Menu

17 Februari 2022: Notulen FOMC, Jobless Claims AS, Employment Australia

Martin

Data berdampak hari ini adalah notulen meeting FOMC, Jobless Claims dan indeks Philly Fed AS, serta Employment Australia.

Kamis, 17 Februari 2022

Acara G20 meeting di Indonesia bisa disimak di sini.

 

Notulen meeting FOMC dirilis 8 kali per tahun, sekitar 3 minggu setelah pengumuman suku bunga The Fed. Data ini mengungkapkan hasil akhir voting dan opini para anggota FOMC pada saat meeting. Perbedaan hasil voting dan pernyataan para anggota komite akan berdampak pada USD.

Pada meeting tanggal 26-27 Januari lalu, The Fed mempertahankan suku bunga acuan pada level 0 hingga +0.25%, sesuai dengan perkiraan pasar. Statement menyebutkan bahwa The Fed mengharapkan akan segera menaikkan suku bunga acuan, mengingat inflasi telah berada di atas target 2 persen dan pasar tenaga kerja menunjukkan kenaikan yang signifikan.

Pengurangan neraca sebesar USD8.9 triliun akan dimulai setelah kenaikan suku bunga, dan bank sentral bermaksud untuk mengurangi kepemilikan sekuritasnya dari waktu ke waktu dengan menyesuaikan jumlah reinvestasi dari pembayaran pokok yang diterima dari surat berharga dalam rekening pasar terbuka.

Selain itu, selama konferensi pers, Powell menegaskan bahwa pasar tenaga kerja dan ekonomi saat ini sudah cukup kuat, sehingga tidak perlu menunda kenaikan suku bunga. Powell masih khawatir bahwa tingkat inflasi yang tinggi akan bertahan, namun mencatat bahwa para pejabat bank sentral belum memutuskan alur kebijakan moneter selanjutnya.

Notulen meeting tanggal 26-27 Januari 2022 bisa diunduh di sini. Jika opini dan pernyataan para anggota komite secara umum dianggap hawkish, maka USD akan cenderung menguat. Sebaliknya, USD akan cenderung melemah apabila pernyataan FOMC dianggap dovish.


Employment Change mengukur perubahan jumlah tenaga kerja di Australia dibandingkan bulan sebelumnya. Jumlah tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh lapangan pekerjaan yang tersedia, dan merupakan indikator awal bagi pengeluaran konsumen yang menunjukkan aktivitas ekonomi secara keseluruhan.

Data ini dirilis bersamaan dengan persentase perubahan tingkat pengangguran bulanan. Angka pengangguran selalu diperhatikan oleh RBA guna menentukan target pertumbuhan dan kebijakan suku bunga.

Bulan Desember 2021 lalu, lapangan pekerjaan di Australia bertambah 64,800 jobs, lebih tinggi dari perkiraan bertambah 60,000 jobs, tetapi lebih rendah dari bulan sebelumnya yang bertambah 366,100 jobs (rekor tertinggi). Sementara itu, tingkat pengangguran bulan Desember adalah 4.2%, lebih rendah dari perkiraan 4.5%, terendah sejak bulan Agustus 2008. Tingkat partisipasi bulan Desember 2021 berada pada angka 66.1%, sama dengan bulan sebelumnya, dan merupakan yang tertinggi dalam 6 bulan terakhir.

Untuk bulan Januari 2022, diperkirakan tidak ada pertambahan lapangan pekerjaan (0 jobs), sementara tingkat pengangguran diperkirakan tetap 4.2%. Hasil rilis data pertambahan lapangan kerja yang lebih tinggi dari perkiraan dan tingkat pengangguran yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung menyebabkan AUD menguat.

 

Jobless Claims mengukur jumlah klaim tunjangan pengangguran selama minggu lalu, dan merupakan data fundamental paling awal yang berhubungan dengan jumlah tenaga kerja. Data Jobless Claims juga indikator awal bagi pengeluaran konsumen yang akan mempengaruhi tingkat inflasi.

Ada 2 data yang diperhatikan, yaitu Initial Jobless Claims dan Continuing Jobless Claims. Initial Jobless Claims mengukur jumlah mereka yang baru pertama kali menerima tunjangan pengangguran dan lebih berdampak. Untuk itu, indikator Jobless Claims biasanya mengacu pada data Initial.

Minggu lalu, Jobless Claims AS berkurang 16,000 menjadi 223,000 klaim, lebih rendah dari perkiraan 227,000 klaim, dan merupakan yang terendah dalam 5 minggu terakhir. Sementara itu, klaim rata-rata dalam 4 minggu terakhir turun menjadi 253,250 klaim.

Untuk minggu ini, diperkirakan klaim tunjangan pengangguran akan kembali turun menjadi 217,000 klaim. Hasil rilis yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Indikator sentimen bisnis yang dirilis oleh The Fed of Philadelphia ini merupakan indikator awal ISM Manufacturing Index. Indeks dibuat berdasarkan survei terhadap para pelaku manufaktur di wilayah Philadelphia mengenai prospek bisnis dan perekonomian AS, serta menjadi salah satu acuan analis untuk mengukur tingkat kepercayaan investor.

Angka indeks yang positif (lebih besar nol) menggambarkan perekonomian membaik, sedangkan indeks dengan angka negatif mengindikasikan kondisi ekonomi yang sedang menurun.

Bulan Januari lalu, indeks Philly Fed Manufacturing berada pada angka +23.2, lebih tinggi dari perkiraan +18.9, dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang +15.4. Indeks new orders dan shipment mengalami kenaikan.

Untuk bulan Februari 2021, diperkirakan indeks Philly Fed Manufacturing akan turun menjadi +19.9. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE