Menu

15-16 Januari 2019: Voting Brexit Dan PPI AS

Martin

Data dan peristiwa berdampak hari ini adalah pemungutan suara Brexit, PPI AS, dan testimoni Draghi. Besok ada kepercayaan konsumen Australia, Machinery Orders Jepang, dan pidato Fed George.

Selasa, 15 Januari 2019:

Indikator yang juga disebut Finished Goods PPI atau Wholesale Prices ini mengukur inflasi di tingkat produsen, yaitu persentase perubahan harga barang dan jasa di tingkat produsen yang akan mempengaruhi inflasi di tingkat konsumen. Hal ini karena kenaikan atau penurunan harga dari produsen akan dibebankan ke konsumen. Kriteria PPI juga mencakup jasa konstruksi, belanja pemerintah, dan ekspor.

Ada 2 data yang dirilis, yaitu PPI inti (Core PPI) dan PPI total, masing-masing untuk m/m (month over month) yang dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dan y/y (year over year) yang dibandingkan dengan bulan sama pada tahun sebelumnya. PPI inti tidak termasuk harga makanan dan energi.


 

PPI total AS m/m bulan November lalu naik 0.1%, lebih tinggi dari perkiraan stagnan atau 0.0%, tetapi menjadi yang terendah dalam 3 bulan terakhir. Sementara untuk basis tahunan (y/y), PPI total bulan November naik 2.5%, sesuai dengan perkiraan, tetapi merupakan yang terendah sejak bulan Agustus 2017. PPI inti bulan November m/m naik 0.3%, lebih tinggi dari perkiraan +0.1%, tetapi lebih rendah dari bulan sebelumnya yang naik 0.5%.

Untuk bulan Desember 2018, diperkirakan PPI total m/m akan turun 0.1% (atau -0.1%), PPI inti m/m akan naik 0.2%, dan PPI total y/y diperkirakan akan kembali naik 2.5%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Mario Draghi dijadwalkan dijadwalkan mengadakan testimoni mengenai laporan tahunan di depan parlemen Eropa, di Strasbourg. Isi testimoni Draghi bisa dibaca di sini.

 


Pemungutan suara mengenai kesepakatan (atau perjanjian) Brexit oleh parlemen Inggris yang semula direncanakan bulan Desember tahun lalu, ditunda oleh Perdana Menteri Theresa May, karena prospek akan terjadinya penolakan. Pemungutan suara menjadi agenda penting dalam kebijakan Brexit, setelah adanya kontroversi Brexit-deal versus Brexit-no deal yang terus bergulir.

Sebagian anggota parlemen dari partai konservatif yakin kesepakatan Brexit yang telah dibuat oleh PM Theresa May dan pemimpin Uni Eropa, tidak mewakili kehendak warga negara yang telah memilih Brexit. Jika parlemen menolak kesepakatan ini, maka Inggris akan keluar dari Uni Eropa pada 29 Maret mendatang tanpa kesepakatan (Brexit-no deal).

Jika Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan, maka secara otomatis Inggris akan mengikuti peraturan organisasi perdagangan dunia (WTO). Peraturan itu akan berlaku untuk perdagangan antara Inggris dan negara-negara anggota Uni Eropa.

Apabila kesepakatan ditolak oleh parlemen, maka diperkirakan GBP akan anjlok, karena akan terjadi ketidakpastian politik. Salah satu alternatif yang beredar jika kesepakatan ditolak adalah mengadakan referendum kedua. Kabar terbaru mengenai pemungutan suara Brexit bisa dibaca di sini.

 

Rabu, 16 Januari 2019:

Presiden Federal Reserve Bank of Kansas City yang juga anggota FOMC, Esther George, dijadwalkan berbicara mengenai outlook ekonomi dan kebijakan moneter. Isi pidato Esther George bisa dibaca di sini.

 

Data yang dirilis oleh Westpac Banking Corporation ini sering disebut juga dengan Westpac-Melbourne Institute Consumer Confidence. Indeks dibuat berdasarkan survei terhadap 1200 konsumen mengenai kondisi perekonomian Australia di waktu yang akan datang, kondisi tenaga kerja, dan iklim bisnis. Indeks ini adalah indikator awal untuk pengeluaran konsumen.


Bulan Desember lalu, indeks kepercayaan konsumen berada pada angka 104.4, naik 0.1% dibandingkan bulan sebelumnya yang 104.3, dan lebih tinggi dari perkiraan yang 104.0. Untuk bulan Januari 2019, diperkirakan indeks akan turun ke 104.0. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan AUD.

 

Indikator ini mengukur persentase perubahan total pembelian mesin-mesin baru oleh perusahaan swasta di Jepang dalam kurun waktu sebulan. Machinery Orders adalah indikator awal bagi output produksi sektor manufaktur, karena dengan membeli mesin baru, maka aktivitas manufaktur diperkirakan akan meningkat.


Bulan Oktober lalu, Machinery Orders naik 7.6%, lebih rendah dari perkiraan naik 10.2%, tetapi lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang turun 18.3% (atau -18.3%). Untuk bulan November 2018, diperkirakan total pembelian mesin-mesin baru akan naik 3.1%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan JPY.



Keterangan
: Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE