Menu

22-23 Agustus 2019: PMI Manufaktur Eurozone Dan AS, Notulen ECB

Martin

Data berdampak hari ini adalah Manufacturing PMI Eurozone, Jerman dan AS, notulen meeting ECB, serta Jobless Claims AS. Besok ada Retail Sales Selandia Baru.

Kamis, 22 Agustus 2019:

Indeks Purchasing Managers Index (PMI) untuk sektor manufaktur dan jasa dirilis oleh Markit, serta didasarkan pada 5 indikator utama, yaitu: output produksi, ketersediaan produk, aktivitas pengiriman, jumlah pesanan, dan jumlah tenaga kerja. Data yang dirilis terdiri dari 2 versi, yaitu Flash dan Final. Biasanya, dampak Flash lebih tinggi dibandingkan data Final.

Dirilis sejak Maret 2008, indeks Flash PMI merupakan estimasi indeks PMI yang dibuat berdasarkan hasil survei terhadap 500 purchasing manager mengenai kondisi ekonomi dan bisnis saat ini. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran prospek perekonomian ke depan. Oleh karena itu, indikator ini penting bagi investor dan para pelaku bisnis, serta sering dianggap sebagai leading indicator. Angka rilis di atas 50.0 menunjukkan aktivitas sektor manufaktur (dan jasa) sedang tinggi, sementara rilis di bawah angka 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.

Untuk bulan Agustus 2019, indeks Flash Manufacturing PMI Prancis diperkirakan sedikit turun dari bulan sebelumnya yang 52.6 ke 52.5, sementara Flash Services PMI diprediksi turun dari 49.7 ke 49.5.

Flash Manufacturing PMI Jerman diperkirakan sedikit turun dari 43.2 ke 43.1, dan untuk indeks Flash Services PMI diperkirakan turun dari 54.5 ke 54.1.

Indeks Flash Manufacturing PMI kawasan Euro bulan Agustus 2019 diperkirakan berada pada angka 46.3, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang 46.5 (terendah sejak Desember 2012). Sementara untuk Flash Services PMI diperkirakan berada pada angka 53.0, juga lebih rendah dari bulan sebelumnya yang 53.2. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan EUR menguat.

 

Notulen meeting ECB dirilis 8 kali per tahun, sekitar 4 minggu setelah rapat penentuan suku bunga diadakan. Notulen ini akan mengungkap secara detail rapat dewan yang menentukan suku bunga, besaran stimulus, dan pandangan anggota dewan mengenai kondisi perekonomian kawasan di waktu mendatang.

Pada meeting terakhir tanggal 6 Juni lalu, ECB memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada 0.0%, lending rate +0.25%, dan deposit rate -0.40; semuanya sesuai dengan perkiraan. Bank sentral Eropa tersebut menegaskan tetap akan mempertahankan suku bunga pada level rendah, paling tidak hingga paruh pertama tahun 2020.

Pertimbangan tersebut didasarkan pada outlook ekonomi global dan rendahnya inflasi. Mario Draghi dan kawan-kawan juga sedang menyiapkan opsi untuk pelonggaran moneter, bisa berupa pemotongan suku bunga dan pembelian bond yang nilainya lebih besar. Rencana ini akan direalisasikan paling cepat bulan September nanti.

Jika secara keseluruhan hasil meeting dianggap hawkish, maka EUR akan cenderung menguat. Sebaliknya jika dianggap dovish, EUR akan cenderung melemah. Notulen meeting tanggal 25 Juli 2019 bisa diunduh di sini.

 

Jobless Claims mengukur jumlah klaim tunjangan pengangguran selama minggu lalu, dan merupakan data fundamental paling awal yang berhubungan dengan jumlah tenaga kerja. Data Jobless Claims juga indikator awal bagi pengeluaran konsumen yang akan mempengaruhi tingkat inflasi.

Ada 2 data yang diperhatikan, yaitu Initial Jobless Claims dan Continuing Jobless Claims. Initial Jobless Claims mengukur jumlah mereka yang baru pertama kali menerima tunjangan pengangguran dan lebih berdampak. Karena itu, indikator Jobless Claims biasanya mengacu pada data Initial.


Minggu lalu, Jobless Claims AS bertambah 9,000 ke 220,000 klaim, lebih tinggi dari perkiraan yang 212,000 klaim, dan menjadi yang tertinggi sejak akhir Juni lalu Sementara itu, klaim rata-rata 4 mingguan bertambah 1,000 ke 213,750 klaim. Untuk minggu ini, diperkirakan klaim tunjangan pengangguran akan berkurang 3,000 ke 217,000 klaim. Hasil rilis yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan USD.

 

Di AS, indeks Flash Manufacturing PMI yang dirilis oleh Markit ini kurang berdampak dibandingkan indeks Manufacturing PMI yang dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM). ISM dibuat berdasarkan survei terhadap 400 purchasing manager, sedangkan Markit melakukan survei terhadap 600 purchasing manager di seluruh AS. Hasil akhir data PMI dari kedua institusi itu belum tentu sama.


Menurut survei Markit, indeks Manufacturing PMI AS turun ke angka 50.4 pada bulan Juli lalu, lebih rendah dari perkiraan 50.9, dan merupakan yang terendah sejak September tahun 2009. Penurunan tersebut disebabkan oleh merosotnya indeks produksi dan ekspor. Untuk bulan Agustus 2019, data ini diperkirakan sedikit naik ke 50.5. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan USD.

 

Jumat, 23 Agustus 2019:

Tidak seperti negara-negara mata uang utama lainnya, Selandia Baru merilis data penjualan ritel sekali dalam tiga bulan atau per kuartal, dan relatif agak terlambat. Namun demikian, data ini tetap penting dan berdampak tinggi. Data yang dirilis adalah penjualan ritel total dan penjualan ritel inti yang tidak termasuk otomotif (Core Retail Sales). Dalam hal ini, penjualan ritel total dianggap lebih berdampak. Angka rilis berupa persentase perubahan penjualan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (quarter per quarter atau q/q).


Penjualan ritel total pada kuartal pertama lalu naik 0.7%, lebih tinggi dari perkiraan naik 0.6%, tetapi lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang naik 1.7%. Penjualan ritel inti juga naik 0.7%, lebih rendah dari perkiraan naik 0.9% dan kuartal sebelumnya yang naik 2.0%. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh merosotnya penjualan di stasiun bahan bakar, toko pakaian, makanan, farmasi, dan supermarket.

Untuk kuartal kedua tahun 2019, diperkirakan penjualan ritel total akan naik 0.1% dan penjualan ritel inti akan naik 0.2%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan NZD menguat.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE