Menu

24 Januari 2019: ECB Meeting, PMI Eurozone, Employment Australia

Martin

Data dan peristiwa berdampak hari ini adalah Statement dan konferensi pers ECB, Manufacturing PMI Eurozone, Jerman dan AS, serta tenaga kerja Australia.

Kamis, 24 Januari 2019:

Employment Change mengukur perubahan jumlah tenaga kerja di Australia dibandingkan bulan sebelumnya. Jumlah tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh lapangan pekerjaan yang tersedia, dan merupakan indikator awal bagi pengeluaran konsumen yang menunjukkan aktivitas ekonomi secara keseluruhan.

Data ini dirilis bersamaan dengan persentase perubahan tingkat pengangguran dibandingkan bulan sebelumnya. Angka pengangguran selalu diperhatikan oleh RBA guna menentukan target pertumbuhan dan kebijakan perubahan tingkat suku bunga.


Bulan November lalu, jumlah tenaga kerja di Australia bertambah 37,000 orang, lebih tinggi dari perkiraan bertambah 20,000 orang, dan menjadi yang tertinggi dalam 3 bulan terakhir. Sementara itu, tingkat pengangguran bulan November naik ke angka +5.1%, lebih tinggi dari perkiraan +5.0%, dan merupakan yang tertinggi dalam 3 bulan terakhir. Tingkat partisipasi bulan November berada pada angka 65.7%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 65.5%.

Untuk bulan Desember 2018, diperkirakan tenaga kerja akan bertambah 17,300 orang dan tingkat pengangguran akan tetap 5.1%. Hasil rilis data pertambahan tenaga kerja yang lebih tinggi dari perkiraan dan tingkat pengangguran yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung menyebabkan AUD menguat.

 

Indeks Purchasing Managers Index (PMI) untuk sektor manufaktur dan jasa ini dirilis oleh Markit, dan didasarkan pada 5 indikator utama yaitu: output produksi, ketersediaan produk, aktivitas pengiriman, jumlah pesanan, dan jumlah tenaga kerja. Data ini terdiri dari 2 versi, yakni Flash dan Final. Biasanya, dampak Flash lebih tinggi daripada Final.

Indeks Flash PMI mulai dirilis sejak Maret 2008 dan merupakan estimasi indeks PMI yang dibuat berdasarkan hasil survei terhadap 500 purchasing manager. Fokusnya adalah mengenai kondisi ekonomi dan bisnis saat ini, untuk mendapatkan gambaran prospek perekonomian ke depan. Oleh karena itu, indikator ini penting bagi investor dan para pelaku bisnis, juga sering dianggap sebagai leading indicator. Angka rilis di atas 50.0 menunjukkan aktivitas sektor manufaktur (dan jasa) sedang tinggi, sedangkan rilis di bawah angka 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.

Untuk bulan Januari 2019, indeks Flash Manufacturing PMI Jerman diperkirakan akan berada pada 51.6, sedikit lebih tinggi dari sebelumnya yang 51.5 (terendah sejak bulan Maret 2016). Sementara untuk indeks Flash Services PMI diperkirakan pada 52.2, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 51.8 (terendah sejak September 2016).


Indeks Flash Manufacturing PMI kawasan Euro bulan Januari 2019 diperkirakan berada pada angka 51.5, sedikit lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 51.4 (terendah sejak Februari 2016). Sementara untuk Flash Services PMI diperkirakan berada pada angka 51.5, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 51.2 (terendah sejak November 2014). Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan EUR menguat.

 

Suku bunga ditentukan dengan cara voting di antara 6 anggota ECB Executive Board dan 15 dari 19 gubernur bank sentral negara-negara kawasan Euro. Hasil voting akan diumumkan 4 minggu setelah meeting dalam notulen rapat.


Pada meeting terakhir 13 Desember 2018 lalu yang diadakan di Frankfurt, Jerman, ECB mempertahankan suku bunga acuan 0.00%, suku bunga deposito -0.40%, dan suku bunga pinjaman (lending rate) sebesar +0.25%. Bank sentral tersebut juga telah menghentikan program pembelian asset per bulan Desember 2018. Namun, notulen meeting menyebutkan masih adanya risiko akibat ketidakpastian geopolitik, proteksi dalam perdagangan, pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang, dan volatilitas pasar keuangan dunia.

Dalam konferensi pers, Mario Draghi mengatakan risiko ekonomi terhadap kawasan Euro akan cenderung menurun, tapi suku bunga masih akan dipertahankan pada level rendah. Di samping itu, proyeksi pertumbuhan kawasan tahun 2019 direvisi turun dari 1.8% ke 1.7%, dan proyeksi inflasi juga dipangkas dari 1.7% ke 1.6%.

Data terakhir menunjukkan, baik inflasi maupun pertumbuhan kawasan masih rendah. Inflasi bulan Desember y/y bahkan turun ke +1.6%, terendah sejak April 2018. Sementara itu, GDP kawasan kuartal ketiga lalu turun ke +0.2%, terendah dalam 4 tahun terakhir. Dengan demikian, pada meeting hari ini, ECB diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga acuannya pada 0.00%.

Fokus pasar akan tertuju pada konferensi pers Mario Draghi, terutama mengenai kemungkinan waktu kenaikan suku bunga pasca dihentikannya stimulus dan proyeksi ekonomi Eurozone. Statement meeting hari ini bisa dibaca di sini.


Konferensi pers terdiri atas dua bagian, yaitu pembacaan Statement kebijakan moneter dan proyeksi ekonomi, serta acara tanya jawab. Acara konferensi pers ECB bisa dipantau di sini.

 

Di AS, indeks Flash Manufacturing PMI yang dirilis oleh Markit ini kurang berdampak jika dibandingkan dengan indeks Manufacturing PMI yang dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM). ISM dibuat berdasarkan survei terhadap 400 purchasing manager, sedangkan Markit melakukan survei terhadap 600 purchasing manager di seluruh AS. Hasil akhir kedua data tersebut belum tentu sama.


Menurut survei Markit bulan Desember 2018 lalu, indeks Manufacturing PMI AS turun ke angka 53.8, lebih rendah dari perkiraan 55.1, dan menjadi yang terendah sejak bulan September 2017. Penurunan tersebut disebabkan oleh merosotnya indeks new business dan produksi.

Untuk bulan Januari 2019, US Flash Manufacturing PMI versi Markit diperkirakan berada pada angka 53.4. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan USD.

 

Data ini dirilis tiap minggu oleh Energy Information Administration (EIA) AS, dan disebut juga dengan Crude Stocks atau Crude Levels, yang mengukur perubahan jumlah persediaan minyak mentah (dalam satuan barrel) untuk industri di AS. Meski indikator ini dirilis oleh AS, tapi bisa berdampak juga pada CAD, mengingat impor sebagian minyak mentah AS berasal dari Kanada. Indikator ini juga akan mempengaruhi harga minyak di AS dan akan berdampak pada tingkat inflasi.


Minggu lalu, persediaan minyak untuk industri berkurang sebesar 2.68 juta barrel, lebih rendah dari perkiraan berkurang 1.40 juta barrel, dan menjadi yang terendah sejak awal Desember tahun lalu. Untuk minggu ini, persediaan minyak diperkirakan akan kembali berkurang 0.44 juta barrel.

Jika persediaan minyak di AS lebih tinggi dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung melemah karena diasumsikan permintaan akan berkurang. Sebaliknya jika lebih rendah dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung menguat karena diasumsikan permintaan akan meningkat.

Namun demikian, persediaan minyak di AS hanya salah satu faktor yang menggerakkan harga minyak dunia. Yang paling berdampak adalah kebijakan negara-negara penghasil minyak mengenai kuota produksi, pernyataan pejabat negara penghasil minyak, dan situasi politik di Timur Tengah. Rilis data persediaan minyak di AS tidak bisa dipastikan akan selalu mempengaruhi harga minyak dunia.



Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE