Menu

22-23 April 2021: ECB Meeting, PMI Manufaktur AS, Eurozone, Inggris

Martin

Data dan peristiwa berdampak hari ini adalah statement dan konferensi pers ECB, serta Jobless Claims AS. Besok ada PMI Manufaktur AS, Eurozone, Inggris, dan Retail Sales Inggris.

Kamis, 22 April 2021

Suku bunga ditentukan dengan cara voting antara 6 anggota ECB Executive Board dan 15 dari 19 gubernur bank sentral negara-negara kawasan Euro. Hasil voting akan diumumkan 4 minggu setelah pertemuan dalam notulen meeting.

Pada meeting terakhir 11 Maret lalu, ECB memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 0.00%, sesuai dengan perkiraan. Statement menyebutkan bahwa bank sentral akan melakukan pembelian obligasi darurat mulai kuartal kedua tahun ini, yang bertujuan untuk menyesuaikan imbal hasil (yield) obligasi serta mendukung pemulihan ekonomi Eurozone.

Meski demikian, ECB tidak melakukan perubahan kebijakan; Pandemic Emergency Purchase Programme (PEPP) sebesar EUR1.85 triliun masih dipertahankan setidaknya hingga akhir Maret 2022. Pada proyeksi ekonomi, ECB tidak mengubah perkiraan inflasi, tetapi merevisi naik proyeksi GDP tahun 2021 dari 3.9% menjadi 4.0%. Namun untuk tahun 2022, GDP diproyeksikan tumbuh 4.1%, turun dari proyeksi sebelumnya di angka 4.2%.

Untuk bulan April 2021, diperkirakan ECB masih akan mempertahankan suku bunga acuan pada 0.00%. Jika ECB memangkas suku bunga acuan menjadi negatif, maka EUR akan cenderung melemah. Fokus pasar akan tertuju pada konferensi pers Presiden ECB Christine Lagarde yang dilakukan 45 menit sesuai pertemuan. Statement ECB hari ini bisa di sini.

 

Konferensi pers terdiri atas dua bagian, yaitu pembacaan statement kebijakan moneter dan proyeksi ekonomi, serta acara tanya jawab. Acara konferensi pers ECB bisa dipantau di sini.

 

Jobless Claims mengukur jumlah klaim tunjangan pengangguran selama minggu lalu, dan merupakan data fundamental paling awal yang berhubungan dengan jumlah tenaga kerja. Data Jobless Claims juga indikator awal bagi pengeluaran konsumen yang akan mempengaruhi tingkat inflasi.

Ada 2 data yang diperhatikan, yaitu Initial Jobless Claims dan Continuing Jobless Claims. Initial Jobless Claims mengukur jumlah mereka yang baru pertama kali menerima tunjangan pengangguran dan lebih berdampak. Oleh karenanya, indikator Jobless Claims biasanya mengacu pada data Initial.

Minggu lalu, Jobless Claims AS berkurang 193,000 menjadi 576,000 klaim, jauh lebih rendah dari perkiraan 703,000 klaim, dan menjadi yang terendah sejak bulan Maret 2020 ketika pandemi COVID-19 mulai melanda AS. Klaim rata-rata dalam 4 minggu terakhir naik menjadi 683,000 klaim, terendah sejak Maret 2020.

Untuk minggu ini, diperkirakan klaim tunjangan pengangguran akan naik menjadi 607,000 klaim. Hasil rilis yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Jumat, 23 April 2021

Retail Sales (penjualan ritel) merupakan indikator awal untuk pengeluaran konsumen dan akan berdampak pada pertumbuhan dan tingkat inflasi, sehingga dianggap bisa menggerakkan mata uang GBP. Di Inggris, indikator ini disebut juga dengan Sales Volume atau All Retailers Sales.

Ada 2 jenis rilis, yakni Retail Sales total dan Retail Sales inti yang tidak termasuk otomotif dan bahan bakar. Masing-masing data dihitung dalam basis bulanan (month over month atau m/m) dan tahunan (year over year atau y/y). Dalam hal ini, yang berdampak tinggi adalah Retail Sales total baik m/m maupun y/y.

Penjualan ritel total Inggris bulan Februari lalu naik 2.1% m/m, lebih rendah dari perkiraan naik 2.2%, dan merupakan yang tertinggi sejak bulan Juli 2020. Sementara untuk basis tahunan (y/y), data ini turun 1.7% (atau -1.7%), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang turun 5.9%. Kenaikan penjualan tertinggi terjadi pada Department Store dan toko peralatan rumah.

Untuk bulan Maret 2021, diperkirakan Retail Sales total m/m akan naik 1.5%, dan y/y akan naik 3.5%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan mendukung penguatan GBP.

 

Indeks Purchasing Managers Index (PMI) untuk sektor manufaktur dan jasa dirilis oleh Markit dan didasarkan pada 5 indikator utama, yaitu: output produksi, ketersediaan produk, aktivitas pengiriman, jumlah pesanan, dan jumlah tenaga kerja. Data ini terdiri dari 2 versi, yaitu Flash dan Final. Biasanya, dampak Flash lebih tinggi daripada Final.

Indeks Flash PMI mulai dirilis sejak Maret 2008 dan merupakan estimasi indeks PMI yang dibuat berdasarkan hasil survei terhadap 500 purchasing manager. Fokusnya adalah mengenai kondisi ekonomi dan bisnis saat ini untuk mendapatkan gambaran prospek perekonomian ke depan.

Oleh karena itu, indikator ini penting bagi investor dan para pelaku bisnis, juga sering dianggap sebagai leading indicator. Angka rilis di atas 50.0 menunjukkan aktivitas sektor manufaktur (dan jasa) sedang tinggi, sementara rilis di bawah angka 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.

Dengan adanya pandemi COVID-19 di benua Eropa sejak Maret 2020 yang berdampak pada aktivitas manufaktur dan jasa, hampir semua indeks PMI pada bulan April dan Mei 2020 anjlok ke rekor terendah. Meski sempat rebound pada Juni 2020, bertambahnya kembali kasus COVID-19 membuat indeks kembali terkoreksi.

Untuk bulan April 2021, indeks Flash Manufacturing PMI Prancis diperkirakan turun dari +59.3 ke +59.0, sementara Flash Services PMI diprediksi turun dari +48.2 menjadi +46.6. Flash Manufacturing PMI Jerman diperkirakan turun dari +66.6 ke +65.8, sementara Flash Services PMI diprediksi turun dari +51.5 ke +51.1.

Indeks Flash Manufacturing PMI kawasan Euro diperkirakan turun dari +62.5 (tertinggi sejak 2007) menjadi +62.0 pada bulan April 2021, sementara Flash Services PMI diperkirakan turun dari +49.6 menjadi +49.1. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan EUR menguat.

 

Dibuat dan dirilis oleh Markit setiap bulan. I, indeks PMI (Purchasing Managers Index) untuk sektor manufaktur ini didasarkan pada 5 indikator utama, yaitu: produksi, ketersediaan produk (inventory), aktivitas pengiriman (delivery), jumlah pesanan (orders), dan jumlah tenaga kerja.

Di Inggris, indeks ini dibuat berdasarkan hasil survei terhadap 600 purchasing manager mengenai kondisi ekonomi dan bisnis saat ini untuk mendapatkan gambaran prospek perekonomian ke depan. Oleh karena itu, indikator ini penting bagi investor dan para pelaku bisnis, serta sering dianggap sebagai leading indicator.

Angka indeks di atas 50.0 menunjukkan aktivitas sektor manufaktur sedang tinggi, sementara rilis di bawah angka 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.

Bulan Maret lalu, indeks Manufacturing PMI naik menjadi +58.9, lebih tinggi dari perkiraan +55.0, dan merupakan yang tertinggi sejak Februari 2011. Kenaikan tersebut disebabkan oleh meningkatnya permintaan, baik dari pasar domestik maupun luar negeri. Sementara itu, indeks Services PMI bulan Maret naik menjadi +56.3, lebih tinggi dari perkiraan +51.1, dan merupakan yang tertinggi dalam 6 bulan terakhir.

Untuk bulan April 2021, indeks Manufacturing PMI diperkirakan sedikit naik menjadi +59.0, sementara indeks Services PMI diproyeksikan naik menjadi +58.9. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan GBP menguat.

 

Di AS, indeks Flash Manufacturing PMI yang dirilis oleh Markit ini kurang berdampak jika dibandingkan dengan indeks PMI rilisan Institute for Supply Management (ISM). ISM dibuat berdasarkan survei terhadap 400 purchasing manager, sedangkan Markit melakukan survei terhadap 600 purchasing manager, sehingga hasil akhir keduanya belum tentu sama.

Dari hasil survei Markit, indeks Manufacturing PMI AS naik menjadi +59.1 pada bulan Maret lalu, lebih rendah dari perkiraan +59.6, tetapi lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang +58.6. Indeks new orders dilaporkan mengalami kenaikan.

Untuk bulan April 2021, diperkirakan indeks akan naik menjadi +60.9. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE