Menu

24-25 Juni 2019: IFO Jerman, Perdagangan New Zealand, Pidato Lowe

Martin

Data dan peristiwa berdampak hari ini adalah indeks IFO Jerman dan pidato RBA Lowe. Besok ada perdagangan Selandia Baru dan notulen BoJ.

Senin, 24 Juni 2019:

Philip Lowe dijadwalkan berbicara dalam forum Australian National University Leadership di Canberra. Isi pidato Lowe bisa dibaca di sini.

 

Indikator ini dirilis oleh IFO atau Information and Forschung, lembaga riset ekonomi di Munich yang merupakan think-tanks terbesar dan terpenting bagi perekonomian Jerman khususnya, serta kawasan Eropa pada umumnya. Indeks dibuat dengan melakukan survei pada sekitar 7000 perusahaan dan pelaku bisnis di Jerman, mengenai kondisi perekonomian saat ini (current condition) dan perkiraannya untuk 6 bulan ke depan (future expectations).

Indeks sentimen bisnis IFO ini merupakan indikator awal bagi pengeluaran untuk investasi baru (ekspansi) dan perekrutan tenaga kerja, sehingga akan berdampak pada pertumbuhan. Indeks ini menggunakan angka 100 sebagai patokan. Indeks di atas 100 berarti sentimen bisnis positif, sedangkan di bawah 100 menandakan sentimen bisnis negatif.


Bulan Mei lalu, indeks kepercayaan bisnis Jerman turun ke angka 97.9, lebih rendah dari perkiraan 99.2, dan menjadi yang terendah sejak November 2014. Pada bulan Mei 2019, indeks business expectations tetap pada angka 95.3, sementara indeks current conditions turun dari 103.4 ke 100.6. Penurunan sentimen kepercayaan bisnis terjadi pada sektor manufaktur, service provider, wholesaler, dan retailer.

Untuk bulan Juni 2019, diperkirakan indeks IFO akan kembali turun ke angka 97.4. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan EUR menguat.

 

Selasa, 25 Juni 2019:

Pemasukan dari hasil perdagangan internasional sangat penting bagi perekonomian Selandia Baru. Negara ini mengandalkan hasil produk pertanian dan makanan olahan untuk diekspor, sementara impornya terbatas pada energi, mesin-mesin, tekstil, dan plastik. Partner dagang utama Selandia Baru adalah Australia, China, AS, Uni Eropa, dan Jepang. Perbedaan total nilai impor dan ekspor dalam periode waktu satu bulan diukur dalam data neraca perdagangan, yang dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya (secara year over year atau y/y).

Jika nilai total ekspor lebih besar dari nilai total impor, maka neraca perdagangan mengalami surplus. Sebaliknya jika nilai total impor lebih besar dari ekspor, maka perdagangan mengalami defisit. Perdagangan yang surplus akan menyebabkan permintaan mata uang NZD meningkat.


Bulan April lalu, perdagangan Selandia Baru kembali mengalami surplus sebesar NZD433.38 juta (y/y), lebih rendah dari perkiraan surplus NZD450.00 juta dan bulan sebelumnya yang surplus NZD823.66 juta (surplus tertinggi sejak Mei 2011). Pada bulan April 2019, ekspor y/y naik 11.7% ke NZD5.55 miliar, sementara impor y/y naik 7.3% ke NZD5.11 miliar.

Untuk bulan Mei 2019, diperkirakan perdagangan Selandia Baru y/y akan kembali surplus sebesar NZD200.00 juta. Surplus yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan NZD menguat.

 

Notulen rapat BoJ biasanya tidak mengacu pada rapat terakhir, tetapi sebelumnya. Meski demikian, laporan ini masih relevan digunakan sebagai acuan kebijakan bank sentral untuk waktu ke depan.

Seperti diketahui, pada meeting terakhir 25 April lalu, BoJ mempertahankan suku bunga acuan pada level -0.1%, dan target yield bond pemerintah untuk jangka waktu 10 tahun pada 0.0%. Statement menyebutkan bank sentral akan mempertahankan suku bunga rendah paling tidak hingga pertengahan tahun 2020, di tengah ketidakpastian ekonomi global dan rendahnya inflasi.

Jika secara keseluruhan isi notulen dianggap hawkish, maka akan mendukung penguatan JPY. Sebaliknya jika dianggap dovish, maka JPY akan cenderung melemah. Isi notulen meeting tanggal 25 April 2019 bisa dibaca di sini.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE