Menu

15-16 Desember 2021: FOMC, Ritel AS, Employment Australia

Martin

Data berdampak hari ini adalah Retail Sales AS. Besok ada konferensi pers The Fed, employment Australia, dan GDP Selandia Baru.

Rabu, 15 Desember 2021

Penjualan di tingkat retailer adalah indikator awal bagi kepercayaan konsumen, permintaan, dan pengeluaran konsumen. Hal ini menunjukkan aktivitas ekonomi secara keseluruhan dan pada akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan. Rilis data menunjukkan persentase perubahan penjualan ritel dibandingkan bulan sebelumnya.

Ada dua rilis, yakni penjualan ritel inti yang tidak termasuk otomotif (Core Retail Sales atau Retail Sales Ex Autos), dan penjualan ritel total atau Advance Retail Sales. Masing-masing dihitung dalam basis bulanan (month over month atau m/m) dan tahunan (year over year atau y/y). Dalam hal ini, penjualan ritel bulanan lebih berdampak.

Bulan Oktober lalu, Advance Retail Sales AS m/m naik 1.7%, lebih tinggi dari perkiraan naik 1.3%, dan menjadi yang tertinggi sejak Maret lalu. Penjualan ritel inti juga naik 1.7%, lebih tinggi dari perkiraan menguat 1.0% dan bulan sebelumnya yang naik 0.7%. Sementara itu, Advance Retail Sales y/y naik 16.3%, tertinggi dalam 4 bulan terakhir.

Kenaikan penjualan ritel terjadi pada stasiun bahan bakar, toko elektronik dan peralatan rumah, kendaraan bermotor, serta peralatan olahraga. Sementara itu, penjualan toko makanan dan minuman, pakaian, dan peralatan kesehatan mengalami penurunan.

Untuk bulan Oktober 2021, diperkirakan Advance Retail Sales m/m akan naik 0.8%, Core Retail Sales m/m akan naik 0.9%, dan Advance Retail Sales y/y diperkirakan naik 15.9%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Kamis, 16 Desember 2021

1. Statement FOMC dan pengumuman suku bunga The Fed bulan Desember 2021 (Berdampak tinggi pada USD).

FOMC memberikan statement mengenai kebijakan moneter rata-rata 8 kali dalam setahun, bersamaan dengan pengumuman suku bunga. Penentuan suku bunga dilakukan dengan cara voting, dan hasil voting secara individu serta komentar-komentarnya dimuat dalam statement FOMC yang dirilis seusai meeting. Selain suku bunga, statement juga berisi mengenai kebijakan lainnya dan perkiraan kondisi ekonomi di waktu mendatang yang bisa mempengaruhi kebijakan bank sentral.

Pada meeting terakhir tanggal 3-4 November lalu, The Fed mempertahankan suku bunga pada level +0.00% hingga +0.25%, sesuai dengan perkiraan. Tingkat suku bunga ini adalah rekor terendah sejak 1971. The Fed juga memutuskan untuk mulai mengurangi laju pembelian asset bulanan atau tapering sebesar USD15 miliar. Statement menyebutkan bahwa pengurangan serupa pada bantuan darurat pandemi akan dilakukan setiap bulan, tetapi bisa disesuaikan jika didukung oleh perubahan outlook ekonomi.

The Fed mencatat bahwa inflasi terus meningkat. Selain itu, terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran akibat pandemi COVID-19 dan pembukaan kembali aktivitas ekonomi; hal ini telah menyebabkan kenaikan harga yang cukup besar di beberapa sektor. Meski demikian, tekanan inflasi tersebut diperkirakan hanya terjadi sementara.

Pada konferensi pers, ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa masih terlalu dini untuk memulai menaikkan tingkat suku bunga di tengah ketidakpastian seputar inflasi saat ini. Meski demikian, The Fed tidak akan ragu untuk bertindak jika inflasi tetap tinggi.

Untuk bulan Desember 2021, diperkirakan The Fed masih akan mempertahankan suku bunga acuan pada level 0.00% hingga +0.25%. Pelaku pasar akan fokus pada pernyataan Jerome Powell dalam konferensi pers. Statement bank sentral AS hari ini bisa dibaca di sini.


2. Proyeksi ekonomi AS (Berdampak tinggi pada USD).

Dirilis empat kali dalam setahun, laporan ini meliputi proyeksi FOMC untuk inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan tingkat pengangguran untuk dua tahun mendatang. Pada proyeksi terakhir yang dirilis tanggal 23 September lalu, The Fed menurunkan estimasi GDP 2021 dari +7.0% menjadi +5.9%. Proyeksi GDP untuk 2022 tetap +3.8%, sementara untuk tahun 2023 dinaikkan dari +2.4% menjadi +2.5%.

Perkiraan PCE inflation tahun ini naik dari +3.4% menjadi +4.2%, sementara untuk tahun depan dipatok di +2.2%. Tingkat pengangguran tahun 2021 diproyeksikan naik menjadi 4.8%, tetapi untuk tahun depan tetap 3.8%.

Dengan membaiknya data ekonomi dan naiknya tingkat inflasi, proyeksi ekonomi The Fed kali ini kemungkinan akan mengalami perubahan. Proyeksi ekonomi pada meeting terakhir bisa dibaca di sini, sedangkan untuk meeting hari ini bisa diunduh di sini.

 

Perhatian pelaku pasar akan tertuju pada keterangan Powell mengenai percepatan pengurangan laju pembelian asset (tapering). Dalam testimoninya di hadapan Senat 30 November lalu, Powell mengisyaratkan bahwa proses tapering bisa dilakukan lebih cepat jika tekanan inflasi terus berlanjut. Percepatan tapering bisa menyebabkan kenaikan suku bunga lebih awal, sehingga dot plot suku bunga akan menjadi perhatian pelaku pasar.

Jika pernyataan dan komentar Powell dianggap hawkish, maka USD akan menguat. Sedangkan bila pernyataan Powell dianggap dovish, USD akan cenderung melemah. Konferensi pers Jerome Powell bisa dipantau di sini.

GDP menyatakan nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam periode waktu tertentu. Data ini dinyatakan dalam persentase perubahan dibandingkan periode sebelumnya. Tidak seperti negara-negara mata uang utama lainnya yang merilis data GDP per kuartal 3 kali (Preliminary, Second Release, dan Final), Selandia Baru hanya merilis GDP sekali per kuartal pada sekitar 80 hari setelah berakhirnya kuartal tersebut.

Kuartal kedua lalu, GDP Selandia Baru tumbuh 2.8%, jauh lebih tinggi dari perkiraan +1.1%, dan menjadi yang tertinggi sejak kuartal ketiga 2020. Melonjaknya GDP disumbang oleh sektor jasa, perdagangan, akomodasi, industri, dan ekspor.

Untuk kuartal ketiga 2021, diperkirakan GDP akan mengalami kontraksi 4.1% (atau -4.1%). Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan NZD menguat.

 

Employment Change mengukur perubahan jumlah tenaga kerja di Australia dibandingkan bulan sebelumnya. Jumlah tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh lapangan pekerjaan yang tersedia, dan merupakan indikator awal bagi pengeluaran konsumen yang menunjukkan aktivitas ekonomi secara keseluruhan.

Data ini dirilis bersamaan dengan persentase perubahan tingkat pengangguran yang juga dihitung dalam basis bulanan. Angka pengangguran selalu diperhatikan oleh RBA guna menentukan target pertumbuhan dan kebijakan suku bunga.

Bulan Oktober lalu, lapangan pekerjaan di Australia berkurang 46,300 jobs (atau -46,300 jobs), jauh lebih rendah dari perkiraan bertambah 50,000 jobs, tetapi masih yang tertinggi dalam 3 bulan terakhir. Sementara itu, tingkat pengangguran bulan Oktober naik dari 4.6% menjadi 5.2%, lebih tinggi dari perkiraan 4.8%, dan merupakan yang tertinggi sejak April lalu. Tingkat partisipasi berada pada angka 64.7%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 64.5%.

Untuk bulan November 2021, diperkirakan lapangan pekerjaan akan bertambah 200,000 jobs, sedangkan tingkat pengangguran diperkirakan turun menjadi 5.0%. Hasil rilis data pertambahan lapangan kerja yang lebih tinggi dari perkiraan dan tingkat pengangguran yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung menyebabkan AUD menguat.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE