Menu

24-25 November 2021: Notulen FOMC, Indeks PCE, Jobless Claims AS

Martin

Data dan peristiwa berdampak hari ini adalah Core PCE Price Index, Jobless Claims dan persediaan minyak AS. Besok ada notulen meeting FOMC.

Rabu, 24 November 2021

Jobless Claims mengukur jumlah klaim tunjangan pengangguran selama minggu lalu, dan merupakan data fundamental paling awal yang berhubungan dengan jumlah tenaga kerja. Data Jobless Claims juga indikator awal bagi pengeluaran konsumen yang akan mempengaruhi tingkat inflasi.

Ada 2 data yang diperhatikan, yaitu Initial Jobless Claims dan Continuing Jobless Claims. Initial Jobless Claims mengukur jumlah mereka yang baru pertama kali menerima tunjangan pengangguran dan lebih berdampak. Oleh karenanya, indikator Jobless Claims biasanya mengacu pada data Initial.


Minggu lalu, Jobless Claims AS berkurang 1,000 menjadi 268,000 klaim, lebih tinggi dari perkiraan 260,000 klaim, tetapi merupakan yang terendah sejak bulan Maret 2020 (ketika pandemi COVID-19 melanda AS). Sementara itu, klaim rata-rata dalam 4 minggu terakhir turun menjadi 272,750 klaim, terendah sejak Maret 2020.

Untuk minggu ini, diperkirakan klaim tunjangan pengangguran akan kembali turun menjadi 259,000 klaim. Hasil rilis yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Data ini mengukur persentase perubahan harga barang dan jasa di tingkat konsumen yang mengecualikan jenis barang makanan dan energi. Agak berbeda dengan CPI, PCE Price Index hanya mengukur persentase perubahan harga di tingkat konsumen individual. Indikator ini penting untuk diperhatikan karena akan mempengaruhi tingkat inflasi.

Bulan September lalu, Core PCE Price Index m/m naik 0.2% ke 118.29 index points (tertinggi sejak tahun 1959), sesuai perkiraan dan merupakan persentase kenaikan terendah dalam 7 bulan terakhir. Namun dalam basis tahunan (y/y), indeks naik 3.6%, sama dengan bulan sebelumnya dan menjadi kenaikan tertinggi sejak tahun 1992.

Untuk bulan Oktober 2021, diperkirakan Core PCE Price Index m/m akan naik 0.4%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Dirilis tiap minggu oleh Energy Information Administration (EIA) AS, data ini disebut juga dengan Crude Stocks atau Crude Levels yang mengukur perubahan jumlah persediaan minyak mentah (dalam satuan barel) untuk industri di AS. Meski dirilis oleh AS, namun indikator ini berdampak juga pada CAD, mengingat impor sebagian minyak mentah AS berasal dari Kanada. Indikator ini juga akan mempengaruhi harga minyak di AS dan akan berdampak pada tingkat inflasi.

Minggu lalu, persediaan minyak untuk industri berkurang 2.10 juta barel (atau -2.10 juta barrel), jauh lebih rendah dari perkiraan bertambah 1.00 juta barel, dan menjadi yang terendah sejak pertengahan bulan September lalu.

Untuk minggu ini, persediaan minyak diperkirakan berkurang 0.95 juta barel. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan menyebabkan harga WTI/USD cenderung melemah karena diasumsikan permintaan akan berkurang. Sebaliknya, angka persediaan yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung menyebabkan harga WTI/USD menguat karena diasumsikan permintaan akan meningkat.

Persediaan minyak di AS hanya salah satu faktor yang menggerakkan harga minyak dunia. Yang paling berdampak adalah kebijakan negara-negara penghasil minyak mengenai kuota produksi, pernyataan pejabat negara penghasil minyak, dan situasi politik di Timur Tengah. Rilis data persediaan minyak di AS tidak bisa dipastikan akan selalu mempengaruhi harga minyak dunia.

Baca juga: Jepang Berencana Lepas Cadangan Bahan Bakar, Minyak Turun

 

Kamis, 25 November 2021

Notulen meeting FOMC dirilis 8 kali per tahun, sekitar 3 minggu setelah pengumuman suku bunga The Fed. Data ini mengungkapkan hasil akhir voting dan opini para anggota FOMC pada saat meeting. Perbedaan hasil voting dan pernyataan para anggota komite akan berdampak pada USD.

Pada pertemuan tanggal 3-4 November lalu, The Fed mempertahankan suku bunga acuan pada level 0 hingga +0.25%, sesuai dengan perkiraan pasar. Bank sentral juga resmi mengumumkan pengurangan pembelian asset atau tapering yang akan dimulai bulan ini dengan laju sebesar USD15 miliar per bulan. Meski demikian, langkah kebijakan tersebut diantisipasi oleh pelaku pasar jauh hari sebelumnya.

The Fed juga mencatat bahwa kenaikan inflasi adalah akibat dari ketidakseimbangan penawaran dan permintaan terkait pandemi. Pembukaan kembali aktivitas ekonomi juga telah memberikan kontribusi terhadap kenaikan harga yang cukup besar di beberapa sektor. Akan tetapi, tekanan inflasi tersebut diperkirakan hanya sementara. Ketua Fed Jerome Powell menambahkan tidak akan tergesa-gesa menaikkan suku bunga, tetapi tidak akan ragu untuk bertindak jika inflasi tetap tinggi.

Notulen meeting tanggal 3-4 November 2021 bisa diunduh di sini. Jika opini dan pernyataan para anggota komite secara umum dianggap hawkish, maka USD akan cenderung menguat, begitu pula sebaliknya.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE