Menu

3 April 2019: ADP Non Farm AS, Services PMI Inggris, Trade Australia

Martin

Data berdampak hari ini adalah ADP Non Farm AS, Services PMI Inggris dan China, ISM Non Manufacturing AS, serta perdagangan Australia.

Rabu, 3 April 2019:

Data yang dirilis oleh Biro Statistik Australia ini mengukur perbedaan total nilai impor dan ekspor dalam periode waktu satu bulan. Jika nilai total ekspor lebih besar dari nilai total impor, maka neraca perdagangan mengalami surplus. Sebaliknya jika nilai total impor lebih besar dari ekspor, maka perdagangan mengalami defisit.


Bulan Januari lalu, neraca perdagangan Australia mencapai rekor surplus tertinggi, yaitu sebesar AUD4.55 miliar, jauh lebih tinggi dari perkiraan surplus AUD2.85 miliar. Pada bulan Januari 2019, ekspor dalam basis bulanan melonjak 5% ke AUD39.94 milliar, sementara impor naik 3% ke AUD35.39 miliar.

Untuk bulan Februari 2019, diperkirakan perdagangan Australia akan kembali surplus sebesar AUD3.71 miliar. Surplus yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan AUD menguat.

 

Indeks Caixin Services PMI yang dirilis oleh Markit ini adalah estimasi yang dibuat berdasarkan hasil survei terhadap 400 purchasing manager di seluruh China, mengenai kondisi ekonomi dan bisnis saat ini. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran prospek perekonomian ke depan.

Parameter yang disurvei adalah produksi, new orders, harga, pengiriman, persediaan, dan tenaga kerja. Indeks ini sering dianggap sebagai leading indicator. Angka rilis di atas 50.0 menunjukkan aktivitas sektor manufaktur sedang tinggi, sedangkan rilis dibawah angka 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.


Sejak Mei 2014, indeks PMI sektor jasa di China selalu berada di atas angka 50.0. Bulan Februari 2019 lalu, indeks berada pada angka 51.1, lebih rendah dari perkiraan 53.5, dan menjadi yang terendah dalam 4 bulan terakhir. Untuk bulan Maret 2019, PMI jasa China diperkirakan berada pada angka 52.3. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan mendukung penguatan AUD dan NZD, karena Australia dan Selandia Baru merupakan dua negara yang menjadikan China sebagai tujuan ekspor utama.

 

Indeks Services PMI Inggris yang dirilis oleh Markit ini dibuat berdasarkan survei terhadap sejumlah purchasing manager di seluruh Inggris mengenai kondisi ekonomi dan bisnis saat ini. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran prospek perekonomian ke depan. Indeks PMI untuk sektor jasa didasarkan pada 5 indikator utama, yaitu: produksi, ketersediaan produk, aktivitas pengiriman, jumlah pesanan, dan jumlah tenaga kerja. Angka indeks di atas 50.0 menunjukkan aktivitas sektor jasa sedang tinggi, sementara di bawah 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.


Bulan Februari lalu, indeks Services PMI naik ke angka 51.3, lebih tinggi dari perkiraan 50.0, dan merupakan yang tertinggi dalam 4 bulan terakhir. Untuk bulan Maret 2019, diperkirakan indeks akan berada pada angka 51.0. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan GBP menguat.

 

Indikator ini disebut juga dengan ADP Jobs Report atau ADP Employment Report. Data yang dibuat oleh Automatic Data Processing, Inc. (ADP) ini didasarkan pada hasil riset tenaga kerja di luar sektor pertanian, yang dilakukan oleh ADP Research Institute dan Moody’s Analytics. ADP Jobs Report dianggap sebagai indikator awal data Non-Farm Payrolls (NFP) dari biro statistik tenaga kerja AS yang akan dirilis Jumat mendatang. Meski versi ADP ini bisa berdampak, tapi pengaruhnya tidak sebesar dampak rilis NFP.


Bulan Februari lalu, perkiraan dari ADP untuk jumlah jobs di AS bertambah 183,000, lebih rendah dari perkiraan bertambah 190,000 jobs, dan menjadi yang terendah dalam 3 bulan terakhir. Pertambahan tenaga kerja diperkirakan terjadi pada tenaga profesional dan bisnis, sektor manufaktur, keuangan, informasi, pendidikan, kesehatan, informasi, perdagangan, dan transportasi.

Untuk bulan Maret 2019, diperkirakan jumlah jobs di AS versi ADP Report akan bertambah 184,000 jobs . Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Indikator ini dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM) yang khusus dibuat untuk AS. Di AS, indikator ini lebih berdampak dari indeks Services PMI yang dirilis Markit. Dibuat berdasarkan survei terhadap 400 purchasing manager di AS mengenai kondisi bisnis di luar sektor manufaktur, ISM Non Manufacturing PMI bertujuan memperoleh gambaran prospek perekonomian AS ke depan. Angka rilis di atas 50.0 menunjukkan ekspansi di sektor jasa, sedangkan di bawah angka 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.


Bulan Februari lalu, indeks ISM Non Manufacturing PMI melonjak ke angka 59.7, lebih tinggi dari perkiraan 57.4, dan merupakan yang tertinggi dalam 3 bulan terakhir. Pada bulan Februari 2019, indeks business activity, new orders, dan employment mengalami kenaikan.

Untuk bulan Maret 2019, diperkirakan indeks ISM Non Manufacturing akan turun ke 58.1. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE