Menu

2-4 Januari 2020: Notulen FOMC Dan ISM Manufacturing AS

Martin

Data berdampak hari ini adalah Caixin Manufacturing PMI China. Besok ada ISM Manufacturing dan persediaan minyak AS, sementara Sabtu dini hari akan dirilis notulen FOMC.

Kamis, 2 Januari 2020:

Indeks Manufacturing PMI versi Markit atau yang disebut dengan indeks Caixin ini adalah estimasi PMI yang dibuat berdasarkan hasil survei terhadap 430 purchasing manager di seluruh China. Fokusnya adalah mengenai kondisi ekonomi dan bisnis saat ini, dan bertujuan untuk mendapatkan gambaran prospek perekonomian ke depan.

Parameter yang disurvei adalah produksi, new orders, harga, pengiriman, persediaan dan tenaga kerja. Indeks ini sering dianggap sebagai leading indicator. Angka rilis di atas 50.0 menunjukkan aktivitas sektor manufaktur sedang tinggi, sementara rilis di bawah angka 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.

Bulan November lalu, indeks Caixin Manufacturing PMI China naik ke 51.8, lebih tinggi dari perkiraan 51.5, dan menjadi yang tertinggi dalam 3 tahun terakhir. Kenaikan tersebut disebabkan oleh meningkatnya indeks new orders, output dan ekspor.

Untuk bulan Desember 2019, diperkirakan indeks akan sedikit turun menjadi 51.7. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan mendukung penguatan AUD dan NZD.

 

Jumat, 3 Januari 2020:

Indeks ini sama dengan yang dirilis oleh Markit untuk Manufacturing PMI, hanya saja datanya bersumber dan dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM) yang khusus dibuat untuk AS. Di AS, indikator ini biasanya lebih berdampak dari yang dirilis Markit.

Indeks dibuat berdasarkan survei terhadap 400 purchasing manager di AS mengenai kondisi bisnis saat ini, termasuk diantaranya adalah output produksi, ketersediaan produk, aktivitas pengiriman, jumlah pesanan, dan jumlah tenaga kerja. Angka rilis di atas 50.0 menunjukkan ekspansi di sektor manufaktur, sementara di bawah angka 50.0 menunjukkan kontraksi. Dalam prakteknya, indeks ini dianggap cukup akurat untuk memprediksi output sektor manufaktur di AS.

Bulan November lalu, indeks ISM Manufacturing AS turun ke 48.1, lebih rendah dari perkiraan 49.2, dan lebih rendah dari bulan sebelumnya yang 48.3. Pada bulan November 2019, indeks new orders dan tenaga kerja mengalami kontraksi akibat sengketa dagang dengan China.

Untuk bulan Desember 2019, diperkirakan indeks ISM Manufacturing PMI akan naik menjadi 49.0. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Data yang disebut juga dengan Crude Stocks atau Crude Levels ini dirilis tiap minggu oleh Energy Information Administration (EIA) AS, dan mengukur perubahan jumlah persediaan minyak mentah (dalam satuan barel) untuk industri di AS.

Meski indikator ini dirilis oleh AS, tapi bisa berdampak juga pada CAD, mengingat impor sebagian minyak mentah AS berasal dari Kanada. Indikator ini juga akan mempengaruhi harga minyak di AS dan akan berdampak pada tingkat inflasi.

Minggu lalu, persediaan minyak untuk industri berkurang 5.74 juta barel, jauh lebih rendah dari perkiraan berkurang 1.70 juta barel, dan menjadi yang terendah sejak bulan September 2019. Untuk minggu ini, persediaan minyak diperkirakan berkurang 3.10 juta barel.

Jika hasil rilis lebih tinggi dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung melemah karena diasumsikan permintaan akan berkurang. Namun jika rilis data lebih rendah dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung menguat karena diasumsikan permintaan akan meningkat.

Namun demikian, persediaan minyak di AS hanya salah satu faktor yang menggerakkan harga minyak dunia. Yang paling berdampak adalah kebijakan negara-negara penghasil minyak mengenai kuota produksi, pernyataan pejabat negara penghasil minyak, dan situasi politik di Timur Tengah. Rilis data persediaan minyak di AS tidak bisa dipastikan akan selalu mempengaruhi harga minyak dunia.

Baca juga: Optimisme Pasar Topang Reli Harga Minyak

 

Sabtu, 4 Januari 2020:

Lael Brainard dijadwalkan berbicara dalam sebuah panel diskusi yang diadakan oleh American Economic Association di San Diego. Isi pidato Brainard bisa dibaca di sini

 

Notulen meeting FOMC dirilis 8 kali per tahun, sekitar 3 minggu setelah pengumuman suku bunga The Fed. Data ini mengungkapkan hasil akhir voting dan opini para anggota FOMC pada saat meeting. Perbedaan hasil voting dan pernyataan para anggota komite akan berdampak pada USD.

Pada meeting terakhir tanggal 11-12 Desember lalu yang disertai dengan konferensi pers, The Fed mempertahankan suku bunga acuan pada level +1.50% hingga +1.75%, sesuai dengan perkiraan. Statement menyebutkan bahwa kebijakan moneter yang telah diambil akan bisa mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dan target inflasi yang mendekati 2.0%.

Pada proyeksi ekonomi, The Fed menurunkan estimasi tingkat pengangguran untuk tahun 2020 dari 3.7% ke 3.5%, sementara proyeksi GDP dan PCE inflation untuk tahun 2020 tetap pada 2.0% dan 1.9%.

Dalam konferensi pers, ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa tingkat suku bunga masih akan dipertahankan pada level saat ini, sampai ada kenaikan inflasi. Pernyataan tersebut mengisyaratkan masih belum adanya rencana kenaikan suku bunga dalam tahun depan.

Pada notulen meeting kali ini, pelaku pasar akan mencermati opini dan pernyataan para anggota komite. Jika opini dan pernyataan secara umum dianggap masih hawkish, maka USD akan cenderung menguat. Namun jika pernyataan dianggap dovish, maka USD akan cenderung melemah. Statement meeting 11-12 Desember lalu bisa dibaca di sini, dan notulen meeting bisa diunduh di sini.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE