Menu

2 Februari 2023: Suku Bunga The Fed, ECB, BoE

Martin

Peristiwa berdampak hari ini adalah pengumuman kebijakan The Fed, ECB, dan BoE. Selain itu, ada pula rilis Jobless Claims AS.

Kamis, 2 Februari 2023

FOMC memberikan statement mengenai kebijakan moneter rata-rata 8 kali dalam setahun, bersamaan dengan pengumuman suku bunga. Penentuan suku bunga dilakukan dengan cara voting, dan hasil voting secara individu serta komentar-komentarnya dimuat dalam statement FOMC yang dirilis seusai meeting. Selain suku bunga, statement juga berisi mengenai kebijakan lainnya dan perkiraan kondisi ekonomi di waktu mendatang yang bisa mempengaruhi kebijakan bank sentral.

Pada meeting terakhir tanggal 14-15 Desember lalu, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 0.50% ke level +4.25% hingga +4.50%, sesuai dengan perkiraan pasar. Kenaikan ini adalah yang ketujuh secara berturut-turut dan merupakan level suku bunga tertinggi sejak 2007. Kenaikan yang agresif dipicu oleh lonjakan inflasi hingga mencapai level tertinggi 41 tahun.

Statement menyebutkan bahwa kenaikan suku bunga acuan yang berkelanjutan dalam kisaran target akan dilakukan guna mengembalikan tingkat inflasi menjadi 2.0%. The Fed sekarang mengharapkan suku bunga mencapai 5.10% pada tahun 2023, 4.10% pada tahun 2024, dan 3.10% pada tahun 2025; level lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya.

Sementara itu, proyeksi ekonomi GDP untuk tahun 2022 direvisi lebih tinggi dari 0.2% menjadi 0.5%. Namun, proyeksi untuk 2023 diturunkan dari 1.2% menjadi 0.5%, dan untuk tahun 2024 turun menjadi dari 1.7% ke 1.6%. Perkiraan inflasi direvisi lebih tinggi untuk tahun 2022 (dari 5.4% ke 5.6%), tahun 2023 (dari 2.8% ke 3.1%), dan tahun 2024 (dari 2.3% ke 2.5%).

Notulen meeting menyebutkan bahwa beberapa anggota komite memperingatkan risiko pelonggaran kebijakan moneter yang belum waktunya berdasarkan pengalaman historis. Hal ini sehubungan dengan tingkat inflasi yang masih tinggi. Tidak ada anggota komite yang mengantisipasi tahun 2023 sebagai waktu akan tepat untuk mulai menurunkan suku bunga.

Dengan inflasi bulan Desember 2022 yang semakin melandai (6.5%) tetapi masih jauh di atas target bank sentral, The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin atau 0.25% menjadi +4.50% hingga +4.75% pada bulan Februari 2023 ini. Berdasarkan CME Fedwatch, probabilitas kenaikan suku bunga sebesar 0.25% telah mencapai 99.3%. Statement The Fed hari ini bisa dibaca di sini.


Perhatian pelaku pasar akan tertuju pada keterangan Powell mengenai prospek kenaikan suku bunga tahun ini. Jika pernyataan dan komentar Powell dianggap hawkish, maka USD akan menguat. Namun apabila dianggap dovish, USD akan cenderung melemah. Konferensi pers Jerome Powell bisa dipantau di sini.

 

Penentuan suku bunga dilakukan dengan cara voting diantara para anggota Monetary Policy Committee (MPC). Pada meeting terakhir tanggal 15 Desember 2022 lalu, BoE menaikkan lagi suku bunga acuan sebesar 50 basis pointatau 0.50% menjadi +3.50%, sesuai dengan perkiraan pasar. Kenaikan ini adalah yang ke-9 kalinya secara berturut-turut dan merupakan kenaikan tertinggi sejak 1989. Sementara itu, level suku bunga +3.50% adalah yang tertinggi sejak 2008. Pertimbangan untuk menaikkan suku bunga masih pada kekhawatiran akan dampak kenaikan inflasi di tengah perlambatan ekonomi global.

Para anggota komite mencatat bahwa pasar tenaga kerja tetap ketat dan inflasi serta pertumbuhan upah masih tinggi; hal ini dianggap membenarkan kebijakan bank sentral. Untuk selanjutnya, komite sepakat untuk terus memperketat kebijakan sebagaimana yang diperlukan jika prospek inflasi masih menunjukkan kenaikan. Dalam proyeksi inflasi, bank sentral mencatat bahwa CPI telah mencapai puncaknya, namun diperkirakan akan tetap tinggi dalam beberapa bulan mendatang.

Dengan inflasi bulan Desember 2022 yang +10.5% y/y (masih sangat tinggi dan jauh di atas target +2.0%), maka BoE diperkirakan kembali menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin atau 0.50% ke level +4.00% pada meeting bulan Februari 2023. Jika BoE menaikkan suku bunga, maka GBP akan cenderung menguat. Statement BoE hari ini bisa dibaca di sini.


Selain penetapan suku bunga, rapat MPC juga dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dalam menetapkan suku bunga berikutnya. Notulen meeting antara lain berupa hasil voting untuk penentuan suku bunga.

Data dirilis dengan format: X1-X2-X3, di mana X1 menunjukkan jumlah anggota yang setuju kenaikan suku bunga, X2 adalah jumlah anggota yang setuju penurunan suku bunga, dan X3 merupakan jumlah anggota yang tidak ingin ada perubahan.

Pada meeting terakhir tanggal 15 Desember 2022 lalu, hasil voting untuk suku bunga adalah 7-0-2. Artinya, ada 7 anggota MPC yang menginginkan kenaikan suku bunga, sementara 2 anggota lainnya ingin tidak ada perubahan. Pada meeting hari ini, hasil voting untuk suku bunga diproyeksikan tetap 7-0-2. Hasil rilis notulen meeting BoE bisa dibaca di sini.

 

Suku bunga ditentukan dengan cara voting di antara 6 anggota ECB Executive Board dan 15 dari 19 gubernur bank sentral negara-negara kawasan Euro. Hasil voting akan diumumkan 4 minggu setelah pertemuan dalam notulen meeting.

Pada meeting terakhir tanggal 15 Desember 2022 lalu, ECB memutuskan untuk kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 0.50% atau 50 basis poin menjadi +2.50%, sesuai dengan perkiraan. Kenaikan ini adalah yang keempat kali dan dipicu oleh inflasi tinggi di kawasan Euro. Tingkat suku bunga +2.50% menjadi yang tertinggi sejak tahun 2008.

Statement menyebutkan bahwa suku bunga diperkirakan naik lebih lanjut karena revisi terhadap prospek inflasi yang semakin tinggi. Rata-rata inflasi diproyeksikan mencapai 8.4% pada tahun 2022 sebelum turun menjadi 6.3% pada tahun 2023. Selanjutnya, inflasi diprediksi mencapai rata-rata 3.4% pada tahun 2024, dan 2.3% pada tahun 2025.

Untuk proyeksi GDP, perekonomian Euro diperkirakan mengalami kontraksi pada kuartal keempat 2022 dan kuartal berikutnya akibat krisis energi, ketidakpastian, serta melemahnya aktivitas ekonomi global dan kondisi pembiayaan yang semakin ketat. Secara keseluruhan, bank sentral sekarang melihat ekonomi akan tumbuh sebesar 3.4% pada tahun 2022, 0.5% pada tahun 2023, 1.9% pada tahun 2024, dan 1.8% pada 2025.

Dengan inflasi bulan Desember 2022 yang masih sangat tinggi di +9.2% y/y dan jauh dari target +2.0%, maka ECB diperkirakan kembali menaikkan suku bunga sebesar 0.50% atau 50 basis poin menjadi +3.00% pada meeting bulan Februari 2023. Jika ECB menaikkan suku bunga acuan, maka EUR akan cenderung menguat. Statement ECB hari ini bisa dibaca di sini.

 

Jobless Claims mengukur jumlah klaim tunjangan pengangguran selama minggu lalu, dan merupakan data fundamental paling awal yang berhubungan dengan jumlah tenaga kerja. Data Jobless Claims juga indikator awal bagi pengeluaran konsumen yang akan mempengaruhi tingkat inflasi.

Ada 2 data yang diperhatikan, yaitu Initial Jobless Claims dan Continuing Jobless Claims. Initial Jobless Claims mengukur jumlah mereka yang baru pertama kali menerima tunjangan pengangguran dan lebih berdampak. Untuk itu, indikator Jobless Claims biasanya mengacu pada data Initial.

Minggu lalu, Jobless Claims AS berkurang 6,000 menjadi 186,000, lebih rendah dari perkiraan 203,000, dan merupakan yang terendah sejak April 2022. Sementara itu, klaim rata-rata dalam 4 minggu terakhir turun menjadi 197,500, juga yang terendah sejak Mei 2022.

Untuk minggu ini, diperkirakan klaim tunjangan pengangguran akan naik menjadi 196,000. Hasil rilis yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan USD.

 

Konferensi pers terdiri atas dua bagian yaitu pembacaan statement kebijakan moneter dan proyeksi ekonomi, serta sesi tanya jawab. Acara konferensi pers ECB bisa dipantau di sini.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE