Menu

21-22 Maret 2018: FOMC Meeting, RBNZ Meeting, Tenaga Kerja Inggris

Martin

Data berdampak hari ini adalah Jobless Claims dan upah di Inggris, Current Account, Existing Home Sales dan persediaan minyak AS. Besok ada FOMC dan RBNZ meeting.

Rabu, 21 Maret 2018

Data yang dirilis oleh Office for National Statistics (ONS) setiap bulan ini mengukur perubahan tingkat upah rata-rata (termasuk bonus) dari sektor swasta dan pemerintahan di Inggris. Rilis data berupa perubahan rata-rata upah mingguan dalam 3 bulan terakhir dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Upah selalu dikaitkan dengan besaran inflasi guna memperkirakan tingkat biaya hidup. Tingkat upah juga merupakan salah satu data yang ikut dipertimbangkan BoE dalam menentukan suku bunga.

Bulan Desember 2017 lalu, upah rata-rata per minggu termasuk bonus naik 2.5%, sesuai dengan perkiraan dan sama dengan bulan sebelumnya (tertinggi sepanjang tahun 2017). Untuk bulan Januari 2018, data diperkirakan akan naik 2.6%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan GBP menguat.

 

Jobless Claims Change atau Claimant Count Change mengukur perubahan jumlah klaim pengangguran yang bertujuan memperoleh kompensasi dari pemerintah, sedangkan Claimant Count Rate menyatakan persentasi perubahan data yang sama dibandingkan bulan sebelumnya. Jumlah klaim yang tinggi menunjukkan peningkatan jumlah pengangguran yang akan berpengaruh pada pengeluaran konsumen. Jumlah klaim tunjangan pengangguran Inggris dirilis sebulan lebih cepat dari data tingkat pengangguran.


 

 

Bulan Januari lalu, klaim tunjangan pengangguran di Inggris berkurang 7,200, jauh lebih rendah dari perkiraan bertambah 2,300 klaim, dan menjadi yang terendah sejak bulan Desember 2016.

Untuk bulan Februari 2018, diperkirakan klaim tunjangan pengangguran di Inggris akan kembali berkurang 3,100. Hasil rilis yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung menyebabkan GBP menguat.

 

Indikator ini disebut juga dengan ILO Unemployment Rate, mengukur jumlah tenaga kerja usia produktif yang sedang tidak bekerja, atau sedang mencari pekerjaan selama kurun waktu 3 bulan terakhir. Di samping pertumbuhan dan tingkat inflasi tahunan, bank sentral (BoE) juga memperhatikan data tingkat pengangguran sebagai acuan dalam mengambil kebijakan, terutama untuk perubahan tingkat suku bunga.

Bulan Desember 2017 lalu, tingkat pengangguran di Inggris naik ke angka 4.4%, lebih tinggi dari perkiraan 4.3%, dan menjadi yang tertinggi dalam 6 bulan terakhir. Sementara itu, tingkat partisipasi bulan Desember berada pada angka 78.7%, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang 78.8%.

Untuk bulan Januari 2018, diperkirakan tingkat pengangguran akan kembali berada pada angka 4.4%. Hasil rilis yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan GBP.

 

Data ini mengukur perbedaan antara pengeluaran dan pemasukan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan perusahaan publik di Inggris. Jika pengeluaran lebih besar dari pemasukan, maka defisit akan dibiayai dengan pinjaman. Membengkaknya pinjaman berarti defisit dalam neraca anggaran dan akan cenderung memperlemah mata uang Pound, begitu pula sebaliknya jika terjadi surplus.


 

 

Bulan Januari lalu, PSNB mengalami surplus sebesar £11.62 miliar, sedikit di atas perkiraan surplus £11.50 miliar, dan merupakan surplus tertinggi sejak Januari tahun lalu. Untuk bulan Februari 2018, diperkirakan PSNB akan kembali surplus £0.40 miliar. Surplus yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan GBP.

 

Current Account mengukur perbedaan nilai impor-ekspor barang dan jasa, aliran modal yang masuk, dan dana yang ditransfer keluar selama periode waktu tertentu. Neraca perdagangan adalah bagian dari Current Account. Jika hasil perdagangan dan penerimaan melebihi pengeluaran, maka Current Account akan surplus. Sebaliknya, jika dana yang keluar lebih besar, maka Current Account akan defisit. Surplus Current Account akan menyebabkan permintaan US Dollar meningkat, sedangkan apabila Current Account defisit, akan cenderung memperlemah US Dollar.


 

 

Current Account AS mengalami defisit sebesar USD100.60 miliar pada kuartal ke-3 tahun 2017 lalu, lebih baik dari perkiraan defisit USD116.00 miliar, dan merupakan defisit terendah sejak kuartal ke-3 tahun 2014.

Untuk kuartal ke-4 tahun 2017, diperkirakan defisit akan membengkak ke USD125.00 miliar. Defisit yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan USD.

 

Indikator ini mengukur jumlah penjualan rumah tinggal di AS selama periode satu bulan, di luar perumahan baru. Rilis data ini akan berdampak, karena penjualan rumah memicu konsumsi produk-produk lain dan mempengaruhi tingkat inflasi. Selain itu, perusahaan leasing dan broker property juga akan memperoleh penghasilan dari transaksi jual beli rumah tersebut.


 

 

Bulan Januari lalu, penjualan rumah di AS mencapai 5.38 juta unit atau turun 3.2% dari bulan sebelumnya, lebih rendah dari perkiraan 5.61 juta unit, dan menjadi yang terendah dalam 4 bulan terakhir. Penurunan tersebut disebabkan oleh merosotnya penjualan rumah untuk Single Family sebesar 3.8%, sementara untuk condominium naik 1.6%.

Untuk bulan Februari 2018, diperkirakan Existing Home Sales akan mencapai 5.41 juta unit. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan USD.

 

Data ini dirilis tiap minggu oleh Energy Information Administration (EIA) AS, dan disebut juga dengan Crude Stocks atau Crude Levels, yang mengukur perubahan jumlah persediaan minyak mentah (dalam satuan barel) untuk industri di AS.

Meski indikator ini dirilis oleh AS, tetapi bisa berdampak juga pada CAD, mengingat impor sebagian minyak mentah AS berasal dari Kanada. Indikator ini juga akan mempengaruhi harga minyak di AS dan akan berdampak pada tingkat inflasi.

Minggu lalu, persediaan minyak untuk industri bertambah 5.02 juta barel, lebih tinggi dari perkiraan bertambah 2.20 juta barel, dan menjadi yang tertinggi dalam 6 minggu terakhir. Untuk minggu ini, data diperkirakan akan kembali bertambah 2.60 juta barel.

Jika persediaan minyak di AS lebih tinggi dari perkiraan, maka harga WTI/USD cenderung melemah karena diasumsikan permintaan akan berkurang. Sebaliknya, data jika lebih rendah dari perkiraan, maka harga WTI/USD cenderung menguat karena diasumsikan permintaan akan meningkat.

Namun demikian, persediaan minyak di AS hanya salah satu faktor yang menggerakkan harga minyak dunia. Yang paling berdampak adalah kebijakan negara-negara penghasil minyak mengenai kuota produksi, pernyataan pejabat negara penghasil minyak, dan situasi politik di Timur Tengah. Rilis data persediaan minyak di AS tidak bisa dipastikan akan selalu mempengaruhi harga minyak dunia.
Baca juga: Harga Minyak Naik Seiring Kunjungan Putra Mahkota Saudi Ke AS

Kamis, 22 Maret 2018:

 

1. Statement FOMC dan pengumuman suku bunga The Fed bulan Maret 2018 (Berdampak tinggi pada USD).

FOMC memberikan statement mengenai kebijakan moneter rata-rata 8 kali dalam setahun, bersamaan dengan pengumuman suku bunga. Penentuan suku bunga dilakukan dengan cara Voting, dan hasil Voting secara individu serta komentar-komentarnya dimuat dalam statement FOMC yang dirilis seusai pertemuan. Selain suku bunga, statement juga berisi mengenai kebijakan lainnya, dan perkiraan kondisi ekonomi di waktu mendatang yang bisa mempengaruhi kebijakan bank sentral.


 

 

Pada meeting 31 Januari - 1 Februari yang tidak disertai dengan konperensi pers, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 1.25% hingga 1.50%, sesuai dengan perkiraan pasar. Pernyataan yang mengiringi keputusan tersebut dianggap hawkish, karenamengedepankan perkembangan pasar tenaga kerja dan harapan akan tingkat inflasi yang lebih tinggi. Rencana kenaikan suku bunga dalam tahun ini sebanyak 3 kali tidak berubah, tetapi sebagian pelaku pasar memperkirakan akan ada 4 kali kenaikan setelah pernyataan ketua Jerome Powell pada testimoninya akhir bulan lalu.

Perkiraan dari CME Fed Fund Futures untuk kenaikan sebesar 0.25% menjelang pengumuman meeting dini hari nanti telah mencapai 93%. Pasar telah men-discount kenaikan tersebut. Yang ditunggu adalah proyeksi kenaikan dalam tahun ini (dot plot), apakah masih 3 kali atau 4 kali. Jika masih 3 kali akan berdampak negatif pada USD (USD cenderung melemah), dan jika direvisi menjadi 4 kali kenaikan, maka USD akan lanjut menguat.

Akan tetapi, pergerakan USD masih akan dipengaruhi oleh hasil Voting dan pernyataan Jerome Powell pada konperensi pers pertamanya, 30 menit setelah statement dan proyeksi dirilis. Jika ada anggota FOMC yang tidak setuju pada kenaikan, maka USD akan cenderung melemah seperti terjadi pada meeting Desember tahun lalu.


2. Proyeksi ekonomi AS (Berdampak tinggi pada USD).

Laporan ini meliputi proyeksi inflasi FOMC, pertumbuhan ekonomi, dan tingkat pengangguran untuk dua tahun mendatang. Data dirilis 4 kali dalam setahun. Pada proyeksi terakhir yang dirilis tanggal 14 Desember tahun lalu, The Fed merevisi naik estimasi pertumbuhan dari 2.1% ke 2.5%, tetapi menurunkan proyeksi tingkat pengangguran dari 4.1% ke 3.9%. Kenaikan suku bunga dalam dot plot tahun 2018 ini tetap 3 kali, di bawah harapan pasar yang 4 kali kenaikan. Proyeksi pada meeting sebelumnya bisa dibaca di sini, dan untuk meeting hari ini bisa diunduh di sini.

 


 

 

Yang ditunggu pelaku pasar adalah keterangan Powell mengenai frekuensi kenaikan suku bunga dalam tahun ini. Jika komentar dan pernyataan Powell dianggap hawkish, maka USD akan menguat, begitu pula sebaliknya. Konperensi pers Powell bisa dipantau di sini.

 

Gubernur RBNZ menentukan suku bunga acuan atau yang lazim disebut Official Cash Rate (OCR), setelah mengadakan konsultasi dengan beberapa bankir senior dan para penasehatnya. Suku bunga RBNZ dijadwalkan rilis 8 kali dalam setahun.


 

 

Sepanjang tahun 2016, RBNZ telah memangkas OCR sebanyak 3 kali. Penurunan pertama terjadi pada bulan Maret (sebesar 0.25% ke +2.25%) akibat ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global khususnya China, ekspektasi inflasi Selandia Baru yang cenderung turun, dan masih lemahnya harga komoditi terutama susu. Bulan Agustus, OCR kembali diturunkan 0.25% ke +2.00% karena tingkat inflasi dan harga produk susu yang masih rendah. Pada bulan November 2016, OCR kembali dipotong 0.25% ke +1.75% akibat inflasi yang masih rendah dan apresiasi mata uang NZD. Tingkat suku bunga ini adalah yang terendah sejak tahun 1985.

Pada meeting 8 Februari lalu, OCR dipertahankan sebesar +1.75%. Dalam statement disebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi global yang rebound menjadi alasan, meski inflasi masih rendah. Harga komoditi telah meningkat, tetapi sektor agrikultur relatif masih rendah.

Dari data terakhir, inflasi kuartal ke-4 tahun lalu hanya naik 0.1%, terendah dalam 2 tahun. GDP kuartal ke-4 masih +0.6%, sama dengan kuartal sebelumnya, masih rendah dibandingkan kuartal kedua yang naik 0.9%. Dengan nilai tukar NZD yang masih dianggap tinggi, maka untuk bulan Maret 2018 ini diperkirakan RBNZ masih akan mempertahankan OCR di level +1.75%. Jika RBNZ menaikkan OCR, maka NZD akan cenderung menguat. Pernyataan meeting bisa dibaca di sini.


Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE