Menu

25-26 Maret 2019: IFO Jerman, Trade New Zealand, Pidato Pejabat The Fed

Martin

Data dan peristiwa berdampak hari ini adalah indeks IFO Jerman dan pidato Evans The Fed. Besok ada perdagangan New Zealand, pidato Rosengren The Fed, dan Ellis RBA.

Senin, 25 Maret 2019:

Presiden Federal Reserve Bank of Chicago yang juga anggota FOMC, Charles Evans, dijadwalkan berbicara mengenai outlook ekonomi dan kebijakan moneter pada konferensi Credit Suisse Asian Investment, di Hong Kong. Isi pidato Evans bisa dibaca di sini.

 

Indikator ini dirilis oleh IFO atau Information and Forschung, lembaga riset ekonomi di Munich yang merupakan think-tanks terbesar dan terpenting bagi perekonomian Jerman khususnya, juga kawasan Eropa pada umumnya. Indeks dibuat dengan melakukan survei pada sekitar 7000 perusahaan dan pelaku bisnis di Jerman mengenai kondisi perekonomian saat ini (current condition), dan perkiraannya untuk 6 bulan ke depan (future expectations).

Indeks sentimen bisnis IFO ini merupakan indikator awal bagi pengeluaran untuk investasi baru (ekspansi) dan perekrutan tenaga kerja, sehingga akan berdampak pada pertumbuhan. Indeks ini menggunakan angka 100 sebagai patokan. Indeks di atas 100 berarti sentimen bisnis positif, sedangkan di bawah 100 sentimen bisnis negatif.


Bulan Februari lalu, indeks kepercayaan bisnis Jerman kembali turun ke angka 98.5, lebih rendah dari perkiraan 99., dan menjadi yang terendah sejak bulan Desember 2014. Pada bulan Februari 2019, indeks business expectations turun dari 94.3 ke 93.8, sementara indeks current conditions turun dari 104.5 ke 103.4. Penurunan sentimen kepercayaan bisnis terjadi pada sektor manufaktur, konstruksi, dan service provider.

Untuk bulan Maret 2019, diperkirakan indeks IFO akan berada pada angka 98.7. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan EUR menguat.

 

Selasa, 26 Maret 2019:

Luci Ellis dijadwalkan berbicara di Housing Industry Association, Sydney. Isi pidato Ellis bisa dibaca di sini.

 

Pemasukan dari hasil perdagangan internasional sangat penting bagi perekonomian Selandia Baru. Negara ini mengandalkan hasil produk pertanian dan makanan olahan untuk diekspor, sementara impornya terbatas pada energi, mesin-mesin, tekstil, dan plastik. Partner dagang utamanya adalah Australia, China, AS, Uni Eropa, dan Jepang.

Indikator ini mengukur perbedaan total nilai impor dan ekspor dalam periode waktu satu bulan, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year over year atau y/y).

Jika nilai total ekspor lebih besar dari nilai total impor, maka neraca perdagangan mengalami surplus. Sebaliknya, jika nilai total impor lebih besar dari ekspor, maka perdagangan mengalami defisit. Perdagangan yang surplus akan menyebabkan permintaan mata uang NZD meningkat.


Bulan Januari lalu, perdagangan Selandia Baru mengalami defisit sebesar NZD0.914 miliar (y/y), lebih rendah dari perkiraan defisit NZD0.300 miliar dan bulan sebelumnya yang surplus sebesar NZD12 juta. Pada bulan Januari 2019, ekspor y/y naik 3.0% ke NZD4.40 miliar, tetapi impor y/y juga naik 7.7% ke NZD5.32 miliar.

Untuk bulan Februari 2019, diperkirakan perdagangan Selandia Baru y/y akan kembali defisit sebesar NZD0.200 miliar. Defisit yang lebih rendah dari perkiraan, atau bahkan mengalami surplus, akan cenderung menyebabkan NZD menguat.

 

Presiden Federal Reserve Bank of Boston yang juga anggota FOMC, Eric Rosengren, dijadwalkan berbicara pada konferensi Credit Suisse Asian Investment, di Hong Kong. Isi pidato Rosengren bisa dibaca di sini.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE