Menu

23-24 Juli 2019: Perdagangan Selandia Baru Dan Home Sales AS

Martin

Data berdampak hari ini adalah Existing Home Sales dan indeks harga perumahan di AS. Besok ada neraca perdagangan Selandia Baru.

Selasa, 23 Juli 2019:

Indikator ini dirilis oleh FHFA (Federal Housing Finance Agency), mengenai persentase perubahan harga jual rumah di Amerika Serikat. Indeks harga perumahan adalah indikator awal bagi industri perumahan di AS. Kenaikan harga rumah akan menarik lebih banyak investor untuk masuk ke sektor ini.


Bulan April lalu, harga jual rumah di AS naik 0.4%, lebih tinggi dari perkiraan naik 0.2% dan bulan sebelumnya yang naik 0.1%. Untuk bulan Mei 2019, diperkirakan harga jual rumah di AS akan naik 0.3%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan USD.

 

Indikator ini mengukur jumlah penjualan rumah tinggal (di luar perumahan baru) di AS selama periode satu bulan. Rilis data ini akan berdampak karena penjualan rumah akan memicu konsumsi produk-produk lain dan mempengaruhi tingkat inflasi. Selain itu, perusahaan leasing dan broker property juga akan memperoleh penghasilan dari transaksi jual beli rumah tersebut.


Bulan Mei lalu, penjualan rumah di AS mencapai 5.34 juta unit atau naik 2.5% dari bulan sebelumnya, lebih tinggi dari perkiraan 5.29 juta unit, dan menjadi yang tertinggi dalam 3 bulan terakhir. Kenaikan pada bulan Mei tersebut disebabkan oleh meningkatnya penjualan condominium sebesar 1.7%, dan rumah untuk Single Family sebesar 2.6%.

Untuk bulan Juni 2019, diperkirakan Existing Home Sales akan mencapai 5.35 juta unit. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan USD.

 

Rabu, 24 Juli 2019:

Pemasukan dari hasil perdagangan internasional sangat penting bagi perekonomian Selandia Baru. Negara ini mengandalkan hasil produk pertanian dan makanan olahan untuk diekspor, sementara impornya terbatas pada energi, mesin-mesin, tekstil, dan plastik. Partner dagang utamanya adalah Australia, China, AS, Uni Eropa, dan Jepang. Indikator ini mengukur perbedaan total nilai impor dan ekspor dalam periode waktu satu bulan, yang dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya (year over year atau y/y).

Jika nilai total ekspor lebih besar dari nilai total impor, maka neraca perdagangan mengalami surplus. Sebaliknya, jika nilai total impor lebih besar dari ekspor, maka perdagangan mengalami defisit. Perdagangan yang surplus akan menyebabkan permintaan mata uang NZD meningkat.


Bulan Mei lalu, perdagangan Selandia Baru kembali mengalami surplus sebesar NZD264.00 juta (y/y), lebih tinggi dari perkiraan surplus NZD200.00 juta. Akan tetapi, ini merupakan surplus terendah dalam 3 bulan terakhir. Pada bulan Mei 2019, ekspor y/y naik 8.5% ke NZD5.81 miliar (rekor tertinggi sejak tahun 1951), sementara impor y/y naik 7.6% ke NZD5.54 miliar.

Untuk bulan Juni 2019, diperkirakan perdagangan Selandia Baru y/y akan kembali surplus sebesar NZD100.00 juta. Surplus yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan NZD menguat.


Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE