +1.50%, untuk mendukung tingkat inflasi dan pasar tenaga kerja di tengah perlambatan ekonomi global.

Pada meeting terakhir 25 September lalu, RBNZ mempertahankan OCR pada level +1.00%, sesuai dengan perkiraan pasar. Statement menyebutkan bahwa bank sentral akan menambah stimulus jika diperlukan, guna mendukung kenaikan inflasi dan pasar tenaga kerja.

Data terakhir menunjukkan bahwa inflasi kuartal ketiga tahun ini +1.5%, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang +1.7%. Tenaga kerja kuartal ketiga naik 0.2%, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang +0.8%. Sementara itu, GDP kuartal kedua +0.5%, terendah sejak kuartal ketiga 2018.

Dari data tersebut dan harapan inflasi yang diturunkan ke +1.80%, maka pada meeting bulan November ini, pasar memperkirakan RBNZ akan kembali memotong suku bunga acuan sebesar 0.25% menjadi +0.75%. Jika RBNZ kembali memangkas OCR dan Statement dianggap dovish, maka NZD akan cenderung melemah. Statement kebijakan moneter bisa dibaca di sini.

 

Konferensi pers Adrian Orr bisa dipantau secara live di sini.

 

CPI adalah pengukur utama tingkat inflasi yang selalu diperhatikan bank sentral sebagai pertimbangan utama dalam menentukan suku bunga. Ada 2 rilis yang diperhatikan, yaitu CPI inti (Core CPI) dan CPI total. CPI inti tidak memperhitungkan kategori makanan, minuman, dan energi (bahan bakar minyak dan gas). Data yang dirilis masing-masing adalah untuk month over month (m/m) yang dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dan year over year (y/y) yang dibandingkan dengan bulan sama pada tahun sebelumnya.

Data inflasi yang paling berdampak adalah CPI total y/y (inflasi tahunan) karena digunakan sebagai acuan oleh BoE. Disamping CPI, juga dirilis data Producer Price Index (PPI) dan Retail Price Index (RPI) yang hanya mengukur barang-barang konsumsi utama dan biaya sewa tempat tinggal (y/y). Namun, dampak CPI jauh lebih tinggi dari kedua laporan tersebut.

Bulan September lalu, inflasi tahunan Inggris +1.7%, lebih rendah dari perkiraan +1.8%, dan sama dengan bulan sebelumnya (terendah sejak bulan Desember 2016). Sementara untuk basis bulanan (m/m), inflasi naik 0.1%, lebih rendah dari perkiraan + 0.2% dan bulan sebelumnya yang +0.4%.

Naiknya inflasi tahunan bulan September tersebut disebabkan oleh meningkatnya harga makanan dan minuman, pakaian, biaya transportasi, dan bahan bakar. CPI inti bulan September 2019 y/y naik 1.7%, sesuai dengan perkiraan dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang +1.5%.

Untuk bulan Oktober 2019, diperkirakan CPI total y/y akan naik 1.6%, m/m akan turun 0.1% (atau -0.1%), sedangkan CPI inti y/y akan kembali naik 1.7%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan GBP menguat.

 

Indikator ini mengukur perubahan harga di tingkat produsen dan akan mempengaruhi tingkat inflasi di Inggris. Bulan September lalu, PPI m/m Inggris turun 0.8% (atau -0.8%), lebih rendah dari perkiraan naik 0.2%, dan menjadi yang terendah dalam 3 bulan terakhir. Sementara untuk y/y, data ini naik 1.2%, terendah sejak bulan September 2016.

Untuk bulan Oktober 2019, diperkirakan PPI input m/m akan turun 1.1%, sementara y/y diperkirakan naik 0.9%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan GBP.

 

Data inflasi ini dirilis oleh biro statistik tenaga kerja AS, mengukur persentase perubahan data CPI yang dibandingkan periode sebelumnya. CPI total dan CPI inti (Core CPI) yang tidak termasuk harga makanan dan energi dirilis secara bersamaan.

Masing-masing laporan dipublikasikan dalam format month over month (m/m) yang dibandingkan dengan data bulan sebelumnya, dan year over year (y/y) yang dibandingkan dengan bulan sama pada tahun sebelumnya. Keduanya sama-sama berdampak tinggi terutama data y/y.

Laju inflasi baik yang tahunan (y/y) maupun bulanan (m/m) selalu menjadi fokus pada setiap FOMC meeting, sehingga data inflasi setiap bulan akan menjadi salah satu pertimbangan penting bagi The Fed untuk memutuskan kenaikan suku bunga.

Bulan September lalu, CPI total y/y turun ke +1.7%, lebih rendah dari perkiraan +1.8%, dan sama dengan bulan sebelumnya (terendah dalam 3 bulan terakhir). Sementara untuk basis bulanan (m/m), CPI total stagnan atau 0.0%, lebih rendah dari perkiraan naik 0.1%,, dan merupakan yang terendah sejak bulan Januari lalu.

Naiknya inflasi tahunan bulan September 2019 terutama disebabkan oleh meningkatnya harga makanan (+1.8%), jasa transportasi (+0.8%), biaya perawatan kesehatan (+4.4%), harga sewa apartemen (+3.5%), dan harga kendaraan bermotor ( +0.1%). Sementara itu, harga energi mengalami kontraksi.

CPI inti y/y bulan September 2019 naik 2.4%, sesuai dengan perkiraan dan sama dengan bulan sebelumnya (tertinggi sejak bulan Juli 2018). Sedangkan CPI inti m/m naik 0.1%, lebih rendah dari perkiraan naik 0.2%, dan menjadi yang terendah dalam 4 bulan terakhir.

Untuk bulan Oktober 2019, diperkirakan inflasi tahunan (CPI total y/y) akan kembali naik 1.7%, CPI inti y/y akan naik 2.4%, CPI total m/m diperkirakan naik 0.3%, dan CPI inti m/m akan menguat 0.2%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Pada hari pertama testimoni, Jerome Powell akan menyampaikan laporan kebijakan moneter The Fed di hadapan Joint Economic Committee of Congress. Diperkirakan, Powell akan menjelaskan arah kebijakan The Fed setelah melakukan penurunan suku bunga acuan sebanyak 3 kali sepanjang tahun ini.

Dalam pernyataan terakhir pada FOMC meeting lalu, Powell menegaskan akan menghentikan pemotongan suku bunga lebih lanjut, setelah data fundamental menunjukkan kondisi perekonomian AS yang stabil dan sesuai harapan. Jika pernyataan Powell dianggap hawkish, maka USD akan cenderung menguat. Namun jika dianggap dovish, maka USD akan cenderung melemah. Isi testimoni Powell bisa dibaca di sini.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE