Menu

29-30 Juli 2020: FOMC Meeting, Inflasi Australia, Home Sales AS

Martin

Data berdampak hari ini adalah CPI Australia, Pending Home Sales, dan persediaan minyak AS. Besok ada Statement FOMC dan konferensi pers ketua The Fed Jerome Powell.

Rabu, 29 Juli 2020:

Tidak seperti negara-negara mata uang utama yang merilis data CPI setiap bulan, Biro Statistik Australia merilis data CPI total tiap kuartal, masing-masing dalam format quarter per quarter (q/q) dan quarter per year (q/y) atau inflasi tahunan. Meski relatif terlambat dibandingkan negara mata uang utama lainnya, rilis CPI Australia adalah salah satu indikator penting yang sangat diperhatikan RBA sebagai pertimbangan dalam menentukan suku bunga.

Kuartal pertama lalu, CPI total q/q naik 0.3%, lebih tinggi dari perkiraan naik 0.2%, tetapi menjadi yang terendah dalam setahun terakhir. Sementara itu, inflasi tahunan (q/y) naik 2.2%, tertinggi sejak kuartal ketiga tahun 2014. Naiknya inflasi tahunan disebabkan oleh meningkatnya harga makanan, pakaian, dan rumah. Untuk kuartal kedua tahun 2020, diperkirakan CPI total q/q akan turun 2.0% (atau -2.0%), dan q/y akan turun 0.4%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan AUD menguat.

 

Data ini mengukur persentase perubahan penjualan rumah yang sudah deal (dalam bentuk kontrak jual-beli), tetapi transaksinya belum final atau masih tertunda. Meski dirilis seminggu setelah Existing Home Sales, data ini tetap bisa dianggap sebagai leading indicator bagi pasar perumahan AS karena kontrak jual-beli telah ditandatangani beberapa minggu sebelumnya sehingga. Rilis data berupa persentase perubahan dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya (year over year atau y/y), dan yang dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau month over month (m/m).

Bulan Mei lalu, Pending Home Sales AS turun 5.1% y/y, lebih tinggi dari perkiraan turun 16.2%, dan menjadi yang tertinggi dalam 3 bulan terakhir. Dalam basis m/m, Pending Home Sales naik 44.3%, jauh lebih tinggi dari perkiraan naik 18.9%, dan merupakan rekor persentase kenaikan tertinggi. Kenaikan tersebut dipicu oleh meningkatnya jumlah kontrak penjualan di hampir semua negara bagian.

Untuk bulan Juni 2020, diperkirakan Pending Home Sales y/y akan turun 1.0%, sementara data m/m akan naik 15.6%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan USD.

 

Data ini dirilis tiap minggu oleh Energy Information Administration (EIA) AS, dan disebut juga dengan Crude Stocks atau Crude Levels yang mengukur perubahan jumlah persediaan minyak mentah (dalam satuan barrel) untuk industri di AS. Meski indikator ini dirilis oleh AS, tapi bisa berdampak juga pada CAD mengingat impor sebagian minyak mentah AS berasal dari Kanada. Indikator ini juga akan mempengaruhi harga minyak di AS dan akan berdampak pada tingkat inflasi.

Minggu lalu, persediaan minyak untuk industri bertambah 4.89 juta barel, jauh lebih tinggi dari perkiraan berkurang 2.10 juta barel, dan lebih tinggi dari minggu sebelumnya yang berkurang 7.49 juta barel. Untuk minggu ini, persediaan minyak diperkirakan bertambah 1.00 juta barel. Jika hasil rilis lebih tinggi dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung melemah karena diasumsikan permintaan akan berkurang. Namun jika rilis data lebih rendah dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung menguat karena diasumsikan permintaan akan meningkat.

Namun demikian, persediaan minyak di AS hanya salah satu faktor yang menggerakkan harga minyak dunia. Yang paling berdampak adalah kebijakan negara-negara penghasil minyak mengenai kuota produksi, pernyataan pejabat negara penghasil minyak, dan situasi politik di Timur Tengah. Rilis data persediaan minyak di AS tidak bisa dipastikan akan selalu mempengaruhi harga minyak dunia.

 

Kamis, 30 Juli 2020:

FOMC memberikan statement mengenai kebijakan moneter rata-rata 8 kali dalam setahun, bersamaan dengan pengumuman suku bunga. Penentuan suku bunga dilakukan dengan cara voting, dan hasil voting secara individu serta komentar-komentarnya dimuat dalam statement FOMC yang dirilis seusai meeting. Selain suku bunga, pernyataan juga berisi mengenai kebijakan lainnya dan perkiraan kondisi ekonomi di waktu mendatang yang bisa mempengaruhi kebijakan bank sentral.

Pada meeting terakhir tanggal 10-11 Juni lalu, The Fed mempertahankan suku bunga pada level +0.00% hingga +0.25%. Tingkat suku bunga ini adalah rekor terendah sejak tahun 1971. Para pejabat bank sentral menegaskan kembali bahwa mereka akan menggunakan berbagai instrumen untuk mendukung perekonomian AS dalam masa pandemi COVID-19.

Tingkat suku bunga diproyeksikan tetap pada level saat ini hingga 2022. Pada proyeksi ekonomi, GDP untuk tahun ini diperkirakan mengalami kontraksi hingga 6.5%, tingkat pengangguran naik menjadi 9.3%, sementara PCE inflation diestimasi turun menjadi 0.8%. Bank sentral juga menegaskan akan terus meningkatkan pembelian obligasi.

Pada meeting hari ini, diperkirakan The Fed masih akan mempertahankan suku bunga acuan pada level +0.00% hingga +0.25%. Meski demikian, kemungkinan akan penambahan stimulus juga terbuka. Pelaku pasar akan menunggu pernyataan Jerome Powell dalam konferensi pers untuk konfirmasinya. Statement meeting hari ini bisa dibaca di sini.

 

Perhatian pelaku pasar akan tertuju pada keterangan Powell mengenai kemungkinan penambahan stimulus dan prospek suku bunga. Jika pernyataan dan komentar Powell dianggap hawkish, maka USD akan menguat. Namun apabila pernyataannya dianggap dovish, USD akan cenderung melemah. Konferensi pers Jerome Powell bisa dipantau di sini.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE