Menu

15 November 2018: Retail Sales AS Dan Inggris, Pidato Powell

Martin

Data dan peristiwa berdampak hari ini: Retail Sales AS dan Inggris, tenaga kerja Australia, persediaan minyak AS, indeks Philly Fed AS, serta pidato pejabat Fed dan BoE.

Kamis, 15 November 2018:

Employment Change mengukur perubahan jumlah tenaga kerja di Australia dibandingkan bulan sebelumnya. Jumlah tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh lapangan pekerjaan yang tersedia, dan merupakan indikator awal bagi pengeluaran konsumen yang menunjukkan aktivitas ekonomi secara keseluruhan.

Data ini dirilis bersamaan dengan persentase perubahan tingkat pengangguran dibandingkan bulan sebelumnya. Angka pengangguran selalu diperhatikan oleh RBA guna menentukan target pertumbuhan dan kebijakan perubahan tingkat suku bunga.


 

Bulan September lalu, jumlah tenaga kerja di Australia bertambah 5,600 orang, jauh lebih rendah dari perkiraan bertambah 15,200 orang dan bulan sebelumnya yang bertambah 44,600 orang. Sementara itu, tingkat pengangguran bulan September berada pada angka 5.0%, lebih rendah dari perkiraan 5.3%, dan menjadi yang terendah sejak bulan April 2012. Tingkat partisipasi bulan September berada pada angka 65.4%, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang 65.7%.

Untuk bulan Oktober 2018, diperkirakan tenaga kerja akan bertambah 19,900 orang dan tingkat pengangguran akan naik ke 5.1%. Hasil rilis data pertambahan tenaga kerja yang lebih tinggi dari perkiraan, dan tingkat pengangguran yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung menyebabkan AUD menguat.

 

Guy Debelle dijadwalkan berbicara pada event Financial Services Institute of Australasia di Melbourne. Isi pidato Debelle bisa dibaca di sini.

 

Retail Sales adalah salah satu indikator penting yang bisa menggerakkan mata uang GBP. Di Inggris, indikator ini disebut juga dengan Sales Volume atau All Retailers Sales. Ada 2 jenis rilis yang diperhatikan, yakni Retail Sales total dan Retail Sales inti yang tidak termasuk otomotif dan bahan bakar. Masing-masing data diluncurkan dalam 2 versi, yakni month over month (m/m) yang merupakan persentase perubahan dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dan year over year (y/y) yang dibandingkan dengan bulan sama pada tahun sebelumnya.

Penjualan ritel merupakan indikator awal untuk pengeluaran konsumen dan akan berdampak pada pertumbuhan, serta tingkat inflasi. Di Inggris, yang berdampak tinggi adalah Retail Sales total, baik m/m maupun y/y.


 

Penjualan ritel total Inggris bulan September lalu turun 0.8% (atau -0.8%), lebih rendah dari perkiraan turun 0.4%, dan menjadi yang terendah dalam 6 bulan terakhir. Sementara untuk basis tahunan (y/y), penjualan ritel bulan September naik 3.0%, terendah dalam 5 bulan. Penurunan penjualan tertinggi dalam periode itu terjadi pada toko makanan dan stasiun bahan bakar.

Untuk bulan Oktober 2018, diperkirakan Retail Sales total m/m akan naik 0.1%, dan y/y akan kembali naik 3.0%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan GBP menguat.

 

Silvana Tenreyro dijadwalkan berbicara pada konferensi BoE di London. Isi pidato Tenreyro bisa dibaca di sini.

 

Penjualan di tingkat retailer adalah indikator awal bagi kepercayaan, permintaan, dan pengeluaran konsumen yang menunjukkan aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Pada akhirnya, aspek-aspek tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan. Rilis data Retail Sales sendiri menunjukkan persentase perubahan penjualan ritel dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Ada dua rilis yang diperhatikan, yaitu penjualan ritel inti yang tidak termasuk otomotif (Core Retail Sales atau Retail Sales Ex Autos), dan penjualan ritel total atau disebut juga Advance Retail Sales. Masing-masing dirilis dalam 2 versi, yakni sebagai data perubahan bulanan (month over month atau m/m) dan data tahunan (year over year atau y/y). Dalam hal ini, penjualan ritel bulanan lebih berdampak.


 

Bulan September lalu, Advance Retail Sales AS m/m naik 0.1%, lebih rendah dari perkiraan naik 0.7% dan sama dengan bulan sebelumnya (terendah dalam 7 bulan terakhir). Penjualan ritel inti bulan September turun 0.1%, lebih rendah dari perkiraan naik 0.4%, dan merupakan yang terendah sejak bulan Mei 2017. Advance Retail Sales September y/y naik 4.7%, terendah dalam 7 bulan.

Penurunan penjualan ritel bulan September terjadi pada stasiun bahan bakar (-0.8%), toko sarana kesehatan dan personal care (-0.3%), serta toko makanan dan minuman (-1.8%). Sementara itu, toko furnitur, pakaian, kendaraan bermotor, dan toko peralatan elektronik mengalami kenaikan.

Untuk bulan Oktober 2018, diperkirakan Advance Retail Sales m/m akan naik 0.6%, Core Retail Sales akan naik 0.5%, dan Advance Retail Sales y/y diperkirakan naik 4.5%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Indikator sentimen bisnis yang dirilis oleh The Fed of Philadelphia ini merupakan indikator awal ISM Manufacturing Index. Indeks dibuat berdasarkan survei terhadap para pelaku manufaktur di wilayah Philadelphia, mengenai prospek bisnis dan perekonomian AS. Data ini menjadi salah satu acuan analis untuk mengukur tingkat kepercayaan investor. Angka indeks yang positif (lebih besar nol) menggambarkan perekonomian membaik, sedangkan indeks dengan angka negatif mengindikasikan kondisi ekonomi yang sedang menurun.


 

Bulan Oktober lalu, indeks Philly Fed Manufacturing berada pada angka +22.2, lebih tinggi dari perkiraan +19.7, tetapi lebih rendah dari bulan sebelumnya yang 22.9. Penurunan tersebut disebabkan oleh merosotnya indeks new orders. Untuk bulan November 2018, diperkirakan indeks Philly Fed Manufacturing akan turun ke angka +20.7. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan mendukung penguatan USD.

 

Randal Quarles dijadwalkan memberikan testimoni di hadapan Senate Banking Committee di Washington DC. Isi testimoni Quarles bisa dibaca di sini.

 

Data ini dirilis tiap minggu oleh Energy Information Administration (EIA) AS, dan disebut juga dengan Crude Stocks atau Crude Levels, yang mengukur perubahan jumlah persediaan minyak mentah (dalam satuan barel) untuk industri di AS. Meski indikator ini dirilis oleh AS, tapi bisa berdampak juga pada CAD, mengingat impor sebagian minyak mentah AS berasal dari Kanada. Indikator ini juga akan mempengaruhi harga minyak di AS dan akan berdampak pada tingkat inflasi.


 

Minggu lalu, persediaan minyak untuk industri bertambah 5.78 juta barel, lebih tinggi dari perkiraan bertambah 2.00 juta barel dan minggu sebelumnya yang bertambah 3.22 juta barel. Untuk minggu ini, diperkirakan persediaan minyak akan bertambah 2.90 juta barel.

Jika persediaan minyak di AS lebih tinggi dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung melemah karena diasumsikan permintaan akan berkurang. Sebaliknya jika lebih rendah dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung menguat karena diasumsikan permintaan akan meningkat.

Namun demikian, persediaan minyak di AS hanya salah satu faktor yang menggerakkan harga minyak dunia. Yang paling berdampak adalah kebijakan negara-negara penghasil minyak mengenai kuota produksi, pernyataan pejabat negara penghasil minyak, dan situasi politik di Timur Tengah. Rilis data persediaan minyak di AS tidak bisa dipastikan akan selalu mempengaruhi harga minyak dunia.
Baca juga: Harga Minyak Menguat Setelah Saudi Berencana Pangkas Ekspor.

 

Jerome Powell dijadwalkan berbicara di Federal Reserve Bank of Dallas. Isi pidato Powell bisa dibaca di sini.



Keterangan
: Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE