Menu

27-28 Februari 2018: Testimoni Powell, Durable Goods Orders AS, CPI Jerman

Martin

Data dan peristiwa berdampak hari ini adalah testimoni Jerome Powell, Durable Goods Orders AS, CPI Jerman, indeks CB AS, dan Money Supply Eurozone.

Selasa, 27 Februari 2018

M3 Money Supply mengukur persentase perubahan jumlah uang total yang beredar, ditambah dengan jumlah deposito yang tersimpan di bank. M3 yang makin besar akan mempengaruhi tingkat inflasi.


 

Bulan November 2017 lalu, M3 Money Supply kawasan Euro naik 4.6% ke €11,869,966 juta (tertinggi sejak Januari 1980), lebih rendah dari perkiraan naik 4.9%, dan merupakan persentase kenaikan terendah dalam 5 bulan terakhir.

Untuk bulan Januari 2018, diperkirakan M3 Money Supply kawasan Euro akan kembali naik 4.6%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan EUR.

Jens Weidmann dijadwalkan berbicara mengenai laporan tahunan Bundesbank di Frankfurt, Jerman. Isi pidato Weidmann bisa dibaca di sini.

Data yang berdampak di Jerman adalah CPI total, sedangkan CPI inti kurang berdampak. Preliminary CPI adalah data awal tingkat inflasi sehingga lebih berdampak dari data CPI final yang dirilis dua minggu kemudian. Hal ini selalu berlaku kecuali pada data final terjadi perubahan.

Pada saat yang sama akan dirilis Preliminary CPI total untuk month over month (m/m), yaitu persentase perubahan yang dibandingkan bulan lalu, dan year over year (y/y), yang dibandingkan dengan bulan sama pada tahun sebelumnya (inflasi tahunan). Baik data m/m maupun y/y berdampak tinggi, karena bank sentral Eropa (ECB) akan sangat memperhatikan tingkat inflasi negara lokomotif kawasan Euro ini.


 

CPI total y/y final Jerman bulan Januari lalu menunjukkan kenaikan 1.6%. Angka tersebut sesuai dengan perkiraan, tetapi menjadi yang terendah dalam 3 bulan terakhir. Sementara untuk basis bulanan (m/m) turun 0.7% (atau -0.7%), lebih rendah dari perkiraan turun 0.5% dan menjadi yang terendah sejak Januari 2016. Naiknya angka inflasi tahunan bulan Januari terutama disebabkan oleh meningkatnya harga energi, makanan, tembakau dan sektor jasa.

Untuk data awal (Preliminary) bulan Februari 2018, diperkirakan inflasi tahunan (CPI total y/y) akan kembali naik 1.5%, dan inflasi bulanan (m/m) diperkirakan naik 0.5%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan EUR menguat.

Meningkatnya order Durable Goods atau produk-produk tahan lama mencerminkan optimisme konsumen dalam investasi. Termasuk jenis ini adalah komputer, televisi, mobil, hingga pesawat terbang. Penjualan barang-barang tersebut akan sangat berpengaruh pada produksi dan output, sehingga sangat sensitif terhadap perubahan kondisi ekonomi.

Ada 2 rilis yang diperhatikan, yaitu order Durable Goods inti (Core Durable Goods) yang tidak memasukkan produk sarana transportasi, dan order Durable Goods total. Data DGO yang meningkat menunjukkan kepercayaan pasar pada tren pertumbuhan sektor manufaktur AS. Indikator ini dinyatakan dalam persentase perubahan jumlah order dibandingkan bulan sebelumnya.


 

Bulan Desember 2017 lalu, DGO total naik 2.9%, jauh lebih tinggi dari perkiraan naik 0.9%, dan menjadi yang tertinggi dalam 6 bulan terakhir. Sementara itu, DGO inti naik 0.6%, juga lebih tinggi dari perkiraan naik 0.5%. Pada bulan Desember 2017, order sarana transportasi naik 7.4%.

Untuk bulan Januari 2018, diperkirakan DGO total akan turun 2.4% (atau -2.4%), sedangkan DGO inti akan naik 0.4%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

 

Jerome Powell, ketua The Fed yang baru menjabat bulan ini dijadwalkan menyampaikan testimoni mengenai kebijakan moneter di depan House Financial Services Committee.

Investor menunggu pandangan Powell mengenai gejolak pasar yang terjadi awal bulan ini, inflasi, pertumbuhan ekonomi, defisit anggaran, dan yang paling penting, rencana kenaikan suku bunga. Jika ada isyarat kenaikan lebih dari 3 kali dalam tahun ini, maka akan cenderung menyebabkan USD menguat. Testimoni Powell bisa dipantau di sini, dan isinya bisa dibaca di sini.

Angka indeks kepercayaan konsumen ini dirilis oleh The Conference Board Inc. (CB), berdasarkan survey pada 5,000 rumah tangga sebagai responden yang mewakili konsumen secara umum. Hasil survey ini menunjukkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap kondisi perekonomian AS saat ini (present situation) dan waktu yang akan datang (expectations), terutama terhadap kondisi bisnis dan ketersediaan lapangan pekerjaan.

Indeks ini mencerminkan kepercayaan finansial, dan merupakan indikator awal bagi pengeluaran konsumen yang mengambil porsi hampir 70% dari aktivitas perekonomian AS.


 

Indeks CB Consumer Confidence bulan Januari lalu naik ke 125.4 dibandingkan bulan sebelumnya, yang direvisi naik ke 123.1. Hasil tersebut lebih tinggi dari perkiraan yang juga 123.1. Pada bulan Januari 2018, indeks ekspektasi naik dari 100.8 ke 105.5, tetapi indeks present situation turun dari 156.5 ke 155.3.

Untuk bulan Februari 2018, diperkirakan indeks kepercayaan konsumen akan kembali naik ke 126.2. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

Rabu, 28 Februari 2018

Indikator ini dirilis setiap bulan kecuali bulan Januari, dan disebut juga dengan NBNZ Business Confidence. Datanya dibuat berdasarkan survey terhadap sejumlah pelaku industri dan pebisnis, mengenai kondisi bisnis di Selandia Baru untuk 12 bulan mendatang. Angka indeks yang positif (lebih besar dari nol) mencerminkan optimisme para pelaku bisnis, sedangkan indeks negatif mencerminkan pesimisme.


 

Bulan Desember 2017 lalu, indeks kepercayaan bisnis berada pada angka -37.8, lebih rendah dari perkiraan -20.0, tetapi lebih baik dari bulan sebelumnya yang -39.3. Hal ini terjadi akibat membaiknya indeks ekspektasi bisnis. Untuk bulan Januari 2018, diperkirakan indeks akan berada pada angka -30.4. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan NZD.


Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE