Menu

3 Juni 2022: Non Farm Payrolls Dan ISM Non Manufacturing AS

Martin

Data berdampak hari ini adalah Non Farm Payrolls, upah, tingkat pengangguran, serta indeks non manufaktur AS versi ISM.

Jumat, 3 Juni 2022

Data Non-Farm Payrolls (NFP) yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengukur perubahan jumlah tenaga kerja di luar sektor pertanian selama periode sebulan. Data ini merupakan indikator awal bagi pengeluaran konsumen dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan, dan menjadi bahan pertimbangan penting bagi The Fed dalam menentukan tingkat suku bunga.

Bulan April lalu, NFP bertambah 428,000 jobs, lebih tinggi dari perkiraan bertambah 390,000 jobs, dan sama dengan bulan sebelumnya (terendah dalam 7 bulan terakhir). Penambahan lapangan pekerjaan terbanyak ada pada sektor jasa, transportasi, dan manufaktur. Sementara itu, sektor pendidikan dan kesehatan mengalami kontraksi.

Untuk bulan Mei 2022, diperkirakan NFP akan bertambah 325,000 jobs. Perkiraan dari Automatic Data Processing Inc.(ADP) yang dirilis tanggal 2 Juni kemarin menunjukkan penambahan 128,000 jobs. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.


Data ini dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS setiap bulan dan mengukur perubahan upah rata-rata per jam (Average Hourly Earnings) di luar industri pertanian. Rilis data berupa persentase perubahan rata-rata upah dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Upah dikaitkan dengan besaran inflasi guna memperkirakan tingkat biaya hidup, sehingga The Fed selalu memperhatikan data upah rata-rata per jam sebagai pertimbangan untuk menentukan suku bunga acuan.

Bulan April lalu, upah rata-rata per jam di AS naik 10 Sen USD atau 0.3%, lebih rendah dari perkiraan naik 0.4%, tetapi lebih rendah dari bulan sebelumnya yang naik 0.5%. Dalam basis tahunan (y/y), data ini naik 5.5%, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang naik 5.6%.

Untuk bulan Mei 2022, diperkirakan upah rata-rata per jam m/m akan naik 0.4%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Indikator ini mengukur persentase total tenaga kerja produktif yang sedang tidak bekerja dan aktif mencari pekerjaan. Meski dianggap sebagai indikator lagging, tetapi jumlah pengangguran berdampak pada pengeluaran konsumen, jumlah tenaga kerja, dan tingkat kepercayaan.

Bulan April lalu, tingkat pengangguran di AS tetap pada angka 3.6%, lebih tinggi dari perkiraan 3.5%, dan sama dengan bulan sebelumnya. Tingkat pengangguran ini adalah yang terendah sejak Februari 2020 (sebelum pandemi COVID-19 melanda AS). Sementara itu, tingkat partisipasi bulan April berada pada angka 62.2%, terendah dalam 3 bulan terakhir.

Untuk bulan Mei 2022, diperkirakan tingkat pengangguran akan turun menjadi 3.5%, sedangkan tingkat partisipasi akan naik menjadi 62.3%. Hasil rilis tingkat pengangguran yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Disebut juga dengan ISM Services PMI, indikator ini dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM) yang khusus dibuat untuk AS. Di AS, indikator ini lebih berdampak dari indeks Services PMI yang dirilis Markit. Data dibuat berdasarkan survei terhadap 400 purchasing manager di AS mengenai kondisi bisnis di luar sektor manufaktur. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran prospek perekonomian AS ke depan.

Angka rilis di atas 50.0 menunjukkan ekspansi di sektor jasa, sedangkan di bawah angka 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.

Bulan April lalu, ISM Non Manufacturing PMI turun menjadi 57.1, lebih rendah dari perkiraan 58.5, dan lebih rendah dari bulan sebelumnya yang 58.3. Indeks new orders dan tenaga kerja mengalami penurunan, sementara indeks produksi mengalami kenaikan.

Untuk bulan Mei 2022, diperkirakan indeks akan kembali turun menjadi 56.5. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE