Menu

24 Agustus 2018: Pidato Powell, Durable Goods AS, CPI Jepang

Martin

Data dan peristiwa berdampak hari ini adalah pidato Powell, Durable Goods Orders AS, CPI Jepang, dan neraca perdagangan Selandia Baru.

Jumat, 24 Agustus 2018:

Pemasukan dari hasil perdagangan internasional sangat penting bagi perekonomian Selandia Baru. Negara ini mengandalkan hasil produk pertanian dan makanan olahan untuk diekspor, sementara impornya terbatas pada energi, mesin-mesin, tekstil, dan plastik. Partner dagang utamanya adalah Australia, China, AS, Uni Eropa, dan Jepang.

Indikator ini mengukur perbedaan total nilai impor dan ekspor dalam periode waktu satu bulan, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year over year atau y/y). Jika nilai total ekspor lebih besar dari nilai total impor, maka neraca perdagangan mengalami surplus. Sebaliknya jika nilai total impor lebih besar dari ekspor, maka perdagangan mengalami defisit. Perdagangan yang surplus akan menyebabkan permintaan untuk mata uang NZD meningkat.


 

Perdagangan Selandia Baru bulan Juni lalu mengalami defisit sebesar NZD113.00 juta (y/y), jauh lebih rendah dari perkiraan surplus NZD200 juta, dan menjadi yang terendah dalam 3 bulan terakhir. Pada bulan Juni 2018, ekspor y/y naik 10.4% ke NZD5.42 miliar dan impor y/y juga naik 5.7% ke NZD5.12 miliar. Untuk bulan Juli 2018, diperkirakan perdagangan Selandia Baru y/y akan kembali defisit sebesar NZD400 juta. Defisit yang lebih rendah dari perkiraan atau bahkan surplus akan cenderung menyebabkan NZD menguat.

 

Di Jepang ada dua rilis CPI yang diperhatikan, yaitu Tokyo CPI dan National CPI. Masing-masing data dirilis dalam 2 jenis: CPI inti (Core) yang tidak termasuk bahan makanan dan energi, serta CPI total. Tokyo Core CPI yang dirilis lebih cepat sebulan oleh Biro Statistik dianggap mewakili tingkat inflasi di seluruh Jepang. Sementara itu, National CPI didasarkan atas hasil survei dari beberapa media terkemuka Jepang.

Rilis data berupa persentase perubahan data dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month over month atau m/m) dan data bulan yang sama dibandingkan dengan tahun sebelumnya (year over year atau y/y). Yang berdampak lebih tinggi adalah data inflasi tahunan atau National CPI total y/y.


 

National CPI total y/y bulan Juni lalu naik 0.7%, lebih rendah dari perkiraan naik 0.8%, dan sama dengan bulan sebelumnya (tertinggi dalam 3 bulan). Naiknya inflasi tahunan disebabkan oleh meningkatnya harga bahan bakar (+3.3%), harga makanan (+0.4%), biaya transportasi dan komunikasi (+1.4%), biaya rekreasi (+0.8%), perawatan kesehatan (+2.0%), serta biaya pendidikan (+0.5%).

Dalam basis bulanan (m/m) inflasi total di Jepang bulan Juni naik 0.1%, sesuai dengan perkiraan dan sama dengan bulan sebelumnya. CPI inti bulan Juni y/y naik 0.8%, sesuai dengan perkiraan dan menjadi yang tertinggi dalam 3 bulan terakhir. Untuk bulan Juli 2018, National CPI total y/y diperkirakan naik 0.4%, dan CPI inti y/y akan naik 0.9%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan JPY menguat.

 

Meningkatnya pesanan Durable Goods atau produk-produk tahan lama mencerminkan optimisme konsumen dalam investasi. Termasuk jenis ini adalah komputer, televisi, mobil, hingga pesawat terbang. Penjualan barang-barang tersebut akan sangat berpengaruh pada produksi dan Output, karena sangat sensitif terhadap perubahan kondisi ekonomi.

Ada 2 rilis yang diperhitungkan, yaitu pesanan Durable Goods inti (Core Durable Goods) yang tidak memasukkan produk sarana transportasi, dan pesanan Durable Goods total. Data DGO yang meningkat menunjukkan kepercayaan pasar pada tren pertumbuhan sektor manufaktur di AS. Indikator ini dinyatakan dalam persentase perubahan jumlah pesanan dibandingkan bulan sebelumnya.


 

Bulan Juni lalu, DGO total naik 1.0%, lebih rendah dari perkiraan naik 3.0%, tetapi merupakan yang tertinggi dalam 3 bulan terakhir. Sementara itu, DGO inti naik 0.4%, lebih rendah dari perkiraan naik 0.5%, tetapi lebih baik dari bulan sebelumnya yang naik 0.3%. Pada bulan Juni, pesanan sarana transportasi naik 2.2%. Untuk bulan Juli 2018, diperkirakan DGO total akan turun 0.7% (atau -0.7%), sedangkan DGO inti akan naik 0.5%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 


 

Jerome Powell, key note speaker simposium ekonomi Jackson Hole, dijadwalkan menyampaikan pidato dengan tema kebijakan moneter di tengah perubahan iklim ekonomi global. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, pidato pimpinan bank sentral pada simposium ini memberikan isyarat kebijakan The Fed di waktu mendatang.

Di samping menjelaskan kembali poin-poin pada hasil meeting The Fed terakhir, diperkirakan Powell juga akan membicarakan krisis yang sedang dan mungkin akan terjadi di pasar negara-negara berkembang (emerging market). akibat kebijakan perang dagang yang dilancarkan AS. Selain itu, prospek kenaikan suku bunga The Fed di waktu mendatang juga menjadi topik potensial yang akan dibahas Powell.

Terlepas dari kritikan presiden AS Donald Trump terhadap kebijakan kenaikan suku bunga The Fed, US Dollar kemarin rebound pasca perundingan dagang AS-China, dan menjelang pidato Powell di Jackson Hole. Isi pidato Powell hari ini akan menentukan pergerakan USD selanjutnya.

Pidato Powell di Jackson Hole bisa dipantau di sini, dan isinya bisa dibaca di sini.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE