Menu

19 September 2019: BoJ, BoE, SNB Meeting, Dan Tenaga Kerja Australia

Martin

Data dan peristiwa berdampak hari ini adalah BoJ, BoE dan SNB meeting, notulen BoE, tenaga kerja Australia, Retail Sales Inggris, serta indeks Philly Fed Manufacturing AS.

Kamis, 19 September 2019:

Employment Change mengukur perubahan jumlah tenaga kerja di Australia yang dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Jumlah tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh lapangan pekerjaan yang tersedia, dan merupakan indikator awal bagi pengeluaran konsumen yang menunjukkan aktivitas ekonomi secara keseluruhan.

Data ini dirilis bersamaan dengan persentase perubahan tingkat pengangguran yang dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Angka pengangguran selalu diperhatikan oleh RBA guna menentukan target pertumbuhan dan kebijakan perubahan tingkat suku bunga.

Bulan Juli lalu, jumlah tenaga kerja di Australia bertambah 41,100 orang, jauh lebih tinggi dari perkiraan bertambah 14,200 orang, dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang berkurang 2,342 orang. Sementara itu, tingkat pengangguran bulan Juli adalah +5.2%, sesuai dengan perkiraan dan sama dengan bulan sebelumnya (tertinggi sejak bulan Agustus 2018). Tingkat partisipasi bulan Juli 2019 berada pada angka 66.10%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 66.00%.

Untuk bulan Agustus 2019, diperkirakan tenaga kerja akan bertambah 15,200 orang, sementara tingkat pengangguran akan tetap +5.2%. Hasil rilis data pertambahan tenaga kerja yang lebih tinggi dari perkiraan dan tingkat pengangguran yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung menyebabkan AUD menguat.

 

Suku bunga diumumkan bersamaan dengan Statement kebijakan moneter (Monetary Policy Statement) rata-rata 14 kali dalam setahun. Disamping suku bunga, Statement juga berisi perkiraan kondisi ekonomi Jepang untuk waktu mendatang.

Bulan Januari 2016 lalu, BoJ memotong suku bunganya menjadi negatif dari 0.0% ke -0.1%, penurunan pertama sejak tahun 2010 dan merupakan rekor suku bunga terendah. Tujuan pemotongan tersebut adalah untuk meningkatkan pertumbuhan dan menaikkan inflasi. Bulan September 2016, BoJ mengumumkan kebijakan yield curve control, dan pada bulan Juli 2017, bank sentral Jepang ini menaikkan besaran stimulus dengan menambah pembelian bond pemerintah. Karena laju inflasi belum juga naik, BoJ juga memutuskan untuk mengundurkan batas pencapaian target inflasi 2.0% dari tahun 2018 menjadi hingga tahun 2019. Bulan Januari 2018 lalu, diluar dugaan BoJ mengurangi pembelian obligasi pemerintah untuk jangka panjang.

Pada meeting terakhir 30 Juli lalu, BoJ mempertahankan suku bunga acuan pada level -0.1%, dan target yield bond pemerintah untuk jangka waktu 10 tahun pada 0.0%. Statement menyebutkan bahwa bank sentral akan meluncurkan stimulus tambahan jika perekonomian kehilangan momentum untuk mencapai target inflasi 2%. Bank sentral juga menurunkan proyeksi GDP untuk tahun ini dari +0.8% ke +0.7%, sementara inflasi tahun ini turun dari +1.1% ke +1.0%.

Data terakhir menunjukkan, inflasi bulan Juli y/y +0.5%, terendah dalam 4 bulan dan masih jauh di bawah target 2.0%. Sementara itu, GDP kuartal kedua 2019 tumbuh 0.3%, terendah sejak kuartal ketiga 2018. Pasar memperkirakan bahwa BoJ masih akan mempertahankan suku bunga sebesar -0.1% untuk bulan September 2019 ini. Statement kebijakan moneter BoJ bisa dibaca di sini.

 

Kuroda akan menjelaskan kebijakan moneter yang baru jika terjadi perubahan seperti suku bunga, stimulus, atau kebijakan lainnya, termasuk juga jika terjadi perubahan proyeksi ekonomi. Isi konferensi pers bisa dibaca di sini.

 

Tidak seperti bank sentral negara-negara mata uang utama lainnya yang mengumumkan suku bunganya per bulan, SNB mengumumkan suku bunga per 3 bulan (per kuartal).

Sejak menerapkan suku bunga 0.0% pada Agustus 2011, SNB telah memotong suku bunganya 2 kali, masing-masing sebesar 0.25% pada 18 Desember 2014, dan sebesar 0.50% pada 15 Januari 2015. Pemangkasan suku bunga ditahun 2015 diumumkan bersamaan dengan pelepasan pegging CHF terhadap EUR yang saat ini telah berjalan 4 tahun. Suku bunga acuan terkini adalah -0.75%, yang merupakan suku bunga terendah dalam 19 tahun terakhir.

Pada meeting terakhir 13 Juni lalu, SNB mempertahankan suku bunga pada level -0.75%. Bank sentral juga meniadakan acuan suku bunga pada London Interbank Offered Rate (Libor) untuk jangka waktu 3 bulan. Statement yang dirilis seusai meeting menyebutkan bahwa nilai tukar CHF masih relatif tinggi, sehingga suku bunga negatif dan intervensi bank sentral di pasar uang masih diperlukan untuk menjaga nilai tukar di tengah ketidakpastian ekonomi global. Pada proyeksi ekonomi, inflasi untuk tahun 2019 diprediksi naik dari 0.3% ke 0.6%, sementara untuk tahun 2020 diproyeksikan 0.7%, naik dari estimasi sebelumnya yang 0.6%.

Data terakhir menunjukkan, inflasi bulan Mei y/y +0.3%, terendah sejak bulan Juli 2017. Sementara itu, GDP kuartal kedua tahun ini +0.3%, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang +0.4%. Dari data tersebut, pasar memperkirakan bahwa suku bunga acuan SNB masih akan dipertahankan pada -0.75% untuk bulan September 2019 ini. Jika SNB menurunkan suku bunga, maka CHF akan cenderung melemah. Statement dan poyeksi ekonomi untuk meeting hari ini bisa dibaca di sini.

 

Retail Sales adalah salah satu indikator penting yang bisa menggerakkan mata uang GBP. Di Inggris, indikator ini disebut juga dengan Sales Volume atau All Retailers Sales. Ada 2 jenis rilis yang diperhatikan, yakni Retail Sales total dan Retail Sales inti yang tidak termasuk otomotif dan bahan bakar. Masing-masing data dipublikasikan dalam versi month over month (m/m) atau persentase perubahan yang dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dan year over year (y/y) yang dibandingkan dengan bulan sama pada tahun sebelumnya.

Penjualan ritel merupakan indikator awal untuk pengeluaran konsumen dan akan berdampak pada pertumbuhan juga tingkat inflasi. Di Inggris, yang berdampak tinggi adalah Retail Sales total, baik m/m maupun y/y.

Penjualan ritel total Inggris bulan Juli lalu naik 0.2%, lebih tinggi dari perkiraan turun 0.3%, tetapi lebih rendah dari bulan sebelumnya yang naik 0.9%. Sementara untuk basis tahunan (y/y) bulan Juli, data ini naik 3.3%, lebih tinggi dari perkiraan naik 2.6%, tetapi lebih rendah dari bulan sebelumnya yang naik 3.8%. Pada bulan Juli 2019, kenaikan penjualan terbesar terjadi pada Department Store.

Untuk bulan Agustus 2019, diperkirakan Retail Sales total m/m akan turun 0.2% (atau -0.2%), dan y/y akan naik 2.9%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan GBP menguat.

 

1. Data Asset Purchase Facility BoE bulan September 2019:

Asset Purchase Facility BoE adalah target pembelian asset oleh BoE. Data ini berkaitan dengan program Quantitative Easing dari BoE, yaitu jumlah dana total yang akan digunakan oleh BoE untuk membeli asset-asset di pasar terbuka. Pada meeting terakhir 1 Agustus lalu, dana untuk pembelian asset adalah sebesar £435 miliar, sesuai perkiraan dan sama dengan bulan sebelumnya.

Untuk bulan September 2019, diperkirakan dana pembelian asset akan tetap sebesar £435 miliar. Jika jumlah dana untuk pembelian asset dikurangi (lebih kecil dari sebelumnya), maka GBP akan cenderung menguat.

 

2. Pengumuman suku bunga dan ringkasan kebijakan moneter BoE bulan September 2019:

Penentuan suku bunga dilakukan dengan cara voting di antara para anggota Monetary Policy Committee (MPC). Pada meeting 2 Agustus 2018, BoE menaikkan suku bunga acuan sebesar 0.25% pada level +0.75%. Kenaikan ini adalah yang kedua kali dalam 10 tahun terakhir, dan menandai level suku bunga tertinggi sejak bulan Maret 2009.

Pada meeting terakhir 1 Agustus lalu, BoE mempertahankan suku bunga pada +0.75%, sesuai dengan perkiraan pasar. Keputusan tersebut diambil dengan suara bulat. Statement menegaskan lagi pernyataan pada meeting sebelumnya, bahwa kenaikan suku bunga di waktu mendatang akan dilakukan secara bertahap dan terbatas. Masalah proses Brexit yang sedang berlangsung, perang dagang, dan isu perlambatan ekonomi global akan tetap menjadi pertimbangan utama dalam menetapkan suku bunga. Bank sentral juga menurunkan proyeksi pertumbuhan untuk tahun ini dan tahun depan, menyusul merosotnya ekspor dan investasi bisnis.

Data terakhir menunjukkan, inflasi tahunan bulan Agustus turun ke +1.7%, terendah sejak bulan Desember 2016. GDP kuartal kedua 2019 mengalami kontraksi 0.2% q/q (atau -0.2%), terendah sejak kuartal terakhir tahun 2012. Sementara itu, tingkat pengangguran bulan Juli +3.8%, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang +3.9%.

Dilihat dari pencapaian data ekonomi dan proses Brexit yang belum mencapai kesepakatan, maka BoE diperkirakan masih mempertahankan suku bunga acuannya pada level +0.75% untuk bulan September 2019 ini. Jika BoE menurunkan suku bunga, maka GBP akan melemah. Statement meeting hari ini bisa dibaca di sini.

 

Selain penetapan suku bunga dan pembelian asset, rapat MPC juga dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dalam menetapkan suku bunga berikutnya. Notulen meeting antara lain berupa hasil voting untuk target pembelian asset dan penentuan suku bunga.

Laporan ini dirilis dengan format X1-X2-X3, dengan X1 menunjukkan jumlah anggota yang setuju kenaikan pembelian asset atau kenaikan suku bunga, X2 adalah jumlah anggota yang setuju penurunan pembelian asset atau penurunan suku bunga, dan X3 merupakan jumlah anggota yang tidak ingin ada perubahan.

Pada meeting terakhir 1 Agustus lalu, hasil voting untuk suku bunga adalah 0-0-9, dan pembelian asset juga 0-0-9. Artinya, seluruh anggota MPC setuju untuk mempertahankan suku bunga dan jumlah pembelian asset. Pada meeting hari ini, diperkirakan hasil voting untuk suku bunga dan pembelian asset akan tetap 0-0-9; seluruh anggota MPC akan memilih opsi mempertahankan suku bunga pada level +0.75%, dan pembelian asset tetap sebesar £435 miliar.

Jika hasil voting menunjukkan ada anggota MPC yang memilih opsi kenaikan suku bunga dan/atau ingin mengurangi pembelian asset, maka GBP akan cenderung menguat. Hasil rilis notulen meeting BoE hari ini bisa diunduh di sini.

 

Indikator sentimen bisnis yang dirilis oleh The Fed of Philadelphia ini merupakan indikator awal ISM Manufacturing Index. Indeks dibuat berdasarkan survei terhadap para pelaku manufaktur di wilayah Philadelphia mengenai prospek bisnis dan perekonomian AS, dan menjadi salah satu acuan analis untuk mengukur tingkat kepercayaan investor.

Angka indeks yang positif (lebih besar nol) menggambarkan perekonomian yang membaik, sedangkan indeks dengan angka negatif mengindikasikan kondisi ekonomi yang sedang menurun.

Bulan Agustus lalu, indeks Philly Fed Manufacturing berada pada angka +16.8, masih lebih tinggi dari perkiraan yang +10.1, tetapi lebih rendah dari bulan sebelumnya yang +21.8. Pada bulan Agustus, indeks new orders mengalami kenaikan, sementara indeks shipment mengalami kontraksi. Untuk bulan September 2019, diperkirakan indeks Philly Fed Manufacturing akan kembali turun ke +10.9. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan mendukung penguatan USD.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE