Menu

23 November 2020: PMI Manufaktur AS, Inggris, Eurozone, Ritel New Zealand

Martin

Data dan peristiwa berdampak hari ini adalah PMI Manufaktur AS, Inggris dan Eurozone, Retail Sales Selandia Baru, serta dengar pendapat laporan kebijakan moneter di Inggris.

Senin, 23 November 2020:

Tidak seperti negara-negara mata uang utama lainnya, Selandia Baru merilis data penjualan ritel sekali dalam tiga bulan (per kuartal) dan relatif agak terlambat. Namun demikian, data ini tetap penting dan berdampak tinggi. Data yang dirilis adalah penjualan ritel total dan penjualan retail inti yang tidak termasuk otomotif (Core Retail Sales). Diantara keduanya, penjualan ritel total lebih berdampak. Angka rilis berupa persentase perubahan penjualan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (quarter per quarter atau q/q).

Penjualan ritel total pada kuartal kedua 2020 lalu turun 14.6% (atau -14.6%), lebih tinggi dari perkiraan turun 16.3%, tetapi merupakan rekor terendah sejak indikator ini dirilis tahun 1995. Penjualan ritel inti turun 13.7%, lebih tinggi dari perkiraan turun 15.0%, dan merupakan rekor terendah. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh merosotnya penjualan di toko makanan, supermarket, toko peralatan listrik, dan kendaraan bermotor akibat pembatasan aktivitas ekonomi (lockdown) selama masa pandemi COVID-19.

Setelah aktivitas ekonomi kembali dibuka, penjualan ritel total untuk kuartal ketiga 2020 diperkirakan naik 20.0%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan NZD menguat.

 

Indeks Purchasing Managers Index (PMI) untuk sektor manufaktur dan jasa ini dirilis oleh Markit dan didasarkan pada 5 indikator utama, yaitu: output produksi, ketersediaan produk, aktivitas pengiriman, jumlah pesanan, dan jumlah tenaga kerja. Data dirilis oleh Markit dan terdiri dari 2 versi, yaitu Flash dan Final. Biasanya, dampak Flash lebih tinggi daripada Final.

Indeks Flash PMI mulai dirilis sejak Maret 2008 dan merupakan estimasi indeks PMI yang dibuat berdasarkan hasil survei terhadap 500 purchasing manager mengenai kondisi ekonomi dan bisnis saat ini. Oleh karena itu, indikator ini penting bagi investor dan para pelaku bisnis dan sering dianggap sebagai leading indicator. Angka rilis di atas 50.0 menunjukkan aktivitas sektor manufaktur (dan jasa) sedang tinggi, sementara rilis di bawah angka 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.

Dengan adanya pandemi COVID-19 di benua Eropa sejak bulan Maret yang berdampak pada aktivitas manufaktur dan jasa, hampir semua indeks PMI di kawasan pada bulan April dan Mei anjlok ke rekor terendah. Meski data bulan Juni mulai rebound, bertambahnya kasus COVID-19 selama bulan November 2020 membuat estimasi indeks PMI cenderung pesimis.

Flash Manufacturing PMI Prancis diperkirakan turun ke +50.2 dibandingkan bulan sebelumnya yang +51.3, sementara Flash Services PMI diprediksi turun dari +46.5 menjadi +39.2. Flash Manufacturing PMI Jerman diperkirakan turun dari +58.2 ke +56.0, sementara Flash Services PMI negara tersebut diprediksi turun dari +49.5 menjadi +46.1.

Indeks Flash Manufacturing PMI kawasan Euro diperkirakan turun dari +54.8 (tertinggi sejak bulan Juli 2018) menjadi +53.2, sementara untuk Flash Services PMI diperkirakan turun dari +46.9 ke +42.2. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan EUR menguat.

 

Dibuat dan dirilis oleh Markit setiap bulan, indeks PMI (Purchasing Managers Index) untuk sektor manufaktur ini didasarkan pada 5 indikator utama, yaitu: produksi, ketersediaan produk (inventory), aktivitas pengiriman (delivery), jumlah pesanan (orders), dan jumlah tenaga kerja.

Di Inggris, indeks ini dibuat berdasarkan hasil survei terhadap 600 purchasing manager mengenai kondisi ekonomi dan bisnis saat ini untuk mendapatkan gambaran prospek perekonomian ke depan. Oleh karena itu, indikator ini penting bagi investor dan para pelaku bisnis dan sering dianggap sebagai leading indicator. Angka indeks di atas 50.0 menunjukkan aktivitas sektor manufaktur sedang tinggi, sementara rilis di bawah angka 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.

Bulan Oktober lalu, indeks Manufacturing PMI turun menjadi +53.7, lebih tinggi dari perkiraan +53.2, tetapi menjadi yang terendah dalam 3 bulan terakhir. Penurunan tersebut disebabkan oleh merosotnya permintaan domestik dan luar negeri. Sementara itu, indeks Services PMI bulan September turun menjadi +51.4, lebih rendah dari perkiraan +53.4, dan merupakan yang terendah dalam 4 bulan terakhir.

Akibat bertambahnya kasus COVID-19 yang menghambat aktivitas ekonomi, maka indeks Manufacturing PMI untuk bulan November 2020 diperkirakan kembali turun menjadi +50.5, dan indeks Services PMI diestimasi turun menjadi +43.2. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan GBP menguat.

 

Di AS, indeks Flash Manufacturing PMI yang dirilis oleh Markit ini kurang berdampak dibandingkan indeks Manufacturing PMI dari Institute for Supply Management (ISM). ISM dibuat berdasarkan survei terhadap 400 purchasing manager, sedangkan Markit melakukan survei terhadap 600 purchasing manager di seluruh AS. Sehingga, hasil akhir keduanya belum tentu sama.

Dari hasil survei Markit, indeks Manufacturing PMI AS naik menjadi +53.4 pada bulan Oktober lalu, sedikit lebih rendah dari perkiraan +53.5, tetapi menjadi yang tertinggi sejak bulan Januari 2019. Indeks output dan new orders mengalami kenaikan, didukung oleh meningkatnya permintaan domestik.

Dengan bertambahnya kasus COVID-19 yang menghambat aktivitas ekonomi, maka indeks untuk bulan November 2020 diperkirakan turun menjadi +52.5. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Event ini disebut juga dengan Treasury Committee Hearings, di mana gubernur BoE Andrew Bailey dan beberapa anggota Monetary Policy Committee (MPC) akan memberikan testimoni mengenai tingkat inflasi dan prediksi perekonomian Inggris di hadapan parlemen.

Dengar pendapat ini dilakukan setiap kuartal dan selalu diperhatikan pasar karena bisa memberi petunjuk akan kebijakan moneter BoE pada waktu mendatang. Jika pernyataan gubernur dan para anggota MPC dianggap hawkish, maka GBP akan cenderung menguat. Namun apabila pernyataan yang disampaikan cenderung dovish, GBP akan melemah. Statement dengar pendapat bisa dibaca di sini.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE