Menu

16-17 Maret 2020: Output Industri China Dan Notulen RBA

Martin

Data dan peristiwa berdampak hari ini: output industri China, indeks Empire State Manufacturing AS, Machinery Orders Jepang, dan G7 meeting. Besok ada notulen RBA dan indeks harga rumah Australia.

Senin, 16 Maret 2020

Pertemuan pemimpin negara-negara yang tergabung dalam G7 akan dilakukan via satelit, membahas dampak virus corona terhadap perekonomian global.

 

Indikator ini mengukur persentase perubahan total pembelian mesin-mesin baru oleh perusahaan swasta di Jepang dalam kurun waktu sebulan. Machinery Orders adalah indikator awal bagi output produksi sektor manufaktur, karena pembelian mesin baru mengindikasikan peningkatan aktivitas manufaktur.

Bulan Desember 2019 lalu, Machinery Orders turun 12.5% (atau -12.5%), lebih rendah dari perkiraan turun 9.0%, dan merupakan persentase penurunan tertinggi sejak bulan September 2018. Penurunan tersebut disebabkan oleh kekhawatiran akan terjadinya resesi.

Untuk bulan Januari 2020, diperkirakan total pembelian mesin-mesin baru akan kembali turun 1.0%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan JPY.

 

Indikator yang disebut juga dengan Industrial Output ini mengukur hasil produksi di sektor manufaktur, pertambangan, dan industri lainnya di China. Karena China merupakan partner dagang utama Australia, Kanada, dan Uni Eropa, maka perubahan output industri yang merupakan penggerak utama ekonomi China akan sangat mempengaruhi kondisi perekonomian ketiga kawasan tersebut.

Industrial Production dianggap sebagai salah satu indikator awal bagi laju perekonomian China. Hasil rilis berupa persentase perubahan dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month over month atau m/m), dan perbandingan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya (year over year atau y/y).

Bulan Desember 2019 lalu, output industri China y/y naik 6.9%, lebih tinggi dari perkiraan naik 5.9%, dan merupakan yang tertinggi sejak bulan Maret 2019. Sementara untuk m/m, data ini naik 0.58%, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang naik 0.66%. Dibandingkan bulan sebelumnya, produk sektor kimia, mineral, metal, dan mesin mengalami kenaikan.

Untuk bulan Januari 2020, diperkirakan output industri China y/y akan turun 3.0% (atau -3.0%) akibat lumpuhnya sektor industri oleh wabah virus corona. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan AUD dan NZD menguat.

 

Indikator ini disebut juga dengan New York Manufacturing Index dan dirilis oleh Federal Reserve Bank of New York. Indeks Empire State mengukur kondisi dan ekspektasi bisnis di kawasan industri New York dan sekitarnya, dan dibuat berdasarkan survei terhadap 200 pelaku industri di kawasan terkait mengenai kondisi bisnis saat ini dan harapan untuk waktu ke depan.

Angka indeks yang positif (lebih besar dari nol) mencerminkan kondisi bisnis semakin baik, sedangkan angka negatif mencerminkan kondisi yang menurun. Meski kawasan industri di New York relatif kecil, indeks ini dirilis lebih awal dari indeks Philly Fed Manufacturing dan indeks ISM Manufacturing, sehingga bisa mencerminkan keadaan awal sektor manufaktur di AS yang bisa mempengaruhi tenaga kerja, pengeluaran konsumen, dan investasi.

Bulan Februari lalu, indeks Empire State Manufacturing berada pada angka +12.9, jauh lebih tinggi dari perkiraan +5.1, dan menjadi yang tertinggi sejak bulan Mei 2019. Kenaikan didukung oleh indeks new orders dan shipments yang mengalami pertumbuhan.

Untuk bulan Maret 2020, diperkirakan indeks akan terkoreksi menjadi +5.1. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan USD.

 

Selasa, 17 Maret 2020:

Notulen meeting ini dirilis 11 kali setiap tahun, sekitar 2 minggu setelah pengumuman suku bunga oleh RBA. Pertama kali dirilis pada Desember 2007, notulen rapat RBA penting diperhatikan karena menyangkut pandangan bank sentral terhadap kondisi perekonomian Australia pada saat menentukan tingkat suku bunga. Jika hasil meeting secara keseluruhan dianggap hawkish, maka AUD akan cenderung menguat. Sementara itu, hasil yang cenderung dovish akan membuat AUD cenderung melemah.

Pada meeting terakhir tanggal 3 Maret lalu, RBA menurunkan suku bunga acuan sebesar 0.25% ke level +0.50%, sesuai dengan perkiraan pasar. Level suku bunga acuan ini adalah yang terendah sepanjang sejarah RBA. Statement menyebutkan bahwa kebijakan tersebut diambil guna mendukung perekonomian akibat merebaknya wabah virus corona yang juga telah masuk ke Australia. Sektor yang paling terdampak corona adalah pendidikan dan pariwisata. Selain itu, bank sentral juga memprediksi pertumbuhan kuartal pertama tahun ini akan menyusut, sementara prediksi inflasi dan tenaga kerja masih sulit diperkirakan.

Bank sentral akan melakukan pelonggaran lebih lanjut jika diperlukan guna mendukung perekonomian. Notulen meeting tanggal 3 Maret 2020 bisa dibaca di sini.

 

Data ini dirilis oleh Biro Statistik Australia, mengukur persentase perubahan harga jual rumah di 8 kota terbesar Australia. Data ini merupakan indikator awal bagi industri perumahan. Kenaikan indeks harga jual menunjukkan prospek pasar yang menjanjikan dan akan menarik investor di sektor ini.

Kuartal ketiga 2019 lalu, harga jual rumah di Australia naik 2.4%, lebih tinggi dari perkiraan naik 0.5%, dan merupakan persentase kenaikan tertinggi sejak kuartal keempat tahun 2016. Harga perumahan di Sydney dan Melbourne naik 3.6%, sementara Hobart naik 1.3%.

Untuk kuartal keempat tahun 2019, diperkirakan harga perumahan di Australia akan naik 4.5%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan AUD.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE