Menu

28 Juni 2018: RBNZ Meeting, GDP AS, CPI Jerman

Martin

Data dan peristiwa berdampak hari ini adalah Statement RBNZ, GDP AS Final, CPI Jerman, Jobless Claims AS, serta pidato BoE Haldane dan Fed Bostic.

Kamis, 28 Juni 2018:

Gubernur RBNZ menentukan suku bunga acuan atau yang lazim disebut Official Cash Rate (OCR), setelah berkonsultasi dengan beberapa bankir senior dan para penasehatnya. Suku bunga RBNZ dijadwalkan dirilis 8 kali dalam setahun.


 

Sepanjang tahun 2016, RBNZ telah memangkas OCR sebanyak 3 kali. Pada bulan Maret, suku bunga diturunkan sebesar 0.25% (ke +2.25%) akibat ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global (khususnya China), ekspektasi inflasi Selandia Baru yang cenderung turun, dan masih lemahnya harga komoditi terutama susu. Bulan Agustus 2016, OCR kembali diturunkan 0.25% (ke +2.00%) karena tingkat inflasi dan harga produk susu yang masih rendah. Pada bulan November 2016, RBNZ kembali memotong suku bunga sebesar 0.25% (ke +1.75%) akibat inflasi yang masih rendah dan apresiasi mata uang NZD. Tingkat suku bunga terakhir adalah yang terendah sejak tahun 1985.

Pada meeting 9 Mei 2018 lalu, OCR dipertahankan di +1.75%. Dalam Statement yang diungkapkan, bank sentral menggarisbawahi tingkat inflasi yang berada di bawah target 2% dan turunnya tingkat upah sebagai penyebab utama. Dari data terakhir, inflasi tahunan kuartal pertama 2018 naik 1.1%, terendah sejak kuartal ke-3 tahun 2016. Sementara itu, GDP New Zealand di kuartal pertama naik 0.5%, terendah sejak kuartal terakhir 2016.

Untuk bulan Juni 2018 ini, diperkirakan RBNZ masih akan mempertahankan OCR di level +1.75%. Jika RBNZ menaikkan OCR, maka NZD akan cenderung menguat. Statement pada meeting hari ini bisa dibaca di sini.

 

Di Jerman, data inflasi yang berdampak adalah CPI total, sedangkan CPI inti kurang berdampak. Preliminary CPI adalah data awal tingkat inflasi, sehingga lebih berdampak dari data CPI Final yang akan dirilis dua minggu kemudian. Hal ini biasanya selalu berlaku kecuali terjadi perubahan pada data Final.

Preliminary CPI total untuk month over month (persentase perubahan yang dibandingkan bulan lalu) dan year over year (dibandingkan dengan bulan sama pada tahun sebelumnya) atau inflasi tahunan dirilis secara bersamaan. Baik data m/m maupun y/y berdampak tinggi, karena bank sentral Eropa (ECB) akan sangat memperhatikan tingkat inflasi negara lokomotif kawasan Euro ini.


 

CPI total y/y Final Jerman bulan Mei lalu menunjukkan kenaikan 2.2%, sesuai dengan perkiraan dan menjadi yang tertinggi sejak bulan Februari tahun lalu. Sementara untuk basis bulanan (m/m), CPI naik 0.5%, lebih tinggi dari perkiraan naik 0.3%, dan merupakan yang tertinggi dalam 3 bulan terakhir. Naiknya inflasi tahunan bulan Mei itu terutama disebabkan oleh meningkatnya harga energi, makanan, produk tembakau, dan sektor jasa. Untuk data awal (Preliminary) bulan Juni 2018, diperkirakan inflasi tahunan (CPI total y/y) akan naik 2.1% dan inflasi bulanan (m/m) diperkirakan naik 0.2%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan EUR menguat.

 

Data ini dirilis oleh biro analisa ekonomi AS dan dianggap sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Indikator ini dirilis per kuartal, masing-masing terdiri atas 3 rilis dengan selang waktu sebulan, yaitu Advance GDP yang merupakan rilis pertama, Preliminary GDP (rilis kedua), dan Final GDP. Karena seringnya terjadi revisi pada setiap kali rilis data GDP, ketiga data tersebut cenderung berdampak tinggi. GDP selalu dimonitor oleh bank sentral AS (The Fed) dan digunakan sebagai salah satu acuan dalam menentukan kebijakan moneter.


 

Data Advance GDP kuartal pertama 2018 yang dirilis 27 April lalu menunjukkan angka pertumbuhan +2.3%, lebih rendah dari data Final kuartal ke-4 tahun 2017 yang +2.9%. Sementara itu, data Preliminary GDP (second estimate) yang dirilis 30 Mei lalu direvisi turun +2.2%, lebih rendah dari perkiraan +2.3%, dan menjadi yang terendah sejak kuartal pertama tahun lalu.

Naiknya GDP kuartal pertama tahun ini disebabkan oleh kontribusi fixed investment yang meningkat 6.5%, kenaikan ekspor (4.2%,) Personal Consumption Expenditure atau PCE (1.0%), sektor jasa (1.8%), dan pengeluaran pemerintah (1.1%). Untuk GDP Final kuartal pertama 2018 yang akan dirilis hari ini, diperkirakan tetap +2.2%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Jobless Claims mengukur jumlah klaim tunjangan pengangguran selama minggu lalu, dan merupakan data fundamental paling awal yang berhubungan dengan jumlah tenaga kerja. Data Jobless Claims juga indikator awal bagi pengeluaran konsumen yang akan mempengaruhi tingkat inflasi. Ada 2 data yang dirilis, yaitu Initial Jobless Claims dan Continuing Jobless Claims. Initial Jobless Claims mengukur jumlah mereka yang baru pertama kali menerima tunjangan pengangguran dan lebih berdampak. Karena itu, indikator Jobless Claims biasanya mengacu pada data Initial.


 

Minggu lalu, Jobless Claims AS berkurang 3,000 ke 218,000 klaim dibandingkan pekan sebelumnya, yang direvisi naik ke 221,000 klaim. Rilis terbaru Initial Jobless Claims ini lebih rendah dari perkiraan 220,000 klaim dan menjadi yang terendah sejak pertengahan Mei lalu. Klaim rata-rata 4 mingguan turun 4,000 ke 221,000 klaim. Hingga minggu lalu, Jobless Claims di AS sudah berada di bawah angka 300,000 selama 172 minggu berturut-turut, menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang stabil. Untuk minggu ini, diperkirakan klaim tunjangan pengangguran akan bertambah 2,000 ke 220,000 klaim. Hasil rilis yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Andy Haldane dijadwalkan berbicara di London. Isi pidato Haldane bisa dibaca di sini.

 

Presiden Federal Reserve Bank of Atlanta yang juga anggota FOMC, Raphael Bostic, dijadwalkan berbicara di Atlanta. Isi pidato Bostic bisa dibaca di sini.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE