Menu

23 April 2020: Jobless Claims AS, PMI Manufaktur AS, Inggris Dan Eurozone

Martin

Data berdampak hari ini adalah Jobless Claims dan PMI Manufaktur AS, PMI Manufaktur Inggris dan Eurozone, serta Services PMI Inggris.

Kamis, 23 April 2020:

Indeks Purchasing Managers Index (PMI) untuk sektor manufaktur dan jasa dirilis oleh Markit dan didasarkan pada 5 indikator utama, yaitu output produksi, ketersediaan produk, aktivitas pengiriman, jumlah pesanan, dan jumlah tenaga kerja. Data yang dirilis oleh Markit ini terdiri dari 2 versi: Flash dan Final. Biasanya, dampak Flash lebih tinggi daripada data Final.

Mulai dirilis sejak Maret 2008, Indeks Flash PMI merupakan estimasi yang dibuat berdasarkan hasil survei terhadap 500 purchasing manager mengenai kondisi ekonomi dan bisnis saat ini. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran prospek perekonomian ke depan. Oleh karena itu, indikator ini penting bagi investor dan para pelaku bisnis, juga sering dianggap sebagai leading indicator. Angka rilis di atas 50.0 menunjukkan aktivitas sektor manufaktur (dan jasa) sedang tinggi, sementara rilis di bawah angka 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.

Dengan masih adanya wabah Covid-19 di benua Eropa yang berdampak pada aktivitas ekonomi, maka indeks di semua negara-negara industri di kawasan untuk bulan April diperkirakan mengalami penurunan.

Indeks Flash Manufacturing PMI Prancis diperkirakan turun ke +25.1 dibandingkan bulan sebelumnya yang +27.4, sementara Flash Services PMI diprediksi turun ke +37.9 dibandingkan bulan sebelumnya yang +43.2. Flash Manufacturing PMI Jerman diperkirakan turun dari +45. ke +39.0, sementara Flash Services PMI diprediksi turun dari +31.7 ke +29.0 dalam basis bulanan.

Indeks Flash Manufacturing PMI kawasan Euro diperkirakan turun ke +39.4 dibandingkan bulan sebelumnya yang +44.5 (terendah sejak bulan Juli 2012). Sementara itu, Flash Services PMI diperkirakan turun dari +26.4 ke +24.9. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan EUR menguat.

 

Dibuat dan dirilis oleh Markit setiap bulan, indeks PMI (Purchasing Managers Index) untuk sektor manufaktur ini didasarkan pada 5 indikator utama, yaitu produksi, ketersediaan produk (inventory), aktivitas pengiriman (delivery), jumlah pesanan (orders), dan jumlah tenaga kerja.

Di Inggris, indeks ini dibuat berdasarkan hasil survei terhadap 600 purchasing manager mengenai kondisi ekonomi dan bisnis saat ini. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran prospek perekonomian ke depan. Oleh karena itu, indikator ini penting bagi investor dan para pelaku bisnis, serta sering dianggap sebagai leading indicator. Angka rilis di atas 50.0 menunjukkan aktivitas sektor manufaktur sedang tinggi, sementara rilis di bawah angka 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.

Bulan Maret lalu, indeks Manufacturing PMI turun ke +47.8, masih lebih tinggi dari perkiraan +45.1, tetapi menjadi yang terendah dalam 3 bulan terakhir. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh merosotnya indeks new orders dan tenaga kerja akibat wabah Covid-19 yang menghentikan aktivitas ekonomi.

Dengan masih adanya wabah Covid-19, maka indeks bulan April diperkirakan turun menjadi +42.5. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan GBP menguat.

 

Indeks Services PMI Inggris yang dirilis oleh Markit ini dibuat berdasarkan survei terhadap sejumlah purchasing manager di seluruh Inggris mengenai kondisi ekonomi dan bisnis saat ini. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran prospek perekonomian ke depan. Indeks PMI untuk sektor jasa ini didasarkan pada 5 indikator utama, yaitu produksi, ketersediaan produk, aktivitas pengiriman, jumlah pesanan, dan jumlah tenaga kerja. Angka indeks di atas 50.0 menunjukkan aktivitas sektor jasa di level tinggi, sedangkan di bawah 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.

Bulan Maret lalu, indeks Services PMI turun ke +34.5, lebih rendah dari perkiraan +45.0, dan merupakan rekor terendah sejak tahun 1996. Penurunan tersebut disebabkan oleh merosotnya indeks new orders dan tenaga kerja di tengah merebaknya wabah Covid-19 yang menghentikan aktivitas bisnis.

Untuk bulan April 2020, diperkirakan indeks akan kembali turun menjadi +29.6. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan GBP.

 

Jobless Claims mengukur jumlah klaim tunjangan pengangguran selama minggu lalu, dan merupakan data fundamental paling awal yang berhubungan dengan jumlah tenaga kerja. Data Jobless Claims juga indikator awal bagi pengeluaran konsumen yang akan mempengaruhi tingkat inflasi.

Ada 2 data yang diperhatikan, yaitu Initial Jobless Claims dan Continuing Jobless Claims. Initial Jobless Claims mengukur jumlah mereka yang baru pertama kali menerima tunjangan pengangguran dan lebih berdampak. Oleh karenanya, indikator Jobless Claims biasanya mengacu pada data Initial.

Minggu lalu, Jobless Claims AS berkurang 1.37 juta menjadi 5.245 juta klaim, lebih rendah dari perkiraan 5.35 juta klaim, dan merupakan yang terendah dalam 3 minggu terakhir. Sementara itu, klaim rata-rata 4 mingguan mencapai rekor tertinggi 5.509 juta klaim. Lonjakan tajam tersebut disebabkan oleh tingginya kasus Covid-19 di AS yang berdampak pada terhentinya aktivitas ekonomi dan pemutusan hubungan kerja besar-besaran.

Untuk minggu ini, klaim tunjangan pengangguran diperkirakan kembali turun menjadi 4.5 juta klaim. Hasil rilis yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat. Sebaliknya, hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung melemahkan USD.

 

Di AS, indeks Flash Manufacturing PMI yang dirilis oleh Markit ini kurang berdampak jika dibandingkan indeks Manufacturing PMI yang rilisan Institute for Supply Management (ISM). ISM dibuat berdasarkan survei terhadap 400 purchasing manager, sedangkan Markit melakukan survei terhadap 600 purchasing manager di seluruh AS, sehingga hasil akhir kedua survei tersebut belum tentu sama.

Menurut survei Markit, indeks Manufacturing PMI AS pada bulan Maret lalu turun ke +48.5, lebih tinggi dari perkiraan +45.1, tetapi menjadi yang terendah sejak bulan Agustus 2009. Penurunan tersebut disebabkan oleh merosotnya indeks new orders, tenaga kerja, dan ekspor akibat anjloknya permintaan domestik maupun dari luar negeri.

Selama bulan Maret 2020, aktivitas industri dan manufaktur praktis terhenti akibat wabah Covid-19 yang melanda AS. Untuk bulan April 2020, diperkirakan indeks akan kembali turun menjadi +35.1. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan USD.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE