Menu

24 April 2020: Durable Goods AS, Retail Sales Inggris, IFO Jerman

Martin

Data berdampak hari ini adalah Durable Goods Orders AS, Retail Sales Inggris, indeks IFO Jerman, dan CPI Jepang.

Jumat, 24 April 2020:

Di Jepang ada dua rilis data inflasi konsumen yang diperhatikan, yaitu Tokyo CPI dan National CPI. Sama-sama dirilis oleh Biro Statistik Jepang, National CPI berbeda dari Tokyo CPI karena hasil rilisnya didasarkan atas survei dari beberapa media terkemuka Jepang. Masing-masing laporan CPI diklasifikasikan dalam jenis CPI total dan CPI inti (Core) yang tidak termasuk bahan makanan serta energi.

Rilis data CPI Jepang berupa persentase perubahan data yang dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month over month atau m/m), dan persentase perubahan data yang dibandingkan dengan bulan sama pada tahun sebelumnya (year over year atau y/y). Dari semua jenis data CPI yang tersedia, inflasi tahunan atau National CPI total y/y adalah yang paling berdampak tinggi.

National CPI total y/y bulan Februari lalu naik 0.4%, lebih rendah dari perkiraan naik 0.8%, dan menjadi yang terendah dalam 4 bulan terakhir. Kenaikan tersebut disebabkan oleh meningkatnya harga pakaian, perlengkapan rumah, biaya rekreasi, transportasi, dan perawatan kesehatan. Dalam basis bulanan (m/m), inflasi total Jepang turun 0.1% (atau -0.1%), terendah sejak bulan Desember 2018.

Sementara itu, CPI inti bulan Februari y/y naik 0.6%, sesuai dengan perkiraan dan merupakan yang terendah dalam 3 bulan terakhir. Untuk bulan Maret 2020, National CPI total y/y diperkirakan naik 0.2%, dan CPI inti y/y akan naik 0.4%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan JPY.

 

Retail Sales adalah salah satu indikator penting yang bisa menggerakkan mata uang GBP. Di Inggris, indikator ini disebut juga dengan Sales Volume atau All Retailers Sales. Ada 2 jenis rilis, yaitu Retail Sales total dan Retail Sales inti yang tidak termasuk otomotif dan bahan bakar. Masing-masing data diukur dalam basis bulanan atau month over month (m/m), juga dalam basis tahunan atau year over year (y/y). Yang dianggap berdampak tinggi adalah Retail Sales total, baik m/m maupun y/y.

Penjualan ritel total Inggris bulan Februari lalu turun 0.3% (atau -0.3%), lebih rendah dari perkiraan naik 0.2%, dan lebih rendah dari bulan sebelumnya yang naik 1.1%. Sementara untuk basis tahunan (y/y), penjualan ritel stagnan atau 0.0%, terendah dalam 8 tahun terakhir. Penjualan toko makanan dan Department Stores tercatat mengalami penurunan.

Dengan terhentinya aktivitas ekonomi akibat wabah Covid-19 di Inggris, maka Retail Sales total m/m untuk bulan Maret 2020 diperkirakan kembali turun 5.0%, dan y/y akan turun 4.7%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan GBP menguat.

 

Indikator ini dirilis oleh IFO atau Information and Forschung, lembaga riset ekonomi di Munich yang merupakan think-tanks terbesar dan terpenting bagi perekonomian Jerman khususnya dan kawasan Eropa pada umumnya. Indeks dibuat dengan melakukan survei pada sekitar 7000 perusahaan dan pelaku bisnis di Jerman, mengenai kondisi perekonomian saat ini (current condition) dan perkiraan untuk 6 bulan ke depan (future expectations).

Indeks sentimen bisnis IFO ini merupakan indikator awal bagi pengeluaran untuk investasi baru (ekspansi) dan perekrutan tenaga kerja, sehingga akan berdampak pada pertumbuhan. Indeks menggunakan angka 100 sebagai patokan. Hasil rilis di atas 100 berarti sentimen bisnis positif, sedangkan angka di bawah 100 menandakan sentimen bisnis negatif.

Bulan Maret lalu, indeks kepercayaan bisnis Jerman turun menjadi 86.1, lebih rendah dari perkiraan 87.9, dan merupakan yang terendah sejak bulan Juli 2009. Pasalnya, sentimen pada sektor manufaktur, konstruksi, dan service providers mengalami penurunan di tengah penyebaran wabah Covid-19 di benua Eropa.

Untuk bulan April 2020, diperkirakan indeks IFO akan kembali turun menjadi 79.7. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan EUR.

 

Meningkatnya pesanan Durable Goods atau produk-produk tahan lama mencerminkan optimisme konsumen dalam investasi. Termasuk jenis ini adalah komputer, televisi, mobil, hingga pesawat terbang. Penjualan barang-barang tersebut akan sangat berpengaruh pada produksi dan output, dan sangat sensitif terhadap perubahan kondisi ekonomi.

Ada 2 rilis yang diperhatikan, yaitu pesanan Durable Goods inti (Core Durable Goods) yang tidak memasukkan produk sarana transportasi, dan pesanan Durable Goods total. Data DGO yang meningkat menunjukkan kepercayaan pasar pada trend pertumbuhan sektor manufaktur di AS. Indikator ini dinyatakan dalam persentase perubahan jumlah pesanan dibandingkan bulan sebelumnya.

Bulan Februari lalu, DGO total naik 1.2%, lebih tinggi dari perkiraan turun 1.0% (atau -1.0%), dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang naik 0.1%. DGO inti turun 0.6%, lebih rendah dari perkiraan turun 0.4%, dan menjadi yang terendah dalam 5 bulan terakhir. Permintaan produk sarana transportasi mengalami kenaikan, sedangkan produk metal, mesin, dan komputer mengalami penurunan.

Dengan terhentinya aktivitas ekonomi akibat wabah Covid-19 di AS, maka DGO total untuk bulan Maret 2020 diperkirakan turun hingga 12.0%, dan DGO inti akan turun 6.5%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE