Menu

2-3 Nov 2022: Suku Bunga Fed, Data ADP AS, Employment New Zealand

Martin

Rilis berdampak hari ini adalah data ADP AS, Employment New Zealand, testimoni Tiff Macklem, dan konferensi pers Adrian Orr. Besok ada pengumuman The Fed.

Rabu, 2 November 2022

Data Employment Change mengukur perubahan jumlah total tenaga kerja, dan dirilis bersamaan dengan persentase perubahan tingkat pengangguran. Tidak seperti negara-negara mata uang utama lainnya yang merilis data ketenagakerjaan tiap bulan, Selandia Baru merilisnya tiap kuartal.

Kuartal kedua lalu, jumlah lapangan kerja di Selandia Baru stagnan atau 0.0% dibandingkan kuartal sebelumnya. Hasil ini lebih rendah dari perkiraan naik 0.4% dan tidak berubah dari kuartal sebelumnya. Tingkat pengangguran naik menjadi 3.3%, lebih tinggi dari perkiraan 3.1%, dan merupakan yang tertinggi sejak kuartal ketiga 2021. Tingkat partisipasi berada pada angka 70.8%, terendah dalam setahun terakhir.

Untuk kuartal ketiga tahun 2022, diperkirakan lapangan kerja akan naik 0.5%, tingkat pengangguran akan turun menjadi 3.2%, dan tingkat partisipasi akan naik menjadi 71.0%. Jika rilis data pertambahan tenaga kerja lebih tinggi dari perkiraan dan tingkat pengangguran lebih rendah dari perkiraan, maka NZD akan cenderung menguat.

 

Adrian Orr dijadwalkan mengadakan konferensi pers mengenai Financial Stability Report di Wellington. Isi konferensi pers Adrian Orr bisa dibaca di sini.

 

Tiff Macklem dijadwalkan mengadakan testimoni di hadapan Standing Senate Committee on Banking, Commerce, and the Economy di Ottawa. Isi testimoni Tiff Macklem bisa dibaca di sini.

 

Indikator ini disebut juga dengan ADP Jobs Report atau ADP Employment Report. Data dibuat oleh Automatic Data Processing Inc. (ADP), dan didasarkan pada hasil riset tenaga kerja di luar sektor pertanian oleh ADP Research Institute serta Moody's Analytics. ADP Jobs Report dianggap sebagai indikator awal data Non-Farm Payrolls (NFP) dari biro statistik tenaga kerja AS yang akan dirilis Jumat mendatang. Meski versi ADP ini bisa berdampak, tetapi pengaruhnya tidak sebesar dampak rilis NFP.

Bulan September lalu, data perkiraan dari ADP untuk lapangan pekerjaan di AS menunjukkan penambahan 208,000 jobs, lebih tinggi dari perkiraan bertambah 200,000 jobs, dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 185,000 jobs. Penambahan lapangan kerja diperkirakan terjadi pada sektor transportasi, tenaga profesional, sektor pendidikan, pelayanan kesehatan, dan rekreasi.

Untuk bulan Oktober 2022, diperkirakan jumlah jobs di AS versi ADP akan bertambah 178,000. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Kamis, 3 November 2022

FOMC memberikan statement mengenai kebijakan moneter rata-rata 8 kali dalam setahun, bersamaan dengan pengumuman suku bunga. Penentuan suku bunga dilakukan secara voting, dan hasil pemilihan suara serta komentar-komentarnya dimuat dalam statement FOMC yang dirilis seusai meeting. Selain suku bunga, statement juga berisi mengenai kebijakan lainnya dan perkiraan kondisi ekonomi di waktu mendatang yang bisa mempengaruhi kebijakan bank sentral.

Pada meeting terakhir tanggal 21-22 September lalu, The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 0.75% ke level +3.00% hingga +3.25%, sesuai dengan perkiraan pasar. Kenaikan ini adalah yang kelima kalinya secara berturut-turut, dan merupakan level suku bunga tertinggi sejak tahun 2008. Kenaikan agresif dipicu oleh lonjakan inflasi di AS yang cepat hingga mencapai level tertinggi dalam 41 tahun.

Statement menyebutkan bahwa kenaikan suku bunga yang berkelanjutan dalam kisaran target akan disesuaikan. Dalam konferensi pers, ketua Jerome Powell mengatakan bahwa inflasi harus bisa diredam. Ia juga berharap tidak ada risiko untuk melakukan itu.

Dalam proyeksi suku bunga, "dot plot" menunjukkan suku bunga kemungkinan akan mencapai 4.40% pada Desember, lebih tinggi dari proyeksi bulan Juni yang 3.40%, dan naik menjadi 4.60% pada tahun depan. Sementara itu, proyeksi GDP tahun ini direvisi turun dari 1.7% menjadi 0.2%, dan untuk tahun 2023 diturunkan dari 1.7% menjadi 1.2%.

Proyeksi inflasi yang diukur dengan PCE diproyeksikan mencapai 5.4% pada tahun ini, lebih tinggi dari proyeksi Juni yang 5.2%. Untuk tahun 2023, ekspektasi inflasi meningkat dari 2.6% menjadi 2.8%. Proyeksi tingkat pengangguran direvisi lebih tinggi dari 3.7% menjadi 3.8% untuk tahun ini, dan dari 3.9% menjadi 4.4% untuk tahun depan.

Dalam notulen disebutkan bahwa penting untuk melakukan kalibrasi laju pengetatan lebih lanjut guna mengurangi risiko. Setelah kebijakan mencapai tingkat yang cukup membatasi, maka akan tepat untuk mempertahankan tingkat itu untuk beberapa waktu.

Meski demikian, Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly (bukan termasuk anggota FOMC), menginginkan agar The Fed bisa mengendurkan laju kenaikan suku bunga untuk mencegah perekonomian AS melambat lebih dalam. Hal ini dikemukakan setelah GDP AS mengalami kontraksi dalam dua kuartal secara berturut-turut.

Dengan inflasi AS bulan September yang masih tinggi, yaitu +8.2% y/y, analis memperkirakan The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin menjadi +3.75% hingga +4.00% pada meeting bulan November ini. Berdasarkan CME Fedwatch, probabilitas kenaikan suku bunga sebesar 0.75% telah mencapai 91.0%. Statement meeting hari ini bisa dibaca di sini.

 


Perhatian pelaku pasar akan tertuju pada keterangan Powell mengenai prospek kenaikan suku bunga di bulan-bulan mendatang, sehubungan dengan adanya perbedaan pendapat terkait laju kenaikan yang agresif. Jika pernyataan dan komentar Powell dianggap hawkish, maka USD akan menguat. Sementara jika pernyataan dianggap dovish, USD akan cenderung melemah. Konferensi pers Jerome Powell bisa dipantau di sini.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE