Menu

20-21 Maret 2019: FOMC Meeting, CPI Inggris, GDP Selandia Baru

Martin

Data berdampak hari ini adalah CPI dan PPI Inggris serta persediaan minyak AS. Besok ada pertemuan dan konferensi pers FOMC, serta GDP Selandia Baru.

Rabu, 20 Maret 2019:

CPI adalah pengukur utama tingkat inflasi yang selalu diperhatikan bank sentral sebagai pertimbangan utama dalam menentukan suku bunga. Ada 2 rilis yang diperhatikan, yaitu CPI inti (Core CPI) dan CPI total. CPI inti tidak memperhitungkan kategori makanan, minuman, dan energi (bahan bakar minyak dan gas). Rilis data masing-masing untuk month over month (m/m) yang dibandingkan dengan bulan sebelumnya, serta year over year (y/y) yang dibandingkan dengan bulan sama pada tahun sebelumnya.

Yang paling berdampak adalah CPI total y/y (inflasi tahunan) karena digunakan sebagai acuan oleh BoE. Di samping CPI, hari ini juga dirilis data Producer Price Index (PPI) dan Retail Price Index (RPI) yang hanya mengukur barang-barang konsumsi utama dan biaya sewa tempat tinggal (y/y). Namun, dampak CPI jauh lebih tinggi dibanding kedua laporan tersebut.


Bulan Januari lalu, inflasi tahunan Inggris naik 1.8%, lebih rendah dari perkiraan naik 1.9%, dan menjadi yang terendah dalam dua tahun terakhir. Sementara untuk basis bulanan (m/m), inflasi turun 0.8% (atau -0.8%), tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Naiknya inflasi tahunan bulan Januari tersebut disebabkan oleh meningkatnya biaya transportasi (+3.2%), biaya rekreasi (+2.9%), perlengkapan rumah (+1.0%), tarif hotel dan restoran (+2.6%), harga makanan dan minuman non alkohol (+0.9%), juga harga bahan bakar (+0.7%). CPI inti bulan Januari 2019 y/y naik 1.9%, sesuai dengan perkiraan dan sama dengan bulan sebelumnya.

Untuk bulan Februari 2019, diperkirakan CPI total y/y akan kembali naik 1.8%, m/m akan naik 0.5%, dan CPI inti y/y akan naik 1.9%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan GBP menguat.

 

Indikator ini mengukur perubahan harga di tingkat produsen dan akan mempengaruhi tingkat inflasi di Inggris. Bulan Januari lalu, PPI m/m Inggris turun 0.1% (atau -0.1%), lebih rendah dari perkiraan naik 0.2%, dan menjadi yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Sementara untuk y/y naik 2.1%, terendah sejak Oktober 2016. Penurunan terutama disebabkan oleh merosotnya harga bahan kimia, karet, dan plastik.


Untuk bulan Februari 2019, diperkirakan PPI input m/m akan naik 0.6%, dan y/y diperkirakan naik 2.2%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan GBP.

 

Data ini dirilis tiap minggu oleh Energy Information Administration (EIA) AS, dan disebut juga dengan Crude Stocks atau Crude Levels yang mengukur perubahan jumlah persediaan minyak mentah (dalam satuan barel) untuk industri di AS. Meski indikator ini dirilis oleh AS, tapi bisa berdampak juga pada CAD, mengingat impor sebagian minyak mentah AS berasal dari Kanada. Indikator ini juga akan mempengaruhi harga minyak di AS dan akan berdampak pada tingkat inflasi.


Minggu lalu, persediaan minyak untuk industri berkurang sebanyak 3.86 juta barel, jauh lebih rendah dari perkiraan bertambah 2.7 juta barel dan minggu sebelumnya yang bertambah 7.01 juta barel. Untuk minggu ini, persediaan minyak diperkirakan akan kembali bertambah 0.50 juta barel.

Jika persediaan minyak di AS lebih tinggi dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung melemah karena diasumsikan permintaan akan berkurang. Sebaliknya jika lebih rendah dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung menguat karena diasumsikan permintaan akan meningkat.

Namun demikian, persediaan minyak di AS hanya salah satu faktor yang menggerakkan harga minyak dunia. Yang paling berdampak adalah kebijakan negara-negara penghasil minyak mengenai kuota produksi, pernyataan pejabat negara penghasil minyak, dan situasi politik di timur Tengah. Rilis data persediaan minyak di AS tidak bisa dipastikan selalu mempengaruhi harga minyak dunia.

 

Kamis, 21 Maret 2019:

1.Statement FOMC dan pengumuman suku bunga The Fed bulan Maret 2019 (Berdampak tinggi pada USD).

FOMC memberikan Statement mengenai kebijakan moneter rata-rata 8 kali dalam setahun, bersamaan dengan pengumuman suku bunga. Penentuan suku bunga dilakukan dengan cara voting, dan hasil voting secara individu serta komentar-komentarnya dimuat dalam Statement FOMC yang dirilis seusai meeting. Selain suku bunga, Statement juga berisi mengenai kebijakan lainnya, dan perkiraan kondisi ekonomi di waktu mendatang yang bisa mempengaruhi kebijakan bank sentral.


Pada meeting terakhir 30-31 Januari lalu, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level +2.00% hingga +2.25%, sesuai dengan perkiraan pasar. Statement menyebutkan bahwa risiko ke arah downside meningkat, termasuk perlambatan pertumbuhan ekonomi global, terutama di China dan negara-negara Eropa. Ketidakpastian politik juga meningkat, seperti yang berkaitan dengan proses Brexit, eskalasi ketegangan perdagangan internasional, dan kemungkinan adanya government shutdown lanjutan. Dalam pengumuman disebutkan pula bahwa bank sentral menyatakan akan mengakhiri pengurangan Balance Sheet sebelum akhir tahun ini.

Data terakhir menunjukkan, inflasi bulan Februari y/y turun ke +2.2%, terendah sejak September 2016. GDP kuartal keempat turun ke +2.6% dari kuartal sebelumnya yang +3.4%, dan Non Farm Payrolls bulan Februari hanya bertambah 20,000 jobs , terendah dalam dua tahun terakhir.

Dari data tersebut dan dot plot terakhir mengenai proyeksi kenaikan suku bunga, maka untuk bulan Maret 2019 ini, diperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan pada level 2.25% hingga 2.50%. Fokus perhatian akan ditujukan pada isi Statement yang dirilis seusai meeting. Jika Statement dianggap hawkish, maka USD akan cenderung menguat. Sebaliknya jika dianggap dovish, USD akan cenderung melemah. Statement meeting hari ini bisa dibaca di sini.

 

2. Proyeksi ekonomi AS (Berdampak tinggi pada USD).

Dirilis empat kali dalam setahun, laporan ini meliputi proyeksi FOMC untuk inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan tingkat pengangguran untuk dua tahun mendatang. Pada proyeksi terakhir yang dirilis tanggal 20 Desember 2018 lalu, The Fed merevisi turun estimasi pertumbuhan tahun ini dari +2.5% ke +2.3%, sementara untuk tahun depan tetap +2.0%. Tingkat pengangguran tahun ini diproyeksikan 3.5%, dan untuk tahun depan naik ke 3.6%. PCE inflation tahun ini diproyeksi turun dari +2.0% ke +1.9%, sementara outlook kenaikan suku bunga dalam tahun ini direvisi menjadi sebanyak dua kali, dibandingkan sebelumnya yang tiga kali.

Proyeksi kenaikan suku bunga (dot plot) pada meeting hari ini akan menjadi fokus para pelaku pasar. Sejauh ini, beredar spekulasi jika The Fed tidak akan akan menaikkan suku bunga dalam tahun ini. Jika frekuensi kenaikan tahun dikurangi, kemungkinan besar USD akan cenderung melemah. Proyeksi pada meeting terakhir bisa dibaca di sini, dan untuk meeting hari ini bisa diunduh di sini.

 


Perhatian pelaku pasar akan tertuju pada keterangan Powell mengenai prospek suku bunga untuk tahun ini; apakah akan ada kenaikan lagi atau bahkan mungkin penurunan komentar mengenai outlook ekonomi AS di tengah gejolak pasar negara-negara berkembang. Selain itu, dampak perang dagang yang disoroti Powell juga akan menjadi perhatian.

Jika pernyataan dan komentar Powell dianggap hawkish, maka USD akan menguat. Sebaliknya jika dianggap dovish, USD akan cenderung melemah. Konferensi pers Jerome Powell bisa dipantau di sini.

 

GDP menyatakan nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam periode waktu tertentu, dan dinyatakan dalam persentase perubahan dibandingkan periode sebelumnya. Tidak seperti negara-negara mata uang utama lainnya yang merilis data GDP per kuartal 3 kali (Preliminary, Second Release, dan Final), Selandia Baru hanya merilis sekali per kuartal pada sekitar 80 hari setelah berakhirnya kuartal tersebut.


Kuartal ketiga 2018 lalu, GDP Selandia Baru tumbuh 0.3%, lebih rendah dari perkiraan tumbuh 0.6%, dan menjadi yang terendah sejak kuartal keempat tahun 2010. Untuk kuartal keempat 2018, diperkirakan GDP akan naik 0.6%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan NZD menguat.



Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE