Menu

19-20 Juni 2019: FOMC Meeting, CPI Inggris Dan Kanada

Martin

Data dan peristiwa berdampak hari ini adalah CPI Inggris dan Kanada, serta pidato ECB Draghi. Besok ada Statement dan konferensi pers FOMC serta GDP Selandia Baru.

Rabu, 19 Juni 2019:

CPI adalah pengukur utama tingkat inflasi yang selalu diperhatikan bank sentral sebagai pertimbangan utama dalam menentukan suku bunga. Ada 2 rilis yang dianggap penting, yaitu CPI inti (Core CPI) dan CPI total. CPI inti tidak memperhitungkan kategori makanan, minuman, dan energi (bahan bakar minyak dan gas). Data yang dirilis masing-masing untuk month over month (m/m) yang dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dan year over year (y/y) yang dibandingkan dengan bulan sama pada tahun sebelumnya.

Dari beragam data CPI di atas, yang paling berdampak adalah CPI total y/y (inflasi tahunan) karena digunakan sebagai acuan oleh BoE. Disamping CPI, juga dirilis data Producer Price Index (PPI) dan Retail Price Index (RPI) yang hanya mengukur barang-barang konsumsi utama serta biaya sewa tempat tinggal (y/y). Namun, dampak CPI jauh lebih tinggi dibanding kedua data tersebut.

Bulan April lalu, inflasi tahunan Inggris naik 2.1%, lebih rendah dari perkiraan naik 2.2%, tetapi menjadi yang tertinggi dalam 4 bulan terakhir. Sementara untuk basis bulanan (m/m), CPI naik 0.6%, lebih rendah dari perkiraan 0.7%, tetapi merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2018. Naiknya inflasi tahunan bulan April disebabkan oleh meningkatnya biaya transportasi, biaya rekreasi, perawatan kesehatan, harga makanan dan minuman non alkohol, serta harga bahan bakar. CPI inti bulan April 2019 y/y naik 1.8%, lebih rendah dari perkiraan 1.9%, dan sama dengan bulan sebelumnya (terendah sejak November 2018).

Untuk bulan Mei 2019, diperkirakan CPI total y/y akan naik 2.0%, m/m akan naik 0.3%, dan CPI inti y/y akan naik 1.6%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan GBP menguat.

 

Indikator ini mengukur perubahan harga di tingkat produsen dan akan mempengaruhi tingkat inflasi di Inggris. Bulan April lalu, PPI m/m Inggris naik 1.1%, sesuai dengan perkiraan dan menjadi yang tertinggi dalam 7 bulan terakhir. Sementara untuk y/y, PPI naik 2.1%, lebih rendah dari perkiraan naik 2.3%, dan merupakan yang terendah dalam 3 bulan. Kenaikan tersebut disebabkan oleh meningkatnya harga petroleum, bahan kimia, dan makanan.

Untuk bulan Mei 2019, diperkirakan PPI input m/m akan naik 0.2%, dan y/y diperkirakan naik 1.7%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan GBP.

 

Indikator yang mengukur tingkat inflasi ini dirilis oleh Biro Statistik Kanada. Baik CPI total maupun CPI inti (Core CPI) yang disebut juga dengan Bank of Canada Core CPI dan tidak memperhitungkan harga makanan dan energi, dirilis secara bersamaan. Masing-masing diluncurkan dalam versi month over month (m/m) yang dibandingkan dengan data bulan sebelumnya, serta year over year (y/y) yang dibandingkan dengan data bulan sama pada tahun sebelumnya. Baik CPI inti maupun CPI total (m/m dan y/y) sama-sama berdampak tinggi.


Bulan April lalu, CPI total y/y naik 2.0%, sesuai dengan perkiraan dan menjadi yang tertinggi dalam 4 bulan terakhir. Sementara untuk basis m/m, inflasi naik 0.4%, sesuai dengan perkiraan, tetapi merupakan yang terendah dalam 3 bulan. Kenaikan inflasi tahunan bulan April 2019 tersebut disebabkan oleh meningkatnya biaya transportasi, biaya sewa tempat tinggal, harga pakaian, makanan, biaya pendidikan, serta perawatan kesehatan.

CPI inti bulan April y/y naik 1.5%, lebih rendah dari perkiraan naik 1.8% dan bulan sebelumnya yang naik 1.6%. Sementara itu, m/m stagnan atau 0.0%, terendah dalam 4 bulan. Untuk bulan Mei 2019, diperkirakan CPI total y/y akan naik 2.1%, CPI inti y/y akan naik 1.2%, dan CPI total m/m akan naik 0.1%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan CAD menguat.

 

Mario Draghi dijadwalkan berbicara dalam penutupan acara ECB Forum on Central Banking di Sintra, Portugal. Isi pidato Draghi bisa dibaca di sini.

 

Kamis, 20 Juni 2019:

1.Statement FOMC dan pengumuman suku bunga The Fed bulan Juni 2019 (Berdampak tinggi pada USD).

FOMC memberikan Statement mengenai kebijakan moneter bersamaan dengan pengumuman suku bunga. Penentuan suku bunga dilakukan dengan cara voting, dan hasil voting secara individu serta komentar-komentarnya dimuat dalam Statement FOMC yang dirilis seusai meeting. Selain suku bunga, Statement juga berisi mengenai kebijakan lainnya dan perkiraan kondisi ekonomi di waktu mendatang, yang bisa mempengaruhi kebijakan bank sentral.


Pada meeting terakhir 1-2 Mei lalu, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level +2.25% hingga +2.50%, sesuai dengan perkiraan pasar. Notulen meeting menyebutkan bahwa bank sentral tetap berkomitmen untuk bersabar dalam melaksanakan kebijakan moneternya. Para pejabat The Fed tersebut mengatakan suku bunga acuan sepertinya tidak akan berubah dalam waktu dekat. Mereka juga mengatakan bahwa kekhawtiran sebelumnya terkait perlambatan ekonomi global mulai reda. Meskipun secara umum berpandangan optimistis, komite memutuskan untuk menahan suku bunga acuan karena tingkat inflasi yang cenderung melambat.

Para anggota FOMC sepakat jika pendekatan yang sabar dalam menentukan penyesuaian kisaran target Federal Funds Rate di masa depan masih sesuai. Dalam konferensi pers, ketua The Fed Powell mengatakan bahwa pelemahan inflasi akhir-akhir ini bersifat sementara, dan tidak berdampak pada prospek inflasi tahun ini. Kebijakan The Fed saat ini sudah pada jalur yang benar, dan kebijakan di waktu mendatang akan bergantung pada data fundamental ekonomi.

Data terakhir menunjukkan, inflasi bulan Mei y/y turun ke +1.8%, dan GDP kuartal pertama tahun ini naik ke +3.1% (second estimate). Namun, komponen pendukung pertumbuhan terbesar dari kenaikan tersebut adalah ekspor dan belanja pemerintah, sementara inflasi PCE dan pengeluaran konsumen justru mengalami kontraksi yang signifikan.

Dari data tersebut, dan dari dot plot terakhir proyeksi suku bunga, maka untuk bulan Juni 2019 ini, diperkirakan The Fed masih akan mempertahankan suku bunga acuan pada level 2.25% hingga 2.50%. Fokus perhatian akan tertuju pada isi Statement yang akan dirilis seusai meeting. Jika Statement dianggap hawkish, maka USD akan cenderung menguat. Sebaliknya, jika dianggap dovish, USD akan cenderung melemah. Statement meeting hari ini bisa dibaca di sini.

 

2. Proyeksi ekonomi AS (Berdampak tinggi pada USD).

Dirilis empat kali dalam setahun, laporan ini meliputi proyeksi FOMC untuk inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan tingkat pengangguran untuk dua tahun mendatang. Pada proyeksi terakhir yang dirilis tanggal 21 Maret lalu, The Fed merevisi turun estimasi pertumbuhan tahun ini dari +2.3% ke +2.1%, dan tahun depan dari +2.0% ke +1.9%. Tingkat pengangguran tahun ini diproyeksikan 3.7%, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya yang 3.5%. Sementara untuk tahun depan, tingkat pengangguran diyakini naik ke 3.8%. PCE inflation tahun ini turun dari +1.9% ke +1.8%, sementara proyeksi kenaikan suku bunga (dot plot) dalam tahun ini direvisi dari dua kali menjadi nihil atau tidak ada kenaikan suku bunga.

Proyeksi suku bunga pada meeting hari ini akan menjadi fokus perhatian pelaku pasar. Sejauh ini, beredar spekulasi The Fed akan memangkas suku bunga minimal sekali dalam tahun ini. Jika frekuensi pemotongan suku bunga lebih besar, kemungkinan USD akan melemah. Proyeksi ekonomi pada meeting terakhir bisa dibaca di sini, sedangkan untuk meeting hari ini bisa diunduh di sini.

 


Perhatian pelaku pasar akan tertuju pada keterangan Powell mengenai prospek pemotongan suku bunga The Fed dalam tahun ini. Jika pernyataan dan komentar Powell dianggap hawkish, maka USD akan menguat. Sebaliknya, jika dianggap dovish, USD akan cenderung melemah. Konferensi pers Jerome Powell bisa dipantau di sini.

 

GDP menyatakan nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam periode waktu tertentu, dan ditampilkan dalam persentase perubahan dibandingkan periode sebelumnya. Tidak seperti negara-negara mata uang utama lainnya yang merilis data GDP 3 kali per kuartal (Preliminary, Second Release, dan Final), Selandia Baru hanya merilis GDP sekali per kuartal, sekitar 80 hari setelah berakhirnya kuartal tersebut.


Kuartal keempat 2018 lalu, GDP Selandia Baru tumbuh 0.6%, sesuai dengan perkiraan dan lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 0.3%. Kenaikan GDP kuartal keempat tersebut disebabkan oleh sektor jasa dan real estate. Untuk kuartal pertama tahun 2019, diperkirakan GDP akan kembali tumbuh 0.6%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan NZD menguat.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE