Menu

29-30 April 2020: FOMC Meeting, GDP AS, Manufaktur China

Martin

Data berdampak hari ini adalah GDP AS. Besok ada Statement FOMC, konferensi pers ketua The Fed, dan Manufacturing PMI China.

Rabu, 29 April 2020:

Data yang dirilis oleh Biro Analisis Ekonomi AS ini digunakan sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat. GDP dirilis per kuartal, masing-masing terdiri atas 3 rilis dengan selang waktu sebulan, yaitu Advance GDP yang merupakan rilis pertama, Preliminary GDP (rilis kedua), dan Final GDP. Advance GDP biasanya lebih berdampak dari Preliminary dan Final. Data GDP AS selalu dimonitor oleh bank sentral (The Fed) dan digunakan sebagai salah satu acuan dalam menentukan kebijakan moneter.

Final GDP kuartal keempat tahun 2019 tumbuh 2.1%, sesuai dengan perkiraan dan sama dengan kuartal sebelumnya. Sementara untuk basis tahunan (q/y), GDP tumbuh 2.3%, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang 2.1%. Kenaikan GDP kuartal keempat 2019 disebabkan oleh meningkatnya pengeluaran konsumen, sementara pengeluaran pemerintah dan investasi pada sektor perumahan mengalami kontraksi.

Dengan adanya wabah COVID-19 yang menyebabkan terhentinya aktivitas ekonomi, maka data awal (Advance) GDP kuartal pertama tahun 2020 q/q diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 4.0% (atau -4.0%). Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan menyebabkan USD menguat.

 

Kamis, 30 April 2020:

FOMC memberikan statement mengenai kebijakan moneter rata-rata 8 kali dalam setahun, bersamaan dengan pengumuman suku bunga. Penentuan suku bunga dilakukan dengan cara voting, dan hasil voting secara individu serta komentar-komentarnya dimuat dalam statement FOMC yang dirilis seusai meeting. Selain suku bunga, statement juga berisi mengenai kebijakan lainnya dan perkiraan kondisi ekonomi di waktu mendatang yang bisa mempengaruhi kebijakan bank sentral.

Selama bulan Maret 2020, FOMC mengadakan pertemuan dua kali di luar jadwal. Pada pertemuan pertama tanggal 3 Maret, The Fed mengumumkan penurunan suku bunga acuan sebesar 0.50% ke level +1.00% hingga +1.25%. Statement menyebutkan bahwa meskipun fundamental ekonomi AS masih solid, penyebaran wabah Corona di AS akan menimbulkan risiko pada perekonomian. Pada konferensi pers, ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa pemotongan suku bunga kali ini adalah sebagai tindakan darurat untuk mengantisipasi risiko ekonomi akibat penyebaran Corona.

Pada pertemuan kedua tanggal 16 Maret, The Fed kembali menurunkan suku bunga sebesar 100 basis poin atau 1.00% ke level +0.00% hingga +0.25%. Tingkat suku bunga ini adalah rekor terendah sejak tahun 1971. Selain itu, The Fed juga meluncurkan program stimulus (Quantitative Easing) sebesar USD700 miliar untuk menopang perekonomian dari dampak Corona.

Dengan semakin meluasnya pandemi yang menghentikan aktivitas ekonomi, The Fed memutuskan untuk menggelontorkan stimulus tambahan sebesar USD2.3 triliun pada pada 9 April lalu, guna mendukung sektor riil yang dihantam oleh dampak COVID-19. Dalam hal ini, bank sentral akan memberikan pinjaman lunak kepada perbankan untuk disalurkan kepada perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 10.000 karyawan, guna menekan angka pemutusan hubungan kerja.

Pada meeting hari ini, The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pada level +0.00% hingga +0.25%. Dalam konferensi pers terakhir, Powell tidak mengisyaratkan akan kembali menurunkan suku bunga hingga ke area negatif. Meski demikian, peluang penambahan stimulus masih terbuka lebar.

Selain itu, pelaku pasar juga menunggu kemungkinan FOMC akan mengumumkan proyeksi ekonomi, terutama untuk pertumbuhan pada tahun ini. Pernyataan meeting hari ini bisa dibaca di sini.


Perhatian pelaku pasar akan tertuju pada keterangan Powell mengenai prospek pertumbuhan ekonomi tahun ini. Jika pernyataan dan komentar Powell dianggap hawkish, maka USD akan menguat. Namun jika pernyataan dianggap dovish, USD akan cenderung melemah. Konferensi pers Jerome Powell bisa dipantau di sini.

 

Indeks Manufacturing dan Non-Manufacturing PMI versi China Federation of Logistics and Purchasing (CFLP) dirilis setiap bulan dan dampaknya hampir sama dengan yang dirilis Markit (indeks Caixin Manufacturing PMI). Angka rilis di atas 50.0 menunjukkan ekspansi sektor manufaktur atau sektor jasa, sedangkan rilis di bawah angka 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.

Bulan Maret lalu, indeks Manufacturing PMI melonjak menjadi 52.0, lebih tinggi dari perkiraan 44.9, dan merupakan yang tertinggi sejak bulan September 2017. Sektor manufaktur kembali beraktivitas setelah terhenti akibat lockdown selama bulan Februari, sehingga new orders dan tenaga kerja mengalami kenaikan signifikan. Sementara itu, indeks Non Manufacturing PMI bulan Maret naik dari 29.6 menjadi 52.3.

Untuk bulan April 2020, diperkirakan indeks Manufacturing PMI China akan sedikit turun ke 51.0, sementara Non Manufacturing naik menjadi 52.8. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan berdampak positif pada mata uang AUD, CAD, dan NZD.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE