Menu

28 Desember 2018: Chicago PMI AS Dan CPI Jerman

Martin

Data berdampak hari ini adalah Chicago PMI AS, CPI Jerman, indeks KOF Swiss, neraca perdagangan dan persediaan minyak AS.

Jumat, 28 Desember 2018:

KOF atau Konjunkturbarometer adalah indeks leading indicator yang dibuat berdasarkan 12 indikator fundamental, berhubungan dengan tingkat kepercayaan konsumen dan investor, produksi, order barang, serta perumahan. Indikator yang disebut juga indeks kepercayaan bisnis ini dibuat guna memprediksi arah perekonomian selama 6 bulan ke depan.


 

Bulan November lalu, indeks KOF Economic Barometer berada pada angka 99.1, lebih rendah dari perkiraan 99.6, dan menjadi yang terendah dalam 3 bulan terakhir. Pelemahan tersebut disebabkan oleh berkurangnya prospek ekspor. Untuk bulan Desember 2018, diperkirakan indeks akan kembali turun ke 98.7. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan CHF.

 

Preliminary CPI adalah data awal tingkat inflasi, sehingga lebih berdampak dari data CPI Final yang akan dirilis dua minggu kemudian, kecuali pada data Final terjadi perubahan. Data dirilis dalam dua versi, yakni CPI total dan CPI inti. Di Jerman yang berdampak adalah CPI total, sedangkan CPI inti kurang berdampak.

Preliminary CPI total untuk month over month (m/m) dan year over year (y/y) dirilis secara bersamaan. Data m/m mengukur persentase perubahan yang dibandingkan bulan lalu, sedangkan y/y membandingkan data bulan ini dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya. Baik data m/m maupun y/y berdampak tinggi, karena bank sentral Eropa (ECB) akan sangat memperhatikan tingkat inflasi negara lokomotif kawasan Euro ini.


CPI total y/y Final Jerman bulan November lalu menunjukkan kenaikan 2.3%, sesuai dengan perkiraan, tetapi lebih rendah dari bulan sebelumnya yang naik 2.5% (tertinggi dalam 10 tahun terakhir). Sementara untuk basis bulanan (m/m), CPI naik 0.1%, lebih rendah dari perkiraan naik 0.2%, dan menjadi yang terendah dalam 3 bulan terakhir. Naiknya inflasi tahunan bulan November disebabkan oleh meningkatnya harga energi, makanan, dan sektor jasa.

Untuk data awal (Preliminary) bulan Desember 2018, diperkirakan inflasi tahunan (CPI total y/y) akan naik 1.9% dan inflasi bulanan (m/m) diperkirakan naik 0.3%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan EUR menguat.

 

Indikator ini pertama kali dirilis pada 30 Juli 2015 lalu, dan disebut juga dengan International Trade in Goods atau Advance Trade In Goods. Perdagangan barang mempunyai porsi 75% dari perdagangan total AS, dan dirilis 5 hari sebelum neraca perdagangan total.

Hasil yang positif atau surplus menunjukkan ekspor yang lebih tinggi dari impor, sementara defisit menandakan jika impor barang lebih tinggi. Perdagangan yang surplus akan berdampak positif pada nilai tukar USD, sedangkan perdagangan defisit akan berdampak negatif pada USD.


 

Bulan Oktober lalu, International Trade in Goods di AS mengalami defisit sebesar USD77.25 miliar, lebih rendah dari perkiraan defisit USD76.70 miliar, dan merupakan defisit tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Untuk bulan November 2018, data ini diperkirakan akan kembali defisit USD75.50 miliar. Defisit yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan USD.

 

Indikator yang juga disebut Chicago Business Barometer ini dibuat berdasarkan survei terhadap 200 purchasing manager di kawasan industri sekitar Chicago, meliputi negara bagian Illinois, Indiana, dan Michigan. Responden dimintai tanggapan terhadap kondisi ekonomi dan bisnis AS saat ini, terutama yang menyangkut tenaga kerja, produksi, harga, dan penjualan produk. Indeks ini sering dianggap sebagai indikator awal bagi ISM Manufacturing PMI. Angka indeks di atas 50.0 menunjukkan ekspansi, sedangkan di bawah 50.0 menunjukkan kontraksi.


 

Bulan November lalu, indeks Chicago PMI berada pada angka 66.4, lebih tinggi dari perkiraan 58.6, dan menjadi yang tertinggi sepanjang tahun ini. Pada bulan November 2018, indeks new orders dan output produksi mengalami kenaikan. Untuk bulan Desember 2018, diperkirakan indeks akan terkoreksi ke angka 61.4. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan USD.

 

Data ini dirilis tiap minggu oleh Energy Information Administration (EIA) AS, dan disebut juga dengan Crude Stocks atau Crude Levels, yang mengukur perubahan jumlah persediaan minyak mentah (dalam satuan barrel) untuk industri di AS. Meski indikator ini dirilis oleh AS, tapi bisa berdampak juga pada CAD, mengingat impor sebagian minyak mentah AS berasal dari Kanada. Indikator ini juga akan mempengaruhi harga minyak di AS dan akan berdampak pada tingkat inflasi.


 

Minggu lalu, persediaan minyak untuk industri berkurang sebesar 0.50 juta barrel, lebih baik dari perkiraan berkurang 2.70 juta barel, dan menjadi yang tertinggi sejak akhir bulan lalu. Untuk minggu ini, persediaan minyak diperkirakan akan kembali berkurang 2.48 juta barrel.

Jika persediaan minyak di AS lebih tinggi dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung melemah karena diasumsikan permintaan akan berkurang. Sebaliknya jika lebih rendah dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung menguat karena diasumsikan permintaan akan meningkat.

Namun demikian, persediaan minyak di AS hanya salah satu faktor yang menggerakkan harga minyak dunia. Yang paling berdampak adalah kebijakan negara-negara penghasil minyak mengenai kuota produksi, pernyataan pejabat negara penghasil minyak, dan situasi politik di Timur Tengah. Rilis data persediaan minyak di AS tidak bisa dipastikan akan selalu mempengaruhi harga minyak dunia.



Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE