Menu

16 Januari 2019: Inflasi Inggris Dan Testimoni Carney

Martin

Data dan peristiwa berdampak hari ini adalah CPI dan PPI Inggris, testimoni BoE Carney, persediaan minyak, serta indeks harga perumahan di AS.

Rabu, 16 Januari 2019:


Mark Carney dijadwalkan mengadakan testimoni mengenai Financial Stability Report di depan Treasury Select Committee, di London. Isi testimoni Carney bisa dibaca di sini.

 

CPI adalah pengukur utama tingkat inflasi yang selalu diperhatikan bank sentral sebagai pertimbangan utama dalam menentukan suku bunga. Ada 2 rilis yang diperhatikan, yaitu CPI inti (Core CPI) dan CPI total. CPI inti tidak memperhitungkan kategori makanan, minuman, dan energi (bahan bakar minyak dan gas). Data yang dirilis masing-masing adalah untuk month over month (m/m) yang dibandingkan dengan bulan sebelumnya, juga year over year (y/y) yang dibandingkan dengan bulan sama pada tahun sebelumnya.

Yang paling berdampak adalah CPI total y/y (inflasi tahunan), karena digunakan sebagai acuan oleh BoE. Di samping CPI, juga dirilis data Producer Price Index (PPI) dan Retail Price Index (RPI) yang hanya mengukur barang-barang konsumsi utama serta biaya sewa tempat tinggal (y/y). Namun, dampak CPI jauh lebih tinggi dibanding kedua data tersebut.

Bulan November lalu, inflasi tahunan Inggris naik 2.3%, sesuai dengan perkiraan dan menjadi yang terendah sejak bulan Maret 2017. Sementara untuk basis bulanan (m/m), CPI naik 0.2%, tertinggi dalam 3 bulan terakhir. Naiknya inflasi tahunan bulan November disebabkan oleh meningkatnya biaya transportasi (+4.9%), biaya rekreasi (+2.5%), perlengkapan rumah (+0.7%), tarif hotel dan restoran (+2.4%), harga makanan dan minuman non alkohol (+0.5%), serta harga bahan bakar, air, dan listrik (+2.8%). Sementara itu, CPI inti bulan November y/y naik 1.8%, sesuai dengan perkiraan dan yang terendah sejak bulan Maret 2017.

Untuk bulan Desember 2018, diperkirakan CPI total y/y akan naik 2.1%, m/m akan kembali naik 0.2%, dan CPI inti y/y akan naik 1.8%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan GBP menguat.

 

Indikator ini mengukur perubahan harga di tingkat produsen, yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat inflasi di Inggris. Bulan November lalu, PPI m/m Inggris turun 2.3% (atau -2.3%), lebih tinggi dari perkiraan turun 2.9%, tetapi menjadi yang terendah sejak September 2015. Sementara itu, data PPI y/y naik 3.1%, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang naik 3.3%. Kenaikan disebabkan oleh meningkatnya harga bahan bakar dan bahan kimia.

Untuk bulan Desember 2018, diperkirakan PPI input m/m akan turun 1.7% (atau -1.7%), dan y/y diperkirakan naik 2.9%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan GBP.

 

Indeks yang dirilis oleh National Association of Home Builders (NAHB) ini dibuat berdasarkan survei terhadap 900 perusahaan konstruksi perumahan. Fokusnya adalah mengenai prospek pasar perumahan saat ini dan waktu mendatang. Angka indeks di atas 50.0 menunjukkan prospek yang positif, sedang angka di bawah 50.0 menunjukkan prospek negatif.


Indeks bulan November lalu berada pada angka 56, lebih rendah dari perkiraan 61, dan menjadi yang terendah sejak bulan Mei 2015. Penurunan diakibatkan oleh turunnya ekspektasi penjualan rumah untuk 6 bulan ke depan. Untuk bulan Januari 2019, diperkirakan indeks akan sedikit naik ke angka 57. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan USD.

 

Data ini dirilis tiap minggu oleh Energy Information Administration (EIA) AS, dan disebut juga dengan Crude Stocks atau Crude Levels yang mengukur perubahan jumlah persediaan minyak mentah (dalam satuan barel) untuk industri di AS. Meski indikator ini dirilis oleh AS, tapi bisa berdampak juga pada CAD, mengingat impor sebagian minyak mentah AS berasal dari Kanada. Indikator ini juga akan mempengaruhi harga minyak di AS dan akan berdampak pada tingkat inflasi.


Minggu lalu, persediaan minyak untuk industri berkurang sebesar 1.68 juta barel, lebih baik dari perkiraan berkurang 2.40 juta barel, tetapi menjadi yang terendah dalam 5 minggu terakhir. Untuk minggu ini, persediaan minyak AS diperkirakan akan kembali berkurang 1.50 juta barel.

Jika persediaan minyak di AS lebih tinggi dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung melemah karena diasumsikan permintaan akan berkurang. Sebaliknya jika lebih rendah dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung menguat karena diasumsikan permintaan akan meningkat.

Namun demikian, persediaan minyak di AS hanya salah satu faktor yang menggerakkan harga minyak dunia. Yang paling berdampak adalah kebijakan negara-negara penghasil minyak mengenai kuota produksi, pernyataan pejabat negara penghasil minyak, dan situasi politik di Timur Tengah. Rilis data persediaan minyak di AS tidak bisa dipastikan akan selalu mempengaruhi harga minyak dunia.

Baca juga: Harga Minyak Merosot Karena Rilis Data Ekonomi China

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE